MAKALAH
MASALAH
SAMPAH - BANK SAMPAH SOLUSINYA – RUPIAH HASILNYA
Diajukan guna memenuhi tugas
individu Mata Kuliah Ilmu Lingkungan
Dosen Pengampu: Ina Rosdiana Lesmanawati M.Si
![]() |
Disusun
oleh:
AENUL
FAHMI KHALIK
14121610738
BIOLOGI-C/
5
TADRIS
IPA-BIOLOGI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali
oleh akal fikiran. Selain memiliki sifat biologis manusia juga mempunyai sisi
kerohanian dan sisi sosial. Sehingga dengan kesempurnaannya manusia dipercaya
untuk menjadi khalifah di muka bumi, untuk memimpin dan melestarikan apa yang
ada di dalamnya.
Pada
dasarnya terdapat hubungan yang sinergis antara manusia dan lingkungan. Ketika
manusia mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya maka alam akan memberikan
segala manfaatnya. Namun sebaliknya jika manusia merusak alam dan
mengeksplorasi secara berlebihan maka hanya akan ada bencana yang ditimbulkan
oleh alam.
Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa manusia banyak yang sudah tidak peduli dengan
lingkungan mereka. Sebagai contoh, sampah misalnya. Banyak orang yang tidak
lagi peduli terhadap sampah di sekitar
mereka. Padahal jika pengolahan sampah tidak baik akan menimbulkan banyak
masalah. Banjir, timbul berbagai macam penyakit dan lain sebagainya. Maka dari
itu dalam kesempatan kali ini kami mengangkat sub topik “manusia dan sampah disekitar mereka.”
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana manusia dan
sampah disekitarnya?
2.
Bagaimana cara
penyelesaian masalah sampah?
3.
Apa peran manusia dalam
pengeloalaan sampah?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui hubungan
antar manusia terhadap sampah dilingkungannya.
2.
Memahami kondisi
lingkungan dan permasalahan pada sampah.
3.
Mengetahu solusi dari
permasalahan sampah dilingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hubungan
Manusia dengan Sampah Disekitarnya
Hubungan
antara manusia dan lingkungan tidak terlepas dari suatu masalah yaitu limbah atau sampah. Limbah atau sampah bisa berarti sesuatu
yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya
sebagai sesuatu yang tidak berguna. Akibat dari semakin bertambahnya
tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula sampah
yang dihasilkan. Sampah yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat
sering disebut limbah domestik atau sampah. Sampah
juga menjadi salah satu factor utama penyebab pencemaran lingkungan. Yang pada
akhirnya merusak keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Permasalahan
sampah diperparah dengan sikap masyarakat dalam menghadapinya. Saat ini terlihat masyarakat acuh terhadap keberadaan
sampah. Mereka tidak peduli dengan penumpukan sampah yang sebenarnya adalah
hasil sampingan dari aktivitas mereka sendiri. Malah dengan seenaknya ada yang
membuang sampah sembarangan. Membuang sampah di sungai, di pinggir jalan dan di
tempat lainnya padahal sudah disediakan tempat sampah. Padahal seperti yang
kita tahu sampah yang menumpuk bukan hanya jadi sumber penyakit, tapi juga
sumber bencana. Misalnya ketika musin penghujan sampah yang menumpuk di sungai
akan mengakibatkan terhambatnya aliran akhir hingga akhirnya menyebabkan
banjir.
Kurangnya
kesadaran masyarakat dan kontrol sosial menjadi penyebab utama dari semua
keacuhan mereka. Selain itu masyarakat terkesan egois, mereka tidak memikirkan
dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh sampah. Di negara – negara maju
masyarakatnya terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Karena jika mereka
melanggar maka akan dikenakan sangsi yang tegas. Semua itu adalah bentuk
kontrol sosial yang pada diterapkan sebagai folkways
bagi masyarakatnya.
Di
Indonesia secara teknis saat ini sampah dari hasil rumah tangga di kumpulkan kemudian di timbun pada sutu
tempat yang di sebut TPA (Tempat Pembuangan Akhir) untuk selanjutnya diolah
dengan beberapa metode pengolahan sampah diantaranya penumpukan sampah terbuka
(open dumping , pembakaran (incenerator), pengurukan tanah (sanitari landfill), namun cara seperti
itu kurang efektif dan tidak bertahan lama. Akibatnya permasalahan sampah tidak
kunjung selesai. Sampah masyarakat menjadi semakin menumpuk baik di rumah atau
di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
B.
Penyelesaian
Masalah Sampah
Mengatasi
permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran
pemerintah dalam mengatasi masalah sampah memang sangat penting. Misalnya
dengan membuka TPA yang bertujuan untuk
menghancurkan sampah yang ada. Namun sebenarnya itu bukanlah solusi utama. Jika
mengatasi masalah sampah hanya dari sector tersebut niscaya permasalahan
mengenai sampah sangat sulit untuk diatasi. Ibarat pepatah seperti gali lubang
tutup lubang. Produksi sampah selalu bertambah sedangkan tenaga atau sarana
yang ada jumlahnya terbatas.
Maka
dari itu akan sangat efektif jika mengatasi masalah sampah langsung dari
sumbernya. Yaitu sikap hidup dan kesadaran masyarakat. Perlu adanya edukasi
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk turut andil dalam penyelesaiannya.
