
![]() |

Makhluk
hidup dan lingkunagn fisiknya selalu saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Masing-masing secara terus-menerus berpengaruh
terhadap yang lain. Hubungan yang terus-menerus antara komunitas makhluk hidup
dan lingkungan fisiknya dapat menimbulkan suatu
kesatuan organisasi kehidupan yang disebut ekosistem.
KOMPETENSI INTI
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KOMPETENSI DASAR
3. 9
Menganalisis informasi/ data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua
interaksi yang berlangsung didalamnya.
INDIKATOR
·
Membedakan
istilah habitat, nisisa, populasi, komunitas, ekosistem, faktor biotik dan
abiotik.
·
Menjelaskan
proses suksesi berdasarkan hasil pengeamatan dalam kehidupan sehari-hari.
·
Mengaitkan
hubungan anatara tipe ekosistem dengan kondisi lingkungan biotik dan abiotik.
·
Membandingkan
piramida ekologi.
·
Mengatasi
masalah lingkungan dan menggunakan konsep rantai makanan.
·
Menjelaskan
aliran energi.
·
Memebuat
bagan daur biogeokimia (Karbon, Nitrogen, Sulfur dan Fosfor)
PETA KONSEP
![]() |
OUTLINE MATERI
1. Konsep
Ekosistem
1.1 Ekosistem
1.2 Individu
1.3 Populasi
1.4 Komunitas
1.5 Habitat
2. Komponen
Ekosistem
2.1 Komponen
Biotik
2.2 Komponen
Abiotik
2.2.1
Suhu
2.2.2
Cahaya
2.2.3
Air
2.2.4
Kelembapan
2.2.5
Udara
2.2.6
Garam-garam Mineral
2.2.7
Tanah
2.2.8
Topografi
3. Interaksi
Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
3.1 Interaksi
Antar-Indivicu Membentuk Populasi
3.2 Interaksi
Antar-Populasi Membentuk Komunitas
3.2.1
Predasi
3.2.2
Kompetisi
3.2.3
Simbiosis
3.2.3.1 Parasitisme
3.2.3.2 Komensalisme
3.2.3.3 Mutualisme
3.3 Interaksi Antara
Komunitas dengan Komponen
Abiotik Membentuk
Ekosistem
3.4 Interaksi
Antar-Ekosistem Membentuk Biosfer
4. Aliran
Energi
4.1 Produsen
4.2 Konsumen
4.3 Dekomposer
5. Tipe-tipe
Ekosistem
5.1 Ekosistem
Akuatik
5.1.1
Air Tawar
5.1.2
Laut
5.1.3
Estuari
5.1.4
Pantai Batu
5.1.5
Terumbu Karang
5.1.6
Laut Dalam
5.2 Ekosistem
Terestial
5.2.1
Hutam Musim
5.2.2
Padang Rumput
5.2.3
Gurun
5.2.4
Taiga
5.2.5
Tundra
5.2.6
Hutan Hujan Tropik
5.2.7
Savana
5.3 Ekosistem
Buatan
5.3.1
Sawah
5.3.2
Waduk
5.3.3
Perkebunan
6. Rantai
Makanan
7. Jaring-jaring
Makanan
8. Piramida
Ekologi
8.1 Piramida
Jumlah Individu
8.2 Piramida
Biomasa
8.3 Piramida
Energi
9. Daur
Biogeokimia
9.1 Daur
Nitrogen
9.2 Daur
Karbon dan Oksigen
9.3 Daur
Air/ Hidrologi
9.4 Daur
Belerang (Sulfur)
9.5 Daur
Fosfor
10. Suksesi
dan Klimaks
10.1 Suksesi
Primer
10.2 Suksesi
Sekunder
EKOSISTEM
1.
Konsep Ekosistem
Hubungan timbal
balik antara makhluk
hidup dengan makhluk
hidup lain, serta dengan
benda tak hidup
di lingkungannya, membentuk
ekosistem. Ekosistem merupakan salah satu bidang kajian yang dipelajari
dalam cabang biologi, yaitu ekologi. Ekologi(Yunani, oikos= rumah; logy = ilmu,
berasal dari kata logikos = masuk akal)
adalh ilmu yang
mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk
hidup lain dan dengan lingkungan
fisik. Hal tersebut diungkapkan
oleh ahli zoology Jerman, Ernst Haeckel (1866).
Ekologi merupakan cabang
ilmu yang masih relative baru, yang baru muncul pada tahun
70-an. Akan tetapi,
ekologi mempunyai pengaruh
yang besar terhadap cabang
biologi lainnya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup
dapat mempertahankan kehidupannya
dengan mengadakan hubungan antarmakhluk hidup
dan dengan benda
tak hidup di
dalam hidupnya atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari
hal-hal berikut:
- Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain dan ke dalam lingkungannya dan factorfaktor yang menyebabkannya.
- Perubahan populasi suatu spesies pada waktu yang berbeda dan factor-faktor yang menyebabkannya.
- Terjadinya hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen yang
menyusun lingkungan dapat
dibedakan menjadi komponen abiotik (benda tak hidup) dan biotik
(makhluk hidup).
![]() |
2.
Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri
atas dua komponen
utama, yaitu komponen
biotik dan komponen abiotik.
A.
Komponen Biotik
Komponen biotikmeliputi
komunitas makhluk hidup. Setiap makhluk hidup dalam ekosistem menempati suatu
tempat hidup yang spesifik. Tempat hidup yang
spesifik tersebut dikenal
dengan istilah habitat (Latin,
habitare = bertempat tinggal). Setiap
makhluk hidup yang
memiliki peran khusus
di dalam habitatnya. Peran
atau cara hidup
yang khusus dari
setiap makhluk hidup di dalam
habitatnya disebut relung ekologi (nisia).
Sekelompok makhluk hidup dari spesies yang sam pada waktu yang sama disebut populasi. Misalnya,
rerumputan di halaman
rumah (populasi rumput) atau sekawanan sapi di lapangan
(populasi sapi). Populasi dapat berubah setiap saat. Perubahan
populasi dipengaruhi oleh
factor kelahiran, kematian,
dan migrasi.
Beberapa populasi
yang berbeda dari
tumbuhan dan hewan
yang hidup bersama di
lingkungan tertentu akan membentuk
komunitas. Di dalam ekosistem terdapat beberapa macam,
komunitas, misalnya, komunitas kolam, komunitas hutan, dan komunitas pantai.
B.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi
benda-benda tak hidup.
1)
Suhu
Suhu atau temperature adalah
derajat energi panas. Sumber utama energi panas adalah radiasi matahari. Suhu
merupakan komponen abiotik di udara, tanah,
dan air. Suhu
sangat diperlukan oleh
setiap makhluk hidup, berkaitan dengan
reaksi kimia yang
terjadi dalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup memerlukan enzim.
Kerja suatu enzim dipengaruhi
oleh suhu tertentu.
2)
Cahaya
Cahaya merupakan
salah satu energi
yang bersumber dari
radiasi matahari. Cahaya matahari
terdiri dari beberapa
macam panjang gelombang. Jenis
panjang gelombang, intensitas
cahaya, dan lama penyinaran cahaya
matahari berperan dalam
kehidupan organisme. Misalnya, tumbuhan
memerlukan cahaya matahari
dengan panjang gelombang tertentu
untuk proses fotosintesis.
3)
Air
Air terdiri
dari molekul-molekul H2O. air
dapat berbentuk padat, cair, dan gas.
Di alam, air
dapat berbentuk padat, misalnya es dan
kristel es (salju), serta berbentuk gas
berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat siperlukan oleh
makhluk hidup karena
sebagian besar tubuhnya mengandung air.
4)
Kelembapan
Kelembapan merupakan salah
satu komponen abiotik
di udara dan tanah. Kelembapan di
udara berarti kandungan
uap air di
udara, sedangkan kelembapan di
tanah berarti kandungan
air dalam tanah.
Kelembapan diperlukan oleh makhluk
hidup agar tubuhnya
tidak cepat kering
karena penguapan. Kelembapan yang
diperlukan setiap makhluk hidup berbedabeda. Sebagai contoh, jamur dan
cacing memerlukan habitat yang sangat lembab.
5)
Udara
Udara terdiri dari berbagai macam
gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%), dan
gas-gas lain. Nitrogen diperlukan makhluk
hidup untuk membentuk
protein. Oksigen digunakan makhluk hidup
untuk bernapas. Karbon
dioksida diperlukan tumbuhan
untuk fotosintesis.
6)
Garam-garam
mineral
Garam-garam mineral antara lain
ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium, dan
natrium. Komposisi garam
mineral tertentu menentukan sifat
tanah dan air. Contohnya
kandungan ion-ion hydrogen
menentukan tingkat keasaman,
sedangkan kandungan ion natrium dan klorida di air menentukan tingkat salinitas
(kadar garam). Tumbuhan
mengambil garam-garam mineral
(unsure hara) dari tanah dan air untuk proses fotosintesis.
7)
Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan
batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik.
Tanah memiliki sifat, tekstur, dan kandungan
garam mineral tertentu.
Tanah yang subur
sangat diperlukan oleh organisme
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik
pada tanah yang subur.
8)
Topografi
Topografi artinya
tinggi rendahnya permukaan
bumi di suatu
daerah. Topografi berkaitan dengan
kelembapan, cahaya, suhu,
serta keadaan tanah di
suatu daerah. Interaksi
berbagai factor itu
membentuk lingkungan yang khas.
Sebagai contoh, keanekaragaman hayati
di daerah perbukitan berbeda
dengan di derah
datar. Organisme yang
hidup di derah yang
berbukit berbeda dengan
di daerah datar.
Topografi juga mempengaruhi
penyebaran makhluk hidup.
3.
Interaksi Makhluk Hidup
dengan Lingkungannya
Antara makhluk hidup yang
satu dengan yang lain terjadi hubungan, baik antara sesame
spesies maupun antarspesies, baik
antara komponen biotik maupun antara komponen abiotik.
Hubungan timbal balik dikenal pula dengan istilah interaksi,
atau interaksi. Dalam
bagian ini, akan
dibahas mengenai interaksi
antar-individu, antar-populasi, antara komunitas dan faktor biotik, dan
interaksi antar ekosistem.
A.
Interaksi Antar-Individu
Membentuk Populasi

