PENGGUNAAN
MEDIA ADOBE CAPTIVATE BERBASIS
PENEMUAN PADA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BAHASAN SISTEM PENCERNAAN
KELAS VIII SMP N 1 MIKIKA PAPUA
PROPOSAL
Diajukan untuk tugas individu Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan
Jurusan Tadris
IPA-Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Syekh
Nurjati Cirebon

AENUL
FAHMI KHALIK
NIM.
14121610738
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON

BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi,
perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi
dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan
pendidikan. Tantangan yang ada menjadi salah satu dasar sangat pentingnya
pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran (Munadi,
2012:1).
Berdasarkan peraturan yang ada dan tertera pada UU. RI Nomor 14. Tahun 2005 tentang guru dan
dosen pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar
dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Di samping itu juga,
pendidikan merupakan bagian dari
kebudayaan yang mana sebagai sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan
sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai umtuk kemajuan
bangsa dan negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Guru yang
berkualitas ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Proses pembelajaran merupakan salah satu indikator
dari proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga
komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan
(siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya materi pelajaran.
Biasanya dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya,
materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh
siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami
dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah
menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru
dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar (Sanjaya, 2011:162).
Salah satu upaya yang dilakukan guna untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yaitu pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih
baik. Kegunaan dan manfaat media dalam
proses pembelajaran sangat menguntungkan dalam penyampaian pesan kepada
penerima pesan. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh setiap media
pembelajaran diharapkan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, keterbatasan indra manusia, perbedaan gaya belajar,
dan karakteristik penerima pesan.
Terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh
peserta didik berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran, salah satunya
adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media. Hal
tersebut diperkuat oleh temuan-temuan di beberapa tempat pembelajaran di
sekolah maupun lembaga pendidikan
lainnya, berbagai faktor yang menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar terkait dengan hasil
pengembangan media pembelajaran antara lain:
1.
Pendidik tidak tahu cara menggunakan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran.
2.
Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik
sangat terbatas dan tidak substantif sehingga dirasakan kurang membantu dalam
penguasaan bahan ajar.
3.
Kurang
variatifnya media pembelajaran
sehingga media pembelajaran sangat membosankan (Mulyanta,
dkk, 2009: 2-3).
Dalam penelitian ini, konsep sistem pencernaan
manusia dipilih sebagai konsep yang dimodifikasi
dalam aplikasi media
pembelajaran karena di dalamnya terdapat konsep abstrak yang
tidak bisa hanya dijelaskan saja oleh guru atau siswa hanya membaca dari buku.
Melalui media pembelajaran adobe
captivate berbasis penemuan,
proses-proses tersebut dapat
dengan mudah dijelaskan melalui
gambar, animasi dan
video yang tersedia
didalamnya. Adapun isi dari media pembelajaran adobe captivate berbasis
penemuan yang dikembangkan berisi teks, gambar, animasi, klip video, game
interaktif, quiz, dan pendalaman materi yang berkaitan dengan sistem pencernaan
manusia. Media pembelajaran adobe
captivate berbasis penemuan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya karena di dalamnya
terdapat informasi yang lebih banyak dan menarik mengenai masalah sistem
pencernaan manusia.
Dalam penggunaan media pembelajaran interaktif dilakukan
untuk membantu guru dalam menyajikan materi yang abstrak dan tidak mudah.
Melalui pemanfaatan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan ini
diharapkan siswa dapat mengamati tahapan-tahapan suatu proses dengan mudah.b Penggunaan
media pembelajaran adobe captivate berbasis
penemuan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan respons siswa untuk
memahami materi yang bersifat abstrak, karena siswa seolah diajak untuk
berhadapan dengan objek yang sebenarnya. Selain itu tampilan dari media
pembelajaran adobe captivate
berbasis penemuan bersifat
dinamis sehingga tidak memberikan rasa bosan dan jenuh bagi siswa.
Pemilihan media pendukung pembelajaran yang baik
merupakan salah satu hal yang
penting dalam menunjang
keberhasilan pembelajaran. Penggunaan
media yang kurang inovatif terlihat di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu, media
pembelajaran yang dipilih merupakan media konvensional berupa buku teks yang monoton
dan kurang menarik minat awal siswa. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar
siswa.