Banyak hal kecil yang bisa dilakukan masyarakat tapi memiliki dampak yang besar
untuk mengatasi masalah sampah. Misalnya membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan barang – barang yang
sampahnya tidak dapat diuraikan secara alami, dan mendaur ulang sampah – sampah
menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis.
Selain
dari masyarakat pada tingkat konsumen, kesdaran juga harus diterapkan pada
masyarakat ditingkat produsen. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat
dalam peran serta dalam audit lingkungan, yaitu prinsip-prinsip pengelolaan
lingkungan. Prinsip-prinsip dasar pengelolaan lingkungan sering dikenal dengan
5 R Plus. R yang pertama adalah replace – ganti bahan baku/ teknologi proses. Hal
yang berkaitan dengan upaya untuk mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan
akibat dari sumber kegiatan. Kedua, reduce – dengan cara mengendalikan
pencemaran atau sumber perusakan lingkungan melalui cara menguurangi beban
pencemaran dan/atau dengan melakukan penghematan sumber daya. R ketiga adalah
recycle – daur ulang limbah. Prinsip ini untuk mengurangi pencemaran saat
proses melalui pemanfaatan limbah. Keempat, adalah reuse – gunakan kembali
limbah hasil produksi. R kelima adalah recovery – melakukan pemulihan akibat
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Prinsip-prinsip
pengelolaan lingkungan tersebut hakekatnya mensyaratkan perubahan perilaku
manusia dalam kaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Secara teoritis
empirik kemudian dikenal langkah-langkah untuk membuat prinsip-prinsip tersebut
menjadi instrumen normatif dan prosedural, seperti pembentukan gerakan moral,
pemberian insentif ekonomi, merumuskan kebijakan dan penegakan hukum,
pengembangan teknologi sampai pengupayaan Good Governance. Dalam konteks
mengusahakan perubahan perilaku ini peran serta masyarakat menjadi penting.
C.
Peran
Manusia dalam Pengelolaan Sampah
Salah
satu cara yang dirasa cukup efektif yaitu dengan memberi edukasi kepada
masyarakat agar memiliki kesadaran diri untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan pengolahan sampah, diantaranya dengan adanya suatu instansi yang di
sebut Bank Sampah. Pada Bank
Sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai
jenisnya, seperti sampah organik maupun non organik, misalnya:
plastik, besi, potongan sayur dan sebagainya.
Sampah tersebut adalah sampah yang berasal dari limbah rumah tangga mereka.
Di
Bank Sampah ini, sampah dari warga ditimbang, dicatat dan kemudian ditentukan
harga dari sampah tersebut sesuai beratnya. Mereka juga mendapatkan sejenis
nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai
Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung Disinilah letak fungsi bank karena
pengambilan uang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Hasil penjualan sampah ini
pun cukup lumayan. Bank sampah bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 500 ribu
per bulan jadi bukan menabung sampah menarik sampah. Bank sampah bekerjasama
dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa
me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat.
Tidak
semua sampah disalurkan ke pabrik untuk didaur ulang, .Mereka mulai memisahkan
sampah yang bisa diproduksi kembali seperti sampah sterofom yang diolah menjadi
hiasan kotak penyangga bendera atau bekas bungkus makanan dan minuman yang
disulap menjadi barang kerajinan atau dijadikan kerajinan tangan seperti tas,
payung dan sebagainya yang berbahan baku kemasan plastik.
Pada
Bank Sampah juga terdapat pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah
organik yang ditabungkan. Hitung kasar saja di Indonesia dengan 250 Juta
penduduk kira-kita setara dengan 50 Juta KK, jika diasumsikan perharinya setiap
KK menghasilkan dan membuang sampah rumah tangga rata-rata 2 Kg saja, maka
setiap hari ada 100 Ribu Ton sampah di Indonesia ini.Apabila sampah tersebut
bisa diolah secara benar, melihat besarnya jumlah sampah yang dihasilkan
diperkirakan keuntungan yang didapat juga besar.Petugas Bank Sampah juga
menghimbau kepada masyarakat untuk memilah dan mengumpulkan sampah daur ulang
untuk selanjutnya ditukarkan ke Bank Sampah. Bahkan petugas Bank Sampah
juga berkeliling ke rumah untuk
menjemput sampah dari masyarakat yang ingin di tabung ke Bank Sampah.
Saat
ini Bank Sampah sudah mulai diterapkan di berbagai daerah khususnya kota – kota
besar seperti Jakarta dan Surabaya. Dengan adanya Bank Sampah diharapkan dapat
memberikan edukasi kepada masyarakat untuk ikut berperan serta dalam
pengelolaan sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
lingkungan. Bank Sampah juga dapat memberikan lapangan pekerjaaan yang cukup
besar bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Kerajinan
tangan yang dihasilkan pun bernilai ekonomis tinggi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah
sampah yang dihadapi di Indonesia adalah masalah kita bersama, untuk itu perlu
dicari jalan keluarnya bersama-sama. Konsep penerapan dan pemanfaatan Bank
Sampah membantu menciptakan kesadaran diri pada masyarakat betapa sampah
memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi terhadap kesehatan dan kelestarian
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,
G. 2007. Mengolah Sampah Jadi Uang.
Jakarta: Trans Media
Kuncoro,
S. 2009. Peneglolaan Sampah.
Yogyakarta: Kanisius
-.
Mengolah Sampah Jadi Rupiah. Harian
Republika 18 Februari 2010.
-.
Sampah Menghilang Uang Berlimpah di Bank
Sampah. Detik Healt 20 Juni 2010.
Komentar