Suatu pupolasi dapat
dikenali dengan adanya ciri-ciri:
·
Memiliki
kesamaan morfologi
·
Memeiliki
kesamaan fungsi fisiologi
·
Dapat
melakukan perkawinan silang
·
Dapat
menghasilkan keturunan yang fertile
Dengan demikian, populasi memiliki sifat dapat tumbuh dan
berkembang, dari populasi berukuran
kecil menjadi populasi
yang berukuran besar. Sebaliknya,
karena alasan-alasan tertentu (misalnya,diburu, terkena penyakit, bencana
alam), ukuran populasi bisa menjadi lebih kecil dari semula.
Semakin besar populsi,
semakin banyak kebutuhan makanannya. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen,
air, dan ruangan. Antarindividu tersebut akan terjadi persaingan
atau kompetisi untuk
memenuhi kebutuhan oksigen, air, makanan,
ruangan, dan cahaya
matahari. Oleh karena
itu, ledakan populasi akan
akan menimbulkan persaingan
dan persaingan menimbulkan
masalah lingkungan.
Populasi dapat
bertambah atau berkurang,
tergantung dari kondisi lingkungannya. Pada
musim hujan, populasi
rumput meningkat. Sebaliknya, pada
musim kemarau, populasinya menurun. Banyaknya individu dalam populasi dapat dihitung
sehingga dapat diketahui
ukuran populasi per
satuan luas. Banyaknya individu
per satuan luas disebut kepadatan populasi atau kerapatan populasi. Misalnya,
kepadatan populasi pohon kelapa 3 pohon / 10.000 m2.
B.
Interaksi Antar-Individu
Membentuk Komunitas
Interaksi antara
populasi yang satu
dengan yang lain
dalam suatu areal tertentu membentuk
komunitas. Contoh komunitas
adalah komunitas hutan hujan tropik
yang di dalamnya
terdapat berbagai populasi
tumbuhan, reptilian, burung, mamalia, mikroorganisme, cacing moluska.
Interaksi antarmakhluk
hidup biasanya akan membentuk hubungan khusus yang berpengaruh
secara nyata terhadap
persebaran dan kepadatannya. Beberapa kategori umum tentang
interaksi dan hasil akhir yang didapat oleh makhluk hidup yang terlibat dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Kemungkinan
interaksi beberapa makhluk hidup dalam sebuah komunitas
Macam
Interaksi
|
Makhluk
Hidup 1
|
Makhluk
Hidup 2
|
Kmpetisi
|
Dirugikan
|
Dirugikan
|
Predasi
|
Diuntungkan
|
Dirugikan
|
Parasitisme
|
Diuntungkan
|
Dirugikan
|
Komensalisme
|
Diuntungkan
|
Tidak
Berpengaruh
|
Mtualisme
|
Diuntungkan
|
Diuntungkan
|
Ada beberapa
macam interaksi antarsesama
makhluk hidup. Interaksi tersebut dapat
terjadi, baik antarindividu
dalam populasi ataupun antarindividu berbeda populasi atau
barbeda jenis (spesies). Bentuk interaksi tersebut dapat
berupa saling merugikan,
saling menguntungkan, atau
hanya salah satu saja
yang diuntungkan. Berkut ini
adalah beberapa bentuk interaksi antarspesies dalam suatu
komunitas.
1)
Kompetisi
Kompetisiadalah bentuk interaksi
dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua
makhluk hidup tersebut
mengalami kerugian. Kebutuhan
hidup yang sering diperebutkan
tersebut, antara lain makanan,
tempat berlindung, tempat
bersarang, sumber air, dan pasangan untuk kawin.
Bentuk kompetisi yang terjadi
dapat berupa kompetisi intraspesifik, yaitu kompetisi di antara
anggota spesies yang sama dan kompetisi
interspesifik, yaitu
kompetisi di antara
anggota yang berbeda
spesies, persaingan antarindividu dalam
spesies penting arinya
untuk mengatur populasi
spesies tersebut.
2)
Predasi
Di dalam
sebuah interaksi antarmakhluk
hidup terdapat hubungan satu spesies memakan
yang lain. Dalam
hal ini, konsumernya
disebut predator, sedangkan
spesies yang dimakan
dikenal sebagai mangsa. Predator
(Latin, praeda = mangsa) adalah
makhluk hidup yang
memperoleh sumber-sumber yang diperlukan
dengan memakan makhluk
hidup lain. Jika
yang dimangsa adalah produser,
maka bentuk interaksi
itu disebut herbivori, sedangkan hewan yang memakan produser disebut
herbivor.
3)
Simbiosis
Hubungan yang dekat antara dua
spesies makhluk hidup berbeda disebut simbiosis yang berarti hidup
bersama. Interaksi simbiotik
meliputi bentuk parasitisme,
komensalisme, dan mutualisme.
a)
Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk
interaksi yang dapat
menyebabkan satu pihak mendapat
keuntungan, sedangkan pihak
yang lain menderita
kerugian. Suatu parasit dapat
memperoleh makanan atau
sumber-sumber yang diperlukan
dari tubuh makhluk hidup lain, disebut inang atau hospes.
Selain menggunakan
inang sebagai sumber
nutrisi beberapa parasit
juga menggunakan inang mereka
untuk perlindungan bagi
predator yang akan memangsanya. Contohnya, kehidupan ikan
mutiara pada timun laut.
b)
Komensalisme
Komensalismemerupakan bentuk
interaksi yang menyebabkan
satu pihak mendapatkan keuntungan,
sedangkan yang lain
tidak terpengarug (tidak diuntungkan maupun
dirugikan). Contoh interaksi
komensalisme adalah kehidupan
ikan remora dengan hiu.
c)
Mutualisme