Dalam penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan ini merupakan
salah satu media pembelajaran yang dibuat berdasarkan tahapan-tahapan model pembelajaran
penemuan yang bertujuan memberikan pengalaman
belajar yang lebih konkret melalui penyediaan pembelajaran melalui media
animasi yang disertai dengan penjelasan audio pada animasi tersebut. Oleh
karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan peningkatan
hasil belajar antara siswa yang menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dan
siswa yang menggunakan media konvensional berbasis penemuan pada pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan
sistem pencernaan manusia. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil belajar
dari ranah kognitif siswa, pada akhirnya proses pembelajaran yang berkualitas
diharapkan dapat berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Berdasarkan masalah
yang ditemukan di
lapangan, penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai
bagaimana penggunaan media pembelajaran adobe captivate
yang dipadukan dengan
model pembelajaran penemuan terhadap peningkatan hasil
belajar siswa dalam
pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan sistem pencernaan
manusia, maka dengan ini penulis melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Adobe Captivate Berbasis
Penemuan Pada Peningkatan Hasil; Belajar Siswa Pada Bahasan Sistem Pencernaan
Kelas VIII SMP N 1 PASEKAN INDRAMAYU”.
B.
Perumusan
Masalah
1.
Idenrtifikasi
Masalah
a. Kurang
variatifnya media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam kegiatan
belajar mengajar, media
yang digunakan hanyalah media konvensional
berupa buku teks
yang monoton dan membosankan.
b. Pendidik
kurang menguasai penggunaan media pembelajaran interaktif dengan bantuan teknologi komputer.
c. Penggunaan
media pembelajaran oleh pendidik sangat terbatas dan tidak substantif sehingga
dirasakan kurang membantu
dalam penguasaan bahan ajar.
2.
Pertanyaan
Penelitian
a. Bagaimana
tahapan penggunaan media pembelajaran adobe
captivate berbasis penemuan dalam
pembelajaran IPA terpadu
pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP
Negeri 1 Mimika Papua?
b. Bagaimana aktivitas
siswa dalam pembelajaran
IPA terpadu dengan menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan pada
pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Mimika Papua?
c. Bagaimana perbedaan
peningkatan hasil belajar
antara siswa yang menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dan
siswa yang menggunakan media konvensional berbasis penemuan dalam pembelajaran
IPA terpadu pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Mimika Papua?
d. Bagaimana
respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis
penemuan pada pokok
bahasan sistem pencernaan manusia
kelas VIII di SMP Negeri 1 Mimika Papua?
3.
Tujuan
Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang
telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui
tahapan penggunaan media
pembelajaran adobe captivate
berbasis penemuan dalam
pembelajaran IPA terpadu
pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Mimika Papua.
b. Untuk
mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan sistem
pencernaan manusia dengan
menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan kelas
VIII di SMP Negeri 1 Mimika Papua.
c. Untuk
mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan
media pembelajaran adobe captivate
berbasis penemuan dan siswa yang menggunakan
media pembelajaran konvensional
berbasis penemuan dalam pembelajaran
IPA terpadu pokok
bahasan sistem pencernaan manusia
kelas VIII di SMP Negeri 1 Mimika Papua.
d. Untuk
mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan pada pokok
bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Mimika Papua.
C.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
kepada berbagai pihak diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi
Siswa
a. Meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan sistem sistem
pencernaan pada manusia.
b. Memotivasi siswa dalam pembelajaran
IPA terpadu pokok bahasan sistem pencernaan pada manusia.
c. Memberikan
suasana belajar yang baru bagi siswa agar tidak monoton dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi
Guru
a. Memberikan rujukan
inovasi pembelajaran bagi
guru dalam mengajarkan pokok
bahasan sistem sistem pencernaan
pada manusia agar lebih menarik.
b. Menjadi
pertimbangan guru dalam memilih media yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan kepada siswa.
c. Membantu guru
mengatasi permasalahan dalam
kelas pada pembelajaran sistem
sistem pencernaan pada manusia.
d. Memotivasi guru
untuk lebih menguasai
teknologi dan dapat menerapkannya pada pembelajaran di
dalam kelas.
3. Bagi
Sekolah
a. Membantu
sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA terpadu.
b. Memotivasi
sekolah untuk lebih memanfaatkan sarana teknologi.
c. Meningkatkan
kualitas nilai sekolah di masyarakat luas.
4. Bagi
Peneliti Lain
a. Memberikan
rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya..
b. Memperbaiki
cara kerja agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
D.