Salah satu ciri dari komunitas
adalah adnya keanekaragaman spesies dan pola penyebarannya. Sekin beraneka
ragam spesies penyusun suatu komunitas, semakin
tinggi organisasinya, dan
ini berarti semakin
dewasa komunitas tersebut. Komunitas
yang demikian itu
biasanya lebih stabil.
Dalam arti, komunitas mampu memulihkan
diri apabila mandapatkan
“gangguan”, asalkan masih
dalam batas toleransi.
Gangguan itu berupa
penambahan atau pengurangan
materi atau energi. Komunitas yang mampu memulihkan dirinya dikatakan memiliki daya lentingyang
tinggi.
C.
Interaksi Antara
Komunitas dengan Komponen Abiotik Membentuk Ekosistem
Interaksi antara
komunitas dengan faktor
abiotik membentuk suatu system
yang dikenal sebagai
lingkungan atau ekosistem.
Interaksi tersebut dapat
berupa proses memakan
dan dimakan sehingga
terjadi pemanfaatan energi dan
daur ulang materi.
Luas ekositem
itu tidak dapat
ditentukan. Ada ekosistem
sawah yang cukup luas
dan ada pula
ekosistem lautan yang
sangat luas. Jadi,
luas sempitnya ekositem tidak
dapat ditentukan secara
pasti. Bahkan, seluruh permukaan bumi
beserta segala makhluk
hidup di dalamnya
yang disebut sebagai biosfer, dapat dipandang sebagai ekosistem raksasa.
D.
Interaksi Antar-Ekosistem
Membentuk Bisfer
Di permukaan bumi, mulai
dari dasar samudera hingga puncak pegunungan yang tinggi
serta beberapa ratus
meter lapisan udara
di atasnya, terdapat berbagai macam
ekosistem yang saling berinteraksi.
Ini merupakan lapisan permukaan bumi
yang dihuni organisme
yang saling berinteraksi. Lapisan permukaan bumi ini
dikenal sebagai biosfer atau ekosfer.
Bumi merupakan
satu kesatuan sebagai
hasil dari interaksi
berbagai faktor penyusun yang
terdapat di dalamnya.
Oleh karena itu,
para pakar lingkungan prihatin dengan pencemaran, perusakan, dan
perubahan iklim yang terjadi akibat kegiatan
manusia. Jika ekosistem
di bumi mengalami kerusakan, maka akibat kerusakan
itu akan berangkai karena antar-komponen terjadi interaksi
sebagaimana diuraikan sebelumnya.
Umat manusiasendiri akan terancam
kelestariannya.
4.
Aliran Energi
Setiap makhluk
hidup memerlukan energi
untuk kelangsungan hidupnya. Misalnya, untuk
tumbuh, bereproduksi, dan
bergerak. Dalam pemenuhan kebutuhan energi tersebut terjadi
hubungan saling ketergantungan energi di
antara makhluk hidup
yang berbeda. Dalam
hal ini, ada
makhluk hidup yang berperan sebagai produser, konsumer,
atau dekomposer.
A.
Produser
Produsermerupakan makhluk
hidup yang mampu menangkap energi cahaya matahari untuk
kegiatan fotosintesis sehingga
dapat menghasilkan materi organic yang
berasal dari materi
anorganik. Contoh produser
adalah tumbuhan hijau dan
makhluk hidup fotosintesis
lainnya. Melalui produser tersebut energi
yang berasal dari
matahari mengalir ke
makhluk hidup lainnya.
Banyaknya energi
cahaya yang dapat
diubah menjadi energi
kimia oleh produser disebut
produktivitas primer. Jumlah total produktivitas ini dikenal sebagai
produktivitas primer kotor (PPK).
Sebagian produk materi
organic tersebut digunakan sebagai bahan baker bagi respirasi
selularnya, sedangkan sebagian lagi disimpan di dalam tubuh tumbuhan. Bagian
materi organik yang disimpan itulah yang
dikenal sebagai produktivitas primer bersih(PPB). PPB merupakan keseimbangan
terhadap produktivitas primer kotor
dikurangi energi yang digunakan oleh produser untuk respirasi (Rs).
PPB = PPK – Rs
Perhatikan keseimbangn
reaksi antara fotosintesis dengan respirasi berikut.
Fotosintesis


Respirasi
Produktivitas primer
diwujudkan dalam istilah energi per satuan luas per satuan waktu
(J/m2/tahun) atau sebagai biomassa yang ditambahkan
ke ekosistem per satuan
luas per satuan
waktu (g/m2/tahun). Biomassa merupakan berat kering dari sejumlah
materi organic yang berada pada satu tingkat trofik kehidupan.
Selanjutnya, PBB dimanfaatkan
sebagai bahan pangan oleh consumer atau makhluk hidup heterotrof (manusia dan
hewan). Pada umumnya, consumen dan detritus
akan menyintesus kembali
materi organic yang
diperoleh dan menyimpannya di
dalm jaringan tubuh
dalam bentuk energi
kimia. Produk itulah yang disebut
dengan produktivitas sekunder.
B.
Konsemer
Konsumermerupakan makhluk
hidup yang memperoleh energi dalam bentuk materi organic.
Misalnya, dengan cara
memakan makhluk hidup
lainnya. Seluruh hewan tergolong consumer.
Berdasarkan tingkatnya,
consumer dapat dibedakan
atas konsumen primer, konsumen
sekunder, dan konsumen tersier.
Consumer primeratau herbivoreadalah consumer
yang secara langsung memakan tumbuhan. Consumer
sekunderatau karnivoradalah consumer yang memakan consumer
primer. Konsumer tersieratau
karnivor puncakadalah consumer yang
memakan konsumen sekunder.
Beberapa hewan ada yang
berperan sebagai karnivor pada suatu waktu dan herbivore pada
saat yang lain.
Hewan demikian disebut omnivor. Mereka dapat ditempatkan ke dalam tingkat
trofik berbeda bergantung pada materi yang
dimakan pada saat
itu. Produser dan berbagai
karnivor di dalam ekosistem dalam
pemenuhan kebutuhan makanan
dikenal dengan istilah tingkat trofik.
C.
Dekomposer
Dekomposer
(pengurai) merupakan makhluk
hidup yang memperoleh makanannya dengan cara menguraikan
senyawa-senyawa organik yang berasal dari
makhluk hidup yang
telah mati (bangkai).
Dalam hal ini,
decomposer berperan mengembalikan materi ke lingkungan abiotik dan
digunakan kembali oleh tumbuhan hijau. Contoh decomposer adalah jamur dan
bakteri.
D.
Detritivor

5.
Tipe-tipe Ekosistem
Pada umumnya,
dikenal tiga tipe
ekosistem utama, yaitu
ekosistem akuatik (air),
ekosistem terestrial (darat), dan ekosistem buatan.
A.
Ekosistem Akuatik
Ekosistem akuatik (perairan) adalah
tipe ekosistem yang
sebagian lingkungan fisiknya didominasi
oleh air. Ekosistem
akuatik dipengaruhi oleh
empat factor, yaitu
penetrasi cahaya matahari,
substrat, temperatur, dan jumlah material terlarut. Akan tetapi,
factor penentu utama dari ekosistem perairan
adalah jumlah garam terlarut di
dalam air. Jika perairan tersebut sedikit mengandung
garam terlaryt, maka
disebut ekosistem air tawar. Sebaliknya, jika
mengandung kadar garam
tinggi, maka disebut ekosistem laut.
1)
Air
Tawar
Ekosistem air tawar dibagi
menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar
lotik memiliki ciri
airnya berarus. Contohnya
adalah sungai. Organisme
yang hidup pada
ekosistem ini dapat menyesuaikan diri dengan arus air.
Produsen utama pada
ekosistem ini adalah
ganggang. Akan tetapi, umunya organisme lotik memakan
detritus yang berasal dari ekosistem darat di sekitarnya.
Ekosistem air tawar lentik
memiliki cirri airnya tidak berarus. Ekosistem air tawar lentik meliputi rawa
air tawar, rawa gambut, kolam, dan danau. Rawa didominasi oleh lumut Spaghnum.
Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah horizontal, yaitu litoral,
limnetik, dan profundal.
2)
Laut
Hampir 71% dari permukaan bumi tertutup oleh laut.
Rata-rata salinitas (kadar garam) laut
adalah 3%, tetapi angka ini bervariasi dari satu wilayah ke wilayah yang
lain sesuai dengan
kedalaman dan geografinya.
Salinitas tertinggi terdapat di
daerah tropis. Pada
daerah tropis suhu
yang tinggi menyebebkan laju
penguapan berlangsung cepat
sehingga salinitas laut menjadi tinggi. Contohnya, Laut Merah
memiliki salinitas 4%. Sebaliknya, pada geografi yang lebih tinggi, proses
penguapan berkurang sehingga salinitasnya rendah. Contohnya, Laut Baltik dengan
salinitas 0,7%.
3)
Estuari
Ekosistem estuary
terdapat pada wilayah
pertemuan antara sungai
dan laut atau disebut
muara sungai. Muara
sungai disebut juga
pantai Lumpur. Esturi mamiliki
cirri berair payau
dengan tingkat salinitas
di antarsa air tawar
dan laut. Vegetasi
didominasi oleh tumbuhan
bakau. Beberapa organisme laut
melakukan perkembangbiakan di wilayah
ini seperti ikan, udang, dan moluska yang dap-at dimakan.
4)
Pantai
Batu
Ekosistem pantai
batu tersusun dari
komponen abiotik, berupa batubatuan kecilmaupun bongkahan batu
yang besar. Pada ekosistem pantai batu terdapat
organisme seperti ganggang
Eucheuma dan Sargassum,
serta beberapa jenis moluska yang
dapat melekat di batu.
Ekosistem pantai batu antara lain
terdapat di Pantai
Selatan Jawa, Pantai
Barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
5)
Terumbu
Karang
Ekosistem terumbu
karang hanya dapat
tumbuh di dasar
perairan ynag jernih. Terumbu
karang terbentuk dari rangka hewan kelompok Coelenterata. Pada ekosistem
ini terdapat berbagai
jenis organisme laut
dari kelompok Porifera,
Coelenterata, ganggang, berbagai jenis ikan, serta udang. Ekosistem terumbu
karang antara lain terdapat di perairan Nusa Tenggara dan Maluku.
6)
Laut
Dalam
Ekosistem laut dalam merupakan
zona pelagic laut. Ekosistem ini berada pada kedalaman 76.000
m dari permukaan
laut, sehingga tidak
ada lagi cahaya matahari. Oleh
karena itu, produsen
utama di ekosistem
ini merupakan organisme
kemoautotrof.
B.

Ekosistem Terestial


Ekosistem terestrial(darat) adalah
suatu tipe ekosistem
yang sebagian besar lingkungan
fisiknya berupa daratan.
Ekosistem terrestrial memiliki bagian daerah
yang luas dengan
habitat dan komunitas
tertentu, disebut bioma.
1)
Hutam
Musim
Bioma daratan
yang berada di
belahan timur Amerika
Utara dikenal dengan bioma hutan
musimatau hutan gugur. Pemberian nama bioma tersebut adalah berdassarkan
ciri-ciri umum dari ekosistem atau berdasarkan vegetasi yang dominant.
Pada bioma hutan
musim ditemukan tumbuhan
bercirikan pohon keras seperti oak (Quercus
sp.), beach, dan maple (Acer saccharinum),
yang menggugurkan daunnya
pada musim gugur.
Adapun jenis hewan
yang menghuni bioma tersebut antara lain rusa, musang, dan salamander.
2)
Padang
Rumput
Di sebelah
barat dari hutan
musim di Amerika
Utara terdapat bioma padang rumput. Curah hujan bioma padang
rumput tidak banyak memberikan dukungan
bagi pertumbuhan tumbuhan.
Penyebabnya adalah pada
daerah tersebut terdapat aliran
sungai yang panjang
sehingga air tersedia
dalam jumlah yang besar.
Vegetasi dominan
dalam bioma padang rumput
adalh bermacam-macam spesies
rumput-rumputan. Hewan yang ditemukan di daerah tersebut antara lain bison,
anjing padang rumput, antelope, belalang, dan ular.
Soatu bioma yang mirip dengan sebutan
sabana. Sabanaadalah tipa bioma yang banyak teradapat di Amerika Selatan. Tumbuhannya
terdiri atas rumput dan pohon-pohon yang
menyebar. Tipe bioma
ini memiliki musim kering
dan musim basah.
3)
Gurun
Gurun terdapat di belahan bumi
sekitar 20° - 30° lintang utara dan lintang selatan. Curah
hujan di gurun rendah,
yaitu kurang dari
25 cm per
tahun. Kehidupan organisme di gurun beradaptasi dengan lingkungannya
yang kering. Vegetasinya terdiri dari
berbagai balukar akasia,
tumbuhan sukulen, dan kaktus.
Hewan yang banyak terdapat di
gurun antara lain belalang, buurung pemangsa serangga,
dan kadal. Umunya hewan-hewan
gurun melakukan kegiatan pada
malam hari (nokturnal). Contoh bioma gurun adalah gurun Gobi di Asia, gurun
Sahara di Afrika, dan gurun Anzo Borrego di Amerika.
4)
Taiga
Taiga terdapat
di wilayah utara
hutan gugur subtropics
dan juga di pegunungan tropis. Cirri iklim taiga adalah
musim dingin yang panjang. Hujan turun
hanya pada musim
panas. Taiga merupakan
hutan pinus (koifer)
yang selalu hijau. Taiga
terdapat di Amerika
Utara, juga pada
dataran tinggi di berbagai
wilayah. Hewan yang
hidup di taiga
antara lain beruang
hitam dan serigala.
5)
Tundra
Di sebelah
utara dari bioma
taiga terdapat suatu
wilayah yang dikenal sebagai bioma tundra. Karakteristik
bioma tundra sangat ekstrem, yaitu lama musim dinginnya lebih panjang daripada
musim panas. Dalam kondisi demikian sangat
sedikit ditemukan jenis
tumbuhan dan hewan
yang hidup di
sana. Tumbuhan yang terutama berupa lumut (liken), dan tumbuhan semusim
yang tumbuh cepat selama
musim tumbuh. Hewan yang
menghuni bioma tundra antara lain rusa kutub (karibu),
serigla, ajag, burung hantu salju, tikus, dan beberapa jenis serangga.
6)
Hutan
Hujan Tropik
Bioma hutan hujan tropikadalah
akhir dari spectrum iklim bioma tundra. Bioma hutan
hujan tropic, terutama
terdapat dekat ekuator di Amerika Selatan dan
Amerika Tengah, Afrika,
bagian selatan Asia,
serta pulau di kepulauan Pasifik. Bioma hutan hujan
tropic ditandai dengan suhu yang tinggi, hujan
turun hamper setiap
hari, dan memiliki
ribuan spesies tumbuhan
dan hewan. Tumbuhan tumbuh
subur dengan cabang-cabang
berdaun lebat sehingga membentuk
tudungatau kanopi.
7)
Savana
Savana terdapat di wilayah
sekitar khatulistiwa, dengan curah hujan lebih rendah daripada hutan hujan
tropis (sekitar 90 – 150 cm per tahun). Vegetasi savanna didominasi
oleh rumput dengan
semak dan pohon
yang tumbuh terpencar. Hewan
yang hidup di savana adalah
berbagai jenis serangga seperti belalang, kumbang, rayap,
herbivore, dan karnivora. Di Kenya (Afrika) terdapat savanna yang di dalamnya
hidup gajah, jerapah, zebra, dan singa. Di Indonesia, savana terdapat di
Sumbawa (NTB).
![]() |
![]() |
||
C.