Kerangka
Pemikiran
Mata pelajaran IPA terpadu merupakan ilmu yang memiliki
banyak konsep dan proses atau peristiwa yang abstrak. Dalam hal ini, tentu
dibutuhkan usaha yang lebih untuk
menjelaskan proses tersebut sehingga dapat dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu,
guru dalam mengajarkan IPA terpadu perlu memiliki model pembelajaran yang tepat. Selain itu agar mata pelajaran IPA
terpadu dapat diserap baik oleh
siswa maka seorang guru perlu media pembelajaran yang dipandang efektif untuk
mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut
Hamalik dalam Arsyad (2012:15)
mengemukakan bahwa pemakaian media
pengajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, dengan membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Munadi (2012:45) juga
mengemukakan bahwa siswa yang belajar melalui
media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentukbentuk
representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa
orang, benda, kejadian atau peristiwa.
Materi
sistem pencernaan manusia
pada pembelajaran IPA
terpadu terdapat konsep-konsep yang bersifat abstrak yang tidak bisa
hanya dijelaskan dengan menggunakan media konvensional berupa buku teks yang
monoton, materi tersebut akan lebih menarik dan mudah dipahami jika disampaikan
dengan menggunakan media yang dapat
memvisualisasikan
konsep-konsep yang abstrak menjadi konkret. Penggunaan media
pembelajaran adobe captivate berbasis
penemuan dapat menjadikan proses pembelajaran akan lebih aktif dan menarik
karena media pembelajaran yang dibuat berisi materi yang disajikan dengan interaktif
dan tidak monoton,
dan dengan diterapkannya
model penemuan, siswa dapat
berpikir sendiri sehingga
dapat menemukan prinsip umum yang
diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru.
Untuk
lebih mempermudah kerangka pemikiran
tersebut, penulis menggambarkan
dalam bentuk bagan kerangka penelitian sebagai berikut:
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
|
Gambar
1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Penggunaan
Media dan Pembelajaran IPA Terpadu
1.
Pengertia
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau
pengantar. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara
(ﻞﺋﺎﺳو) atau pengantar
pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011:3). Sanjaya dalam Hamdani (2011:244) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan
pesan dan perangkat lunak yang
mengandung pesan.
Association
for Education and Communication Technology (AECT) mengartikan media
sebagai segala bentuk
yang digunakan untuk
proses penyaluran informasi, sedangkan National Education Association (NBA) mengartikan media sebagai
segala benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca, atau diberikan beserta instrumen yang digunakan untuk
kegiatan tersebut (Nuryani, 2005:113). Dari beberapa pendapat para ahli mengenai
definisi media pembelajaran,
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan
belajar secara efisien dan efektif.
2.
Funsi
Media Pembelajaran
Menurut
Nuryani (2005:119) dalam
kutipannya fungsi media pembelajaran diantaranya:
a. Memperjelas dan
memperkaya/melengkapi
informasi yang diberikan secara verbal
b. Meningkatkan
motivasi dan perhatian siswa untuk belajar
c. Meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi
d. Menambah
variasi penambahan materi
e. Pemilihan
media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan
siswa untuk belajar
f. Kemudahan
materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan siswa
g. Memberikan
pengalaman yang lebih konkret bagi hal yang mungkin abstrak
h. Meningkatkan
keingintahuan (curiousity) siswa
i.
Memberikan stimulus dan mendorong
respons siswa
3.
Klasifikasi
Media Pembelajaran
Menurut
Sanjaya (2011:172) media
pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
a.
Dilihat dari sifatnya, media dibagi
dalam:
1) Media
auditif
2) Media
visual
3) Media
audio visual
b.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya,
media terbagi atas:
1) Media
yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak, serta dapat menjangkau jumlah
siswa yang banyak dalam waktu yang sama, misalnya radio dan televisi
2) Media
yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruangan dan tempat, seperti film,
sound slide, film strip
3) Media untuk
pengajaran individual seperti
modul berprogram, pembelajaran
melalui komputer
c.
Dilihat dari cara atau teknik
pemakaiannya, media terbagi ke dalam:
1) Media
yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan
harganya murah, cara
pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak terlalu sulit
2) Media
yang kompleks, yaitu media dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal
biayanya dan sulit membuatnya
4.