Ekosistem Buatan



Ekosistem buatan
adalah ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh ekosistem
buatan misalnya bendungan, hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus, agroekosistem
berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi,
perkebunan sawit, perkebunan
kopi, serta pemukiman seperti ekosistem kota dan desa.
6.
Rantai Makanan

Aliran energi
kimia di dalam
ekosistem dapat diperlihatkan
melalui beberapa cara. Misalnya,
melalui rantai makanan dan
jaring-jaring makanan. Kedua cara
tersebut dapat memperlihatkan makhluk
hidup pemangsa dan dimangsa.
Akan tetapi, masing-masing
cara tersebut tidak
dapat memperlihatkan jumlah energi kimia yang dipindahkan.
7.
Jaring-jaring Makanan
Rantai makanan merupakan
gambarahn sederhana dari
proses makandimakan yang terjadi
di alam. Sebenarnya,
proses makan-dimakan yang terjadi di dalam ekosistem adalah proses
yang kompleks, dan apabila disusun secara lengkap akan diperoleh jarring-jaring
makanan.
Jarring-jaring makanan
memperlihatkan hubungan populasi
yang satu dengan populasi
yang lain. Jarring-jaring yang
menggambarkan hubungan makan-dimakan
itu terbentuk agar kelangsungan hidup tiap populasi terjamin. Semakin kompleks
jaring-jaring makanan, menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi
dan aliran makanan.
Hal inilah yang
mengakibatkan terjadinya kestabilan komunitas
dan kestabilanekosistem. Artinya,
jika salah satu populasi
spesies hilang, jaring-jaring
makanan masih tetap
berjalan. Coba bayangkan jika
jaring-jaring makanan itu sederhana. Jika salah satu populasi spesies hilang,
maka aliran energi
dan aliran makanan
di dalam ekosistem tersebut akan
kacau. Itulah pentingnya
keanekaragaman hayati yang berinteraksi dalam menjaga kestabilan
suatu komunitas.
8.
Piramida Ekologi
Telah diuraikan
sebelumnya bahwa di
dalam ekosistem alami,
jumlah produser yang berada di tingkat trofik I merupakan jumlah
terbesar. Jumlah consumer yang berada di
tingkat trofik II
lebih kecil, and
demikian seterusnya sehingga jumlah karnivor puncak merupakan jumlah
terkecil. Jika digambarkan akan berbentuk piramida dengan ujung yang semakin
meruncing. Piramida itu disebut piramida ekologi.


A.
Piramida Jumlah Individu
Piramida jumlah
menggambarkan jumlah individu
dalam populasi yang menempati tingkat
trofik tertentu. Sebagaimana
diuraikan di atas,
jumlah organisme yang menempati
trofik I memiliki
jumlah yang lebih
besar dibandingkan dengan organisme
yang menempati tingkat
trofik II. Jumlah organisme yang
menempati tingkat trofik
II juga lebih
besar dibandingkan dengan jumlah
organisme yang menempati
tingkat trofik III,
demikian seterusnya. Jadi, di dalam ekosistem normal, jumlah produser lebih banyak daripada konsumer
I (herbivor), dan
konsumer I lebih
banyak daripada konsumer II (karnivor).
Individu yang menempati puncak piramida jumlahnya paling sedikit.
Dalam membuat piramida
jumlah, kita menghitung
jumlah individu dalam populasi pada suatu waktu tertentu per m2.
B.
Piramida Biomasa
Biomassa adalah
berat total komponen biotik suatu
area tertentu pada suatu waktu tertentu. Biomassa tumbuhan
diukur dari berat akar, batang, dan daun
tumbuhan yang menempati
areal tertentu. Biasanya
dihitung sebagai berat
kering per m2 (g/m2). Piramida
biomassa dibuat berdasarkan
berat total populasinya
pada suatu waktu.
Untuk mengukur biomassa
seluruhnya, dilakukan dengan teknik
sampling (cuplikan) guna memperkirakan keseluruhannya. Jadi, untuk
menentukan biomassa hutan
yang luas dapat diambil
sebagian areal sebagai
sampel untuk memperkirakan
biomassa seluruhnya.
Piramida biomassa lebih
memberikan gambaran yang sesungguhnya tentang
aliran energi ekosistem.
Kelemahannya, piramida biomassa
hanya menggambarkan keadaan ekosistem dalam waktu tertentu.
C.
Piramida Energi
Piramida biomassa hanya menggambarkan keadaan ekosistem pada waktu tertentu. Untuk
dapat menggambarkan keadaan
ekosistem dalam jangka waktu
lebih lama, digunakan
piramida energi. Piramida
energi dapat memberikan gambaran
lebih akurat tentang
aliran energi pada
suatu ekosistem. Di dalam
ekosistem normal terjadi
penurunan energi akibat pemborosan energi.sebagaimana disinggung
sebelumnya, hanya sekitar
10% energi dari tingkat trofik sebelumnya yang termanfaatkan.
Piramida energi
menggambarkan banyaknya energi
yang tersimpan dalam bentuk senyawa organik yang dapat
digunakan sebagai bahan makanan. Energi yang
tersimpan itu dikenal
sebagai energi primer.
Energi itu disetarakan dengan mengubah
satuan berat kering
ke satuan energi
yang dinyatakan dalam kalori ayau
Joule. Dengan demikian, biomassa energi dinyatakan dalam kalori per m2
satuan waktu (kal/m2/tahun).
9.
Daur Biogeokimia
Pernahkah terlintas
dalam pikiranmu bahwa molekul zat
penyusus tubuh kita berasal dari
molekul hewan purba yang telah punah? Atau unsure
yang kita makan berasal
dari dalam tubuh kita sendiri
beberapa tahun sebelumnya? Hal
yang demikian mungkin terjadi
karena molekul dan unsur yang masuk ke dalam tubuh kita
menglami siklus di dalam ekosistem.
Siklus atau
daur unsur-unsur kimia
tersebut berputar melewati
tubuh makhluk hidup, tanah, dalam bentuk persenyawaan-persenyawaan
kimia. Jadi, daur materi atau
mineral ini berlangsung
di dalam ekosistem
(biosfer), mengalir melalui komponen
: biotik, abiotik, reaksi kimia, dan seterusnya. Oleh
karena itu, siklus
materi tersebut disebut
sebagai daur biogeokimia.
Daur biogeokimia terjadi
sejak munculnya makhluk hidup pertama kali di bumi. Daur
biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kahidupan. Makhluk hidup
dapat memperoleh zat-zat
dari lingkungannya, melakukan pertukaran zat,
serta membuang zat-zat
yang tidak berguna
ke lingkungannya. Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga
berhenti. Jadi, kelancaran daur biogeokimia penting bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup.
Daur biogeokimia yang
akan dibahas meliputi daur nitrogen,
daur karbon dan oksigen, daur belerang (sulfur), dan daur fosforus. Berikut
akan dibahas daur-daur tersebut satu per satu.
A.
Daur Nitrogen
Nitrogen diperlukan oleh
setiap organisme. Nitrogen merupakan salah satu unsur pembentuk
asam amino. Asam amino merupakan
persenyawaan pembentuk molekul protein. Protein merupakan senyawa yang
berguna sebagai penyusun tubuh, misalnya
otot, dan sebagai
penggiat reaksi-reaksi metabolisme
tubuh, misalnya enzim pencernaan untuk mencerna makanan.
Nitrogen diperlukan
tidak dalam bentuk unsure, melainkan dalam bentuk persenyawaan. Atmosfer
bumi mengandung ±79%
nitrogen. Petir menyebebkan nitrogen
di atmosfer bersenyawa
dengan oksigen membentuk nitrat
(NO3). Tumbuhan menyerap nitrat dari tanah untuk dijadikan protein. Ketika tumbuhan
dimakan consumer, nitrogen
berpindah ke tubuh
hewan. Urin, bangkai hewan, dan tumbuhan mati akan diuraikan oleh
pengurai menjadi ammonium dan
ammonia. Bakteri nitrit
Nitrosomonas mengubah ammonium menjadi nitrit. Selanjutnya, bakteri
nitrat Nitrobacter akan mengubah nitrit menjadi
nitrat. Peristiwa pengubahan
ammonium menjadi nitrit
dan nitrat disebut sebagai
nitrifikasi. Nitrat akan diserap lagi oleh tumbuhan. Ada pula bakteri yang
mampu mengubah nitrat atau nitrit
menjadi nitrogen bebas di udara. Prosesnya disebut sebagai denitrifikasi.
Pada umumnya, makhluk
hidup tidak mampu memanfaatkan nitrogen secara langsung dari
udara. Akan tetapi,
ada pula yang
dapat memanfaatkannya. Contohnya,
bakteri Rhizobium yang
bersimbiosis dengan kacang-kacangan (kelompok Leguminosae)
membentuk bintil akar dan mampu mengikat nitrogen dari udara.
Bakteri tersebut sangat
menguntungkan petani, karena
dapat menyediakan nitrogen
bagi tumbuhan inangnya dan
juga dapat menyuburkan tanah. Tanah yang kekurangan
bakteri Rhizobium dapat ditaburi dengan lagin, yaitu biakan
bakteri pengikat nitrogen
yang saat ini
sudah banyak diperjualbelikan.
B.
Daur Karbon dan Oksigen

Unsur C
(karbon) diserap tumbuhan
dalam bentuk CO2. tumbuhan tidak dapat menyerap
unsure C dalam
bentuk gula atau
zat tepung. Sebaliknya, hewan hanya
dapat memanfaatkan karbon
dalam bentuk persenyawaan organik. Unsure
C dan O
selalu terlibat dalam
proses respirasi dan fotosintesis, yaitu dalam bentok CO2
dan O2. Oleh karena itu, membahas daur karbon pada dasarnya juga
membahas daur oksigen.
Daur karbon ini diawali
oleh penyerapan CO2 oleh tumbuhan, dan dijadikan persenyawaan
organic, yaitu glukosa, melalui proses fotosintesis. Selanjutnya, glukosa disusun
menjadi amilum, kemudian
amilum diubah menjadi
senyawa gula yang lain, lemak, protein, dan vitamin. Pada proses
pernafasan tumbuhan, dihasilkan
lagi CO2 dan oksigen.
Dengan demikian, daur
karbon terpendek terjadi pada
tumbuhan-lingkungan-tumbuhan. Demikian pula daur oksigen.
Hewan mendapatkan karbon
setelah memakan tumbuhan. Kemudian, tubuh hewan
dan tumbuhan yang
mati diuraikan menjadi
karbon dioksida, air,
dan mineral oleh pengurai. Karbon dioksida yang terbentuk dilepaskan ke udara. Demikian seterusnya daur karbon itu
berlangsung. Daur karbon ini merupakan daur
karbon terpanjang yang
berlangsung melalui :
tumbuhan, hewan, pengurai, karbon dioksida di udara, tumbuhan.

C.
Daur Air
Air sangat
penting bagi makhluk
hidup karena air
berfungsi sebagai pelarut kation
dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotic sel, dan bahan
baku untuk fotosintesis.
Di dalam terjadi
daur air yang
dapat diuraikan sebagai berikut.

D.
Daur Belerang (Sulrfur)
Sulfur merupakan
unsure penyusun protein.
Tumbuhan mendapatkan belerang dari
dalm tanah dalam
bentuk sulfat (SO42-). Di
dalam tubuh tumbuhan, belerang
digunakan sebagai bahan penyusun protein.
Hewan dan manusia mendapatkan
belerang dengan jalan
memakan tumbuhan. Jika tumbuhan
dan hewan mati,
jasad renik akan
menguraikannya menjadi gas H2S,
atau menjadi SO2 dan SO42-.
Secara alami, belerang
terkandung di dalam tanah dalam
bentuk mineral tanah. Beberapa
gunung berapi, misalnya
Gunung Arjuno di
Jawa Timur, mengeluarkan belerang
yang kemudia ditambang menjdai batangan belerang. Selain itu, belerang di
udara juga berasal dari sisa pembakaran
minya bumi dan batu bara,
dalam bentuk SO2. gas SO2
banyak dihasilkan oleh
asap kendaraan dan pabrik.
Jika bereaksi dengan
uap air hujan,
gas tersebut berubah menjadi
sulfat, yang jatuh di tanah, sungai, atau lautan. Selanjutnya, sulfat dapat
dimanfaatkan oleh tumbuahn atau alga air.
E.
Daur Fosfor