Pemilihan
Media Pembelajaran
Menurut Sanjaya dalam Hamdani (2011:257) kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Adapun pemilihan media
menurut Sanjaya dalam Hamdani (2011:257) mengungkapkan
beberapa kriteria umum dalam memilih
media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain:
a. Acces,
artinya kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media.
Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan, akses juga
menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diizinkan
untuk digunakan
b. Cost, artinya
pertimbangan biaya. Biaya
yang dikeluarkan untuk penggunaan suatu media harus seimbang
dengan manfaatnya
c. Technology,
artinya ketersediaan teknologinya dan kemudahan dalam penggunaannya
d. Interactivity,
artinya mampu menghadirkan komunikasi dua arah atau interaktivitas
e. Organization, artinya
dukungan organisasi atau
lembaga dan cara pengorganisasiannya
f. Novelty,
artinya aspek kebaruan dari media yang dipilih. Media yang lebih baru biasanya
lebih menarik dan lebih baik.
Ditegaskan kembali oleh Rustaman, dkk
(2003:144) bahwa pemilihan media tidak hanya disesuaikan dengan tujuannya saja
melainkan juga dengan materi, pendekatan dan metode, evaluasi serta tingkat perkembangan
intelektual siswa.
B.
Media
Pembelajaran Adobe Captivate
1.
Pengertian
Media Pembelajran Adobe Captivat
Tarjaki (2012:1) mendefinisikan adobe captivate sebagai salah satu software presentasi yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya pembelajaran
berbantuan komputer. Adobe captivate memungkinkan
penggunanya untuk mengkombinasikan teks,
gambar, animasi, video
dan suara ke
dalam proyek yang
dibuat. Menurut Putra (2006:4)
perangkat lunak adobe captivate
memungkinkan setiap orang bisa membuat secara cepat simulasi yang ampuh dan
terjamin, pelatihan berbasis skenario dan
pengujian tanpa memerlukan
keterampilan pemrograman maupun multimedia.
Berbasis platform adobe
flash®, adobe captivate 3
secara otomatis menghasilkan
konten yang interaktif
dan kompatibel dengan flash player serta mudah didistribusikan dan diakses secara online.
Hanya dengan antar muka point-and-click
dan fitur-fitur otomatis yang beragam,
para pengguna dosen, guru, pelatih profesional, pengusaha dan lain
sebagainya bisa merekam
aktivitas layar komputer
dengan mudah, menambahkan
interaksi e-learning,membuat skenario
pencabangan yang kompleks disertai
pilihan umpan balik dan penyisipan beragam berkas multimedia.
Adobe
captivate memungkinkan kita untuk menambah, memodifikasi keterangan teks, memberi audio (voice-overs, background music dan
sound effects), video,
animasi flash, animasi text, gambar, hyperlink,
ke dalam project yang dibuat. Ukuran berkas yang kecil serta resolusi yang
tinggi membuat simulasi dan demonstrasi yang dibuat dengan adobe captivate mudah untuk dipublikasikan secara stand-alone (EXE), online serta
dibakar ke CD
untuk dipakai dalam
pelatihan, penjualan, pemasaran, maupun
dukungan pemakai. Sebagai
aplikasi penyusun multimedia (multimedia authoring tools), adobe
captivate memiliki banyak fasilitas yang dapat kita gunakan untuk
menghasilkan konten bahan ajar yang interaktif dan menarik (Putra 2006:4).
2.
Kelebihan
dan Kekurangan Adobe Captivate
Menurut
Tarjaki (2012) adobe captivate
memiliki kelemahan maupun
kelebihan ketika digunakan dalam pembuatan media pembelajaran.
Kelebihan
tersebut antara lain:
a. Mudah digunakan
dalam pembuatan presentasi
sebagai media pembelajaran
b. Dapat
digunakan sebagai sarana pembelajaran
c. Terdapat
kuis interaktif
d. Dapat
digunakan untuk tutorial pembelajaran interaktif
Selain mempunyai kelebihan, adobe
captivate juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah:
a.
Animasi yang terdapat dalam adobe captivate
tidak selengkap software lainnya seperti adobe flash
b.
Membutuhkan spesifikasi
komputer di atas
rata-rata agar nyaman menggunakannya.
C.
Model
Pembelajaran Berbasis Penemuan
1.