Fosforus (P)
merupakan bahan pembentuk
tulang pada hewan.
Semua makhluk hidup memerlukan
fosforus untuk digunakan
sebagai pembentuk DNA, RNA,
protein, energi (ATP), dan senyawa organic lainnya. Daur fosforus terjadi
melalui proses berikut.
Di dalam uabuh,
terkandung fosfat organic yang dapat diserap tumbuhan. Tumbuhan dan hewan yang
mati, feses, dan urinnya akan terurai menghasilkan fosfat organic.
Oleh bakteri, fosfat
organic akan diubah
menjadi fosfat anorganik yang
dapat diserap tumbuhan. Demikianlah daur fosforus.
Di dalam air, juga
terjadi daur fosforus : yakni tumbuhan, hewan air, bakteri, fosfat anorganik.
Bagian tumbuhan yang jatuh ke dasar danau yang
dalam atau lautan dalam akan membentuk endapan fosforus (batuan
fosforus) yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali. Inilah
salah satu alasan
semakin kurusnya ekosistem air
dalam yang tidak mempunyai
arus air. Lautan yang memiliki arus air mengakibatkan
endapan fosforus teraduk dan menyuburkan ekosistem laut.
Penimbunan fosforus dapat terjadi
misalnya karena penumpukan
kotoran burung atau kelelawar.
Kotoran burung atau
kelelawar ini dapat
dijadikan pupuk guano yang mengandung fosforus tinggi.
10.
Suksesi dan Klimaks
Ekosistem tidak
diam dan statis,
melainkan selalu berubah
(dinamis). Ekosistem tumbuh dari
komunitas sederhana menuju
ke komunitas yang kompleks. Selama pertumbuhan itu
terjadi pergantian jenis-jenis
organisme yang dominant atau
menguasai. Pertumbuhan dominasi
itu dikenal sebagai suksesi. Suksesi terus berlangsung
hingga tercapai suatu klimaks atau bioma. Suatu
klimaks adalah kondisi
yang seimbang, tidak
terjadi pergantian dominasi lagi.
Sebagai contoh,
sawah yang dibiarkan,
akan ditumbuhi rumput,.
Jika dibiarkan terus beberapa tahun kemudian, akan ditumbuhi semak
belukar. Jika terus dibiarkan, misalnya hingga 75 - 150 tahun, mungkin akan
menjadi hutan yang lebat.
Suksesi ekologi
akan terus berlangsung
hingga mencapai suatu
keadaan seimbang, yang disebut dengan istilah komunitas kimaks (atau
disebut klimaks saja). Jika terjadi klimaks, suksesi ekologi terhenti. Ini
bukan berarti proses pemanfaatan
energi juga berhenti.
Proses pemanfaatan energi
terus berlanjut. Hanya saja, terjadi keseimbangan antara energi yang
didimpan dan energi yang digunakan
oleh berbagai komponen
penyusun ekosistem itu.
Ini dikenal sebagai keseimbangan
ekosistem. Jadi dalam
klimaks, terjadi keseimbangan
ekosistem.
Klimaks dan
keseimbangan ekosistem tidak
diam atau statis,
melainkan berproses atau dinamis. Jika hutan klimaks mendapat gangguan, misalnya
satu pohon tumbang karena
penyakit, maka dengan
cepat akan diganti
dengan pohon baru yang
tumbuh menggantikan pohon
yang tumbang. Eosistem dikatakan memiliki
daya pulih kembali,
yang dikenal sebagai
daya lenting lingkungan. Kerusakan
yang melebihi batas kelentingan, misalnya
akibat penebangan hutan yang
dilakukan terus-menerus, mengakibatkan
ekosistem tersebut sulit untuk
kembali ke kondisi
semula dalam waktu
yang singkat. Dikatakan bahwa
keseimbangan ekosistem terganggu
dan daya lenting ekosistem juga terganggu.
Ditinjau dari
asal terjadinya, suksesi
dibedakan menjadi suksesi
primer dan suksesi sekunder.
A.
Suksesi Primer
Suksesi primer
berlangsung pada permukaan erbuka yang kosong sehingga muncul ekosistem baru.
Misalnya, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 mengakibatkan permukaan Pulau
Krakatau ditutupi batu-batu gunung. Sampai dua
bulan berikutnya, keadaan
batu-batuan di sana
masih panas. Tidak
ada makhluk hidup dijumpai di atasnya. Sembilan bulan kemudian, muncul
alga biru yang menempel pada batu yang lembab.alga biru yang hidup pertama kali
itu dikenal sebagai organisme perintis (pionir). BHasil pelapukan oleh alga
biru dan lumut kerak membentuk tanah, yang memungkinkan tumbuhan lain hidup di
atasnya. Tiga tahun kemudian, muncul tumbuhan pantai yang tumbuh dari biji-biji
yang terbawa air laut dari Pulau Jawa
atau Sumatera. Biji-biji
yang terbawa burung
atau kelelawar yang berjatuhan di
sana juga akan
tumbuh. Tujuh tahun
setelah itu, dijumpai bermacam-macam serangga,
biawak, ular, dan
laba-laba. Seratus tahun kemudian, telah terdapat hutan di
tereng-lereng Gunung Krakatau. Di Negara kita,
proses dari batuan hingga menjadi
hutan belantara memerlukan waktu 100 – 150 tahun. Di Negara beriklim sedang, waktunya mencapai 500 tahun atau
lebih.
B.
Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder
berlangsung di bekas
ekosistem yang tidak
mengalami kerusakan total. Suksesi sekunder tidak dimulai dari kondisi
ekosistem yang kosong. Contohnya, suksesi
yang terjadi di bekas sawah,
tanah rawa yang dikeringkan, dan padang alag-alnag. Di
dalam suksesi sekunder tidak dijumpai organisme
perintis. Jenis organisme
yang mendominasi tergantung
pada lingkungannya.
RANGKUMAN
- Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan dengan benda tak hidup di lingkungannya membentuk ekosistem
- Ekologi secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang mepelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
- Komponen penyusun ekosistem adalah komponen abiotik (berupa komponen fisik dan kimia) dan komponen biotik (seluruh makhluk hidup)
- Setiap makhluk hidup di dalam suatu komunitas menempati satu tempat yang spesifik, disebut habitat. Mereka juga memiliki fungsi dan peran yang khas, disebut relung (niche)
- Makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya. Bentuk interaksi tersebut dapat berupa interaksi antar-individu membentuk populasi, interaksi antar-populasi membentuk komunitas, interaksi antara komunitas dengan komponen abiotik membentuk ekosistem, dan interaksi antarekositem membentuk biosfer.
- Interaksi antar makhluk hidup dapat dibedakan atas beberapa kategori, yaitu predasi, kompetisi, dan simbiosis. Simbiosis tersebut dapat berupa parasitisme, komensalisme, dan mutualisme
- Pemanfaatan energi dalam ekosistem menimbulkan rantai makanan, jaringjaring makanan, dan aliran energi
- Energi dapat mengalir melalui lintasan rantai makanan dan jaring-jaring makanan
- Cahaya matahari diubah oleh produsen menjadi energi kimia melalui jalur rantai makanan. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen. Energi kimia tersebut sebagian digunakan dan sebagian lagi disimpan. Penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas ekosistem
- Peristiwa makan dan dimakan antar-organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik
- Energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam setiap tingkat trofik mencapai 90% dan hanya 10% yang digunakan untuk kehidupan. Dengan demikian terjadi pemborosan energi. Oleh karena itu, semakin jauh jarak transfer energi dari matahari, semakin kecil aliran energinya
- Semakin kompleksnya jaring-jaring makanan menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi dan aliran materi, dan semakin stabil ekosistem itu
- Piramida ekologi menggambarkan perbandingan jumlah makhluk hidup yang menepati setiap tingkat trofik pada suatu ekosistem, yang terdiri dari piramida jumlah individu, piramida jumlah biomassa, dan piramida energi
- Aliran materi dalam ekosistem melibatkan faktor biotik dan abiotik membentuk daur materi (daur biogeokimia)
- Daur biogeokimia diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dan ekosistem. Jika daur ini terhenti, maka kelestarian makhluk hidup dan ekosistem terancam
- Suksesi adalah pergantian dominasi dari komunitas perintis menuju komunitas klimaks. Suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer diawali dari komunitas perintis di lingkungan batuan. Suksesi sekunder diawali dari komunitas lanjutan di lingkungan bakas ekosistem yang rusak.
Latihan Soal.!
- Pilihlah jawaban yang paling tepat
1.
Kesatuan
antara makhluk hidup dengan faktor abiotik pada suatu lingkungan disebut ...
a.
Ekosistem
b.
Suksesi
c.
Habitat
terestrial
d.
Komunitas
e.
Nisia
(nischae)
2.
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari ekosistem. Dengan demikian, ruang lingkup kajian
ekologi adalah sebagai berikut ...
a.
Komponen
abiotik
b.
Keanekaragaman
makhluk hidup
c.
Interaksi
antara komponen biotik dan abiotik
d.
Suksesi
makhluk hidup
e.
Daur
materi dan arus energi
3.
Komponen
biotik memiliki ciri yang berbeda dengan komponen abiotik dalam suatu
ekosistem. Berikut ini adalah ciri komponen biotik, kecuali ...
a.
Berkembang
biak
b.
Mengalami
siklus
c.
Bernapas
d.
Iritabilitas
e.
Membutuhkan
makanan
4.
Komponen
biotik yang membentuk ekosistem kolam adalah ...
a.
Air,
batu, plankton, tumbuhan, air
b.
Ikan,
siput, oksigen, cahaya, matahari
c.
Bakteri,
plankton, lumut, ikan
d.
Bakteri,
ganggang hijau, siput, suhu
e.
Garam
mineral, suhu, air, oksigen
5.
Kolone
lebah madu terdiri dari bermacam-macam individu yang masing-masing mempunyai
tugas tertentu. Didalam suatu ekosistem, koloni lebah madu tersebut merupakan
suatu ....
a.
Spesies
b.
Kingdom
c.
Populasi
d.
Komunitas
e.
Masyarakat
6.
Interaksi
antar-individu sejenis yang paling dominan dalam memperoleh makanan adalah ...
a.
Netral
b.
Kompetisi
c.
Komensalisme
d.
Mutualisme
e.
Predasi
7.
Seorang
petani berhasil membasmi hama tikus dengan menggunakan kucing. Dengan kata
lain, petani memanfaatkan hewan ...
a.
Jinak
b.
Consumer
c.
Produser
d.
Decomposer
e.
Predator
8.
Berikut
ini adalah jenis interaksi antar-populasi:
1)
Predasi
2)
Kompetisi
3)
Mutualisme
4)
Komensalisme
5)
Parasitisme
Jenis interaksi yang
menguntungkan salah satu populasi adalah ...
a.
1,
2 dan 3
b.
1,
2 dan 5
c.
1,
4 dan 5
d.
3,
4 dan 5
e.
2,
4 dan 5
9.
Tumbuhan
paku tanduk rusa yang hidup menempel pada suatu pohon menunjukkan interaksi ...
a.
Parasitisme
b.
Komensalisme
c.
Kompetisi
d.
Predasi
e.
Mutualisme
10. Interaksi yang terjadi
antara nyamuk dan kulit manusia adalah ....
a.
Parasitisme
b.
Komensalisme
c.
Mutualisme
d.
Kompetisi
e.
Predasi
11. Kekhasan peran individu
atau populasi dalam suatu ekosistem disebut ...
a.
Nisa
(nischae)
b.
Habitat
c.
Komunitas
d.
Ekosistem
e.
Biosfer
12. Predasi merupakan salah
satu jenis interaksi antar-populasi. Contoh predasi adalah ...
a.
Kambing
dengan sapi
b.
Nyamuk
dengan harimau
c.
Tumbuhan
paku dengan lumut
d.
Serangga
dengan kkatak
e.
Lalat
dengan nyamuk
13.
Beberapa
banyakkah rantai makanan yang terdapat pada jaring-jaring makanan dibawah ini
...