Penegertian
Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
Hanafiah (2012:77) mendefinisikan model
pembelajaran Discovery atau
penemuan merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis
sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan
sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Menurut Bruner dalam Markaban (2006:9) penemuan adalah
suatu proses, suatu jalan atau cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item
pengetahuan tertentu. Proses penemuan
dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek
membentuk dan menguji hipotesis.
Hamdani (2011:184) mendefinisikan model discovery atau penemuan sebagai
proses mental ketika
siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses
mental, misalnya mengamati, menjelaskan,
mengelompokkan, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Konsep misalnya
bundar, segi tiga, demokrasi, energi, dan sebagainya, sedangkan prinsip,
misalnya setiap logam apabila dipanaskan memuai. Model pembelajaran penemuan
merupakan model pembelajaran dimana siswa berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan”
prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan ciri utama belajar menemukan yaitu: (1)
mengeksplorasi dan memecahkan masalah
untuk menciptakan, menggabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan
untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
2.
Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Penemuan
Menurut
Yamin dalam Hamdani
(2011:267) model penemuan
memiliki beberapa kelebihan maupun kelemahan dalam pemanfaatannya antara lain:
a.
Kelebihan
Model Penemuan
1) Membangkitkan
kegairahan belajar pada diri siswa;
2) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan
masing-masing;
3) Membantu
siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan
dalam proses kognitif
atau pengarahan siswa;
4) Siswa
memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individual sehingga
dapat kokoh atau mendalam tertinggal
dalam diri siswa tersebut.
b.
Kekurangan
Model Penemuan
1) Proses
mental ini terlalu meningkatkan proses pengertian saja;
2) Tidak
memberikan berpikir secara kreatif;
3) Para
siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental;
4) Apabila
kelas terlalu besar, penggunaan teknik ini kurang berhasil;
5) Bagi
guru dan siswa yang kurang biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional
akan kecewa apabila diganti dengan teknik penemuan.
3.
Fungsi
Model Pembelajaran Penemuan
Ada beberapa fungsi model discovery (penemuan), yaitu sebagai berikut:
a. Membangun komitmen (commitment building) di
kalangan peserta didik untuk
belajar, yang diwujudkan
dengan keterlibatan, kesungguhan, dan
loyalitas mencari dan
menemukan sesuatu dalam proses
pembelajaran
b. Membangun
sikap aktif, kreatif, inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran
c. Membangun
sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (openess) terhadap hasil
temuannya (Hanafiah, 2012:78).
4.
Tahapan
Model Pembelajaran Penemuan
Menurut Syah (2004:244) dalam
mengaplikasikan model discovery learning di
kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:
a. Langkah
Persiapan
1) Menentukan
tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi
karakteristik siswa (kemampuan
awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya
3) Memilih
materi pelajaran
4) Menentukan
topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi)
5) Mengembangkan
bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk
dipelajari siswa
6) Mengatur
topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap inaktif, ionik sampai simbolik
7) Melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa
b. Pelaksanaan
1) Stimulation
(Stimulasi/ pemberian rangsangan)
Pertama-tama
pada tahap ini
pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah
pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu
siswa dalam mengeksplorasi bahan.
2) Problem statement
(Pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya
adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah).
3) Data collection
(Pengumpulan data)
Ketika
eksplorasi berlangsung guru
juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan demikian anak
didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang
relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4) Data processing
(Pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi
yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua
informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.
5) Verification
(Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan
tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing.
Verification menurut Bruner bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalam kehidupannya.
6) Generalization
(Menarik kesimpulan/ generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
D.
Hakikat
Pembelajaran IPA
1.
Pengertian
Pembelajaran
Menurut
Darsono dalam Hamdani (2010:23)
menyatakan bahwa aliran behavioristik
mendefinisikan pembelajaran sebagai
usaha guru membentuk tingkah laku
yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus, aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai
cara guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir agar mengenal
dan memahami sesuatu yang dipelajari. Sugandi dalam Hamdani (2010:23) mendefinisikan
pembelajaran menurut aliran humanistis adalah pemberian kebebasan kepada
siswa untuk memilih
bahan pelajaran dan
cara mempelajarinya sesuai
dengan minat dan kemampuannyaSecara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir
dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan
hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan
teori dan konsep. Dapat pula
dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala melalui serangkaian
proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun
atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
sebagai produk ilmiah
yang tersusun atas
tiga komponen terpenting berupa
konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2011:138).
2.
Tujuan
Pembelajaran IPA
Sebagai
alat pendidikan yang
berguna untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka
pembelajaran IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Prihantro Laksmi
dalam Trianto (2011:142)
mengemukakan tujuan-tujuan tersebut, yaitu:
a. Memberikan
pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap
b. Menanamkan
sikap hidup ilmiah
c. Memberikan
keterampilan untuk melakukan pengamatan
d. Mendidik siswa
untuk menangani, mengetahui
cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya
e. Menggunakan
dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan.
3.
Hasil
Belajar
Menurut Sudjana (2010:22) berdasarkan klasifikasi
hasil belajar dari Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yaitu: a) Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang.
Hasil belajar kognitif melibatkan siswa ke dalam proses berpikir seperti
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, sintesis, dan evaluasi. b) Ranah afektif
berkaitan dengan kemampuan yang
berkenaan dengan sikap, nilai perasaan,
dan emosi. Tingkatan-tingkatan aspek
ini dimulai dari
yang sederhana sampai kepada
tingkatan yang kompleks,
yaitu penerimaan, penanggapan
penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai. c) Ranah psikomotor berkaitan dengan
kemampuan yang menyangkut
gerakangerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini,
yaitu gerakan refleks keterampilan pada
gerak dasar kemampuan
perseptual, kemampuan di bidang
fisik, gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada
keterampilan yang kompleks
dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Penggunaan media pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar yang dapat
dicapai oleh siswa.
Hasil belajar itu
sendiri dapat diartikan sebagai
tingkat perkembangan mental
yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
4.
Faktor-faktor
Yang Memperngaruhki Hasil Belajar
Menurut
Munadi (2011:24) faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar antara lain:
a.
Faktor
Interrnal
1) Faktor
Fisiologis
Secara
umum kondisi fisiologis,
seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan
lelah, tidak dalam
keadaan cacat jasmani, dan
sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
2) Faktor
Psikologis
Setiap
manusia atau anak didik pada
umumnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam
hal jenis, tentunya
perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh dalam
proses dan hasil
belajarnya masing-masing. Beberapa faktor
psikologis yang dapat
diutarakan diantaranya meliputi
intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan
daya nalar.
b.
Faktor
Eksternal
1) Faktor
Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau
alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
2) Faktor
Instrumental
Faktor-faktor instrumental
adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor
ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental
ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.
E.
Tinjauan
Materi Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu
pokok bahasan yang dipelajari di
kelas VIII semester
1. Standar kompetensi
(SK) yang tercantum di
dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
yaitu: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia, SK ini
dijabarkan dalam salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai yaitu
mendeskripsikan sistem pencernaan pada
manusia dan dan hubungannya dengan
kesehatan. Dilihat dari KD
tersebut siswa diharapkan
mampu memahami organ-organ yang terlibat dalam mekanisme
pencernaan pada tubuh manusia, serta fungsi dari setiap organ yang terlibat di
dalam sistem pencernaan pada manusia.
Materi sistem pencernaan manusia terdiri dari
konsep-konsep yang cukup sulit untuk
dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan konsep sistem pencernaan manusia terdiri dari
konsep-konsep yang abstrak,
antara lain: perbedaan kelenjar
pencernaan dan saluran pencernaan, proses pencernaan serta kelainan penyakit
yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan
manusia. Karakteristik materi yang seperti ini dapat dipelajari dengan
menggunakan sumber yang konvensional yaitu buku, tetapi akan sulit untuk
meningkatkan motivasi siswa belajar secara mandiri. Materi ini tergolong
sebagai konsep yang abstrak. Sehingga, siswa membutuhkan sebuah sumber belajar
yang mampu mengubah materi abstrak menjadi konkret. Selain itu, jika sumber
belajar hanya bertumpu pada buku pembelajaran, maka semakin lama motivasi siswa
akan berkurang. Oleh karena
itu, dibutuhkan sumber
belajar yang mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa, baik siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan bagi siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah. Maka jenis materi seperti ini akan lebih mudah
dipahami oleh siswa dengan menggunakan media
pembelajaran adobe captivate
berbasis penemuan sebagai
sumber belajarnya yang terdiri dari uraian materi disertai dengan
gambar, dan video yang dapat membantu
siswa dalam memahami
sebuah konsep. Karakteristik materi yang dimaksud meliputi
deskripsi kerumitan ataupun kemudahan materi pada sistem pencernaan pada
manusia. Berikut sekilas tinjauan materi tentangsistem pencernaan manusia:
1.