a.
14
b.
15
c.
16
d.
17
e.
18
14. Jika semua mikroorganisme
pengurai dimatikan, kemungkinan yang akan terjadi ialah ...
a.
Tumbuhan
semakin subur
b.
Sampah-sampah
bertimbunan
c.
Konsumen
akan semakin banyak
d.
Predator
semakin banyak
e.
Adanya
topografi
15. Berikut merupakan pemicu
terjadinya kompetisi antar spesies hewan, kecuali ...
a.
Kesamaan
kebutuhan makanan
b.
Kesamaan
kebutuhan air
c.
Kesamaan
kebutuhan ruang
d.
Kesamaan
siklus reproduksi
e.
Kesamaan
kebutuhan karbon dioksida
16. Suatu bioma memiliki
ciri:
1)
Curah
hujan tinggi
2)
Spesies
pepohonan beraneka ragam
3)
Pohon
berbentuk kanopi
4)
Memiliki
iklim mikro
Berdasarkan ciri-ciri tersebut
dapat diasumsikan sebagai bioma ...
a.
Hutan
hujan tropis
b.
Hutan
gugur
c.
Taiga
d.
Tundra
e.
Padang
rumput
17. Untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang hubungan antarorganisme pada masing-masing tingkat
trofik, lebih tepat digunakan piramida ...
a.
Jumlah
dan ekologi
b.
Ekologi
dan energi
c.
Biomasa
dan energi
d.
Jumlah
dan energi
e.
Jumlah
dan biomasa
18. Dua proses yang dilakukan
organisme berkaitan dengan siklus karbon adalah ...
a.
Transpirasi
dan respirasi
b.
Fotosintesis
dan transpirasi
c.
Fotosintesis
dan respirasi
d.
Ekskresi
dan transpirasi
e.
Ekskresi
dan respirasi
19. Secara alami, tanah
mendapatkan nitrogen dalam bentuk nitrit atau nitrat melalui ...
a.
Angin
b.
Cahaya
matahari
c.
Air
hujan
d.
Petir
e.
Bakteri
20. Dikawasan tertentu masih
banyak orang yang disebut sebagai peladang berpindah. Cara pertanian semacam
itu adalah dengan membuka hutan untuk ditanami dengan jangka waktu tertentu
kemudian ditinggalkan untuk membuka lahan baru ditempat lain. Bekas ladang yang
ditinggalkan kemudian akan mengalami suksesi sehingga akhirnya menjadi hutan
kembalui. Jenis suksesi yang terjadi adalah ...
a.
Suksesi
primer
b.
Suksesu
sekunder
c.
Suksesi
tersier
d.
Suksei
primer dan sekunder
e.
Suksesi
sekunder dan tersier
- Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas.!
1.
Apa
sajakah hal-hal yang dipelajari oleh ahli ekologi?
2.
Jelasakn
komponen biotik berdasarkan tingkat trifiknya?
3.
Apakah
perbedaan antara habitat dengan nisia (nischae)?
4.
Apakah
perbedaan antara piramida jumlah individu, piramida biomasa dan piramida
energi?
5.
Apa
yang dimaksud dengan produktifitas ekosistem?
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A.
2006. Biologi Jilid II Edisi 5. Jakarta:
Erlangga
Kimball,
Jhon. 1999. Biologi Jilid 3. Jakarta:
Erlangga
Soemartono,
Sri Sabanni. 1978. Biologi Umum.
Jakarta: Penerbit Djambatan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Latar
belakang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
- SDN Paoman V Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, Lulusan Tahun 2005.
- SMPN 1 Sindang Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, Lulusan Tahun 2008.
- SMAN 2 Indramayu Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, Lulusan Tahun 2011.
- Melanjutkan Studi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jurusan Tadris IPA Biologi Fakultas Tarbiyah Tahun Akademik 2012.
Komentar