Organ-organ
Pencernaan
Sistem
pencernaan meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan merupakan alat
yang dilalui makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar dan anus. Saluran pencernaan berfungsi memecahkan
makanan yang besar menjadi berukuran lebih kecil dan halus. Kerja saluran
pencernaan dibantu dengan adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar
pencernaan.
a. Saluran
pencernaan
Saluran
pencernaan pada manusia terdiri atas:
1) Mulut
(cavum oris) dan faring,
2) Kerongkongan
(esophagus),
3) Lambung
(ventriculus),
4) Usus
halus (intestinum),
5) Usus
besar (colon),
6) Rektum
7) Muara
pelepasan (anus),
b. Kelenjar
pencernaan
1) Hepar
(hati)
Hepar
merupakan kelenjar terbesar dan
terpenting dalam tubuh. Hepar
terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, terdiri atas 2 bagian (lobus)
yang besar. Fungsi hepar antara lain sebagai berikut:
a) Menyimpan zat-zat
makanan seperti vitamin,
lemak, dan glikogen.
b) Mengatur
suhu tubuh.
c) Mengatur
distribusi makanan.
d) Menyimpan
darah.
e) Menghasilkan empedu.
Empedu ini berfungsi
mengemulsikan zat lemak dan memengaruhi penyerapan vitamin K oleh usus.
f) Menyaring zat-zat
racun, termasuk membantu
metabolisme obat. Oleh karena itu, makanan yang mengandung racun,
seperti alkohol, akan dapat merusak fungsi hati atau hepar karena semua racun
dan obat-obatan pasti melewati hepar.
2) Pankreas
Pankreas
terletak di dalam
rongga perut bagian
belakang, bentuknya
memanjang dan menghasilkan
getah-getah pankreas. Pankreas
juga mempunyai salah satu fungsi utama mengatur kadar gula dalam darah. Di
dalam pankreas terdapat kelenjar insulin yang menghasilkan hormon
insulin. Fungsi hormon
insulin adalah mengubah gula
darah yang disebut
glukosa menjadi gula
lain bernama glikogen. Glikogen
ini disebut juga sebagai gula otot. Pengubahan glukosa
menjadi glikogen mengakibatkan
kadar glukosa darah menjadi stabil. Pada penyakit diabetes atau kencing manis, kadar
gula darah menjadi
berlebih dan akibatnya
tubuh kurang sehat.
2.
Proses
Pencernaan
Secara umum proses pencernaan adalah
terdiri atas dua jenis, yaitu proses mekanis dan proses kimiawi.
a. Proses
Mekanis
Pencernaan secara mekanis dilakukan
melalui gerakan-gerakan seperti mengunyah, menelan, memompa, menghancurkan, dan
meremas makanan. Fungsi pencernaan
mekanis adalah mengubah
ukuran makanan menjadi lebih kecil sehingga mudah dicerna. Fungsi proses
mekanis lainnya seperti
memompa dan mendorong
makanan adalah untuk memindahkan
makanan dari saluran cerna satu ke saluran cerna berikutnya.
b. Proses
Kemiawi
Makanan
diproses secara kimiawi di
dalam sistem pencernaan menggunakan bahan kimia yang dihasilkan
oleh saluran cerna yang disebut enzim. Dengan bantuan enzim, bahan makanan
dicerna menjadi bahan lain yang lebih sederhana dan mudah diserap oleh tubuh
untuk selanjutnya menjadi sari makanan yang akan diedarkan oleh darah ke seluruh
tubuh.
2.
Gizi
dan Kalori
Fungsi utama makanan yang kita makan
adalah untuk pertumbuhan, menghasilkan tenaga dan kalori, menjaga kestabilan
suhu tubuh, serta untuk proses
metabolisme dan menghasilkan
sel-sel baru. Makanan
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu zat organik dan zat anorganik. Zat organik
adalah zat makanan yang berupa karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Adapun
zat anorganik berupa garam-garam mineral dan air.
3.
Penyakit
dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
Penyakit dan kelainan yang terkait
dengan makanan dan sistem pencernaan
cukup beragam. Penyakit
yang terkait dengan
sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
a) Maag
Maag merupakan penyakit yang menyerang
organ pencernaan, yaitu lambung. Produksi asam lambung berlebih disertai
keluarnya gas pada reaksi pencernaan menyebabkan rasa mual, perih, dan kembung.
Maag dipicu oleh pola makan yang kurang teratur, faktor keturunan, dan faktor
psikologis.
b) Diare
Diare
disebabkan oleh bakteri
yang menyerang saluran
cerna. Bakteri tersebut menyebabkan perdarahan pada saluran cerna
disertai feses yang cair.
c) Munteber
Muntaber
disebabkan oleh kuman
patogen, misalnya Vibrio
cholerae. Kuman tersebut
menimbulkan muntah serta
berak yang berlebih dan
tidak teratur. Feses
yang cair disebabkan
oleh sistem penyerapan usus yang
kurang sempurna akibat infeksi sehingga air ikut keluar bersama feses.
d) Kolik
Usus
Pada kondisi tertentu usus dapat
mengalami kejang, akibatnya perut
terasa mulas sekali
dan kejang. Sering
pula terjadi pada
bayi. Penyebabnya beragam, ada
yang disebabkan karena
menangis tiada henti, faktor
keturunan, dan hawa dingin yang menyengat. (Suhada, Imam.2008:30-42).
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Mimika Papua.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 19 September 2016 sampai
dengan 22 Oktober 2016.
B.
Desain
Penelitian
Untuk mengetahui hubungan
antar variabel yang
digunakan dalam penelitian ini diketahui melalui
sebuah desain penelitian. Desain penelitian ini diartikan sebagai penggambaran mengenai hubungan antar variabel,
pengumpulan data, dan analisis data, sehingga diketahui bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada. Desain
penelitian yang digunakan adalah pretestposttest control group design. Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih
secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest
yang baik bila
nilai kelompok eksperimen tidak
berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)–(O4-O3).
(Sugiyono, 2013:112).
Tabel
Desain Penelitian
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Eksperimen
|
O1
|
X1
|
O2
|
Kontrol
|
O3
|
X2
|
O4
|
Keterangan:
O1 : Tes awal di kelas eksperimen
O2 : Tes akhir di kelas eksperimen
O3 : Tes awal di kelas kontrol
O4 : Tes akhir di kelas kontrol
X1 : Pembelajaran dengan
menggunakan media Pembelajaran adobe
captivate berbasis penemuan
X2
: Pembelajaran dengan
menggunakan media konvensional berbasis
Penemuan
C.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi dalam
penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Mimika Papua yang berjumlah 402 siswa.
2.
Sampel
Teknik
sampling yang digunakan adalah
teknik simple random sampling. Dikatakan
simple karena
(sederhana), karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
(Sugiyono 2012:120). Sampel diambil dengan cara mengambil 2 kelas dari 8 kelas
secara acak dan didapat kelas VIII D yang berjumlah 56 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII E yang berjumlah 56 siswa sebagai kelas kontrol.
D.
Instrumen
Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan
terdiri dari: instrumen tes hasil belajar (pretest-posttest),
instrumen lembar observasi siswa (on task
dan off task), dan angket
respons siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran adobe
captivate berbasis penemuan
pada pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan sistem pencernaan
manusia. Berikut deskripsi instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
a.
Tes
Tulis (Pretest-Posttest)
Instrumen tes
berupa pretest dan
posttest digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa mengenai
alat-alat (organ) pencernaan, kelenjar
pencernaan, proses pencernaan, gizi dan makanan, serta beberapa kelainannya
pada manusia. Tipe soal adalah pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. Soal
pilihan ganda yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran A.21 halaman 170,
pada analisis butir soal didapatkan reliabilitas yang terukur untuk instrumen
hasil belajar (tipe soal pilihan ganda) adalah 0,927 dan diinterpretasikan
tinggi (Arikunto, 2007). Analisis uji instrumen yang lebih lengkap dapat
dilihat pada lampiran B.1 halaman 198. Kisi-kisi soal instrumen hasil belajar
diperlihatkan dalam tabel 3.2. berikut:
Tabel
Instrumen Tes Pilihan Ganda
No
|
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Nomor
Soal
|
1
|
1 Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
|
1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan
|
Membedakan
antra saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem
pencernaan pada manusia
|
1,2,3,4,5,6,7,8,9
|
2
|
|
|
Mendeskripsikan jenis makanan berdasar kandungan
zat yang ada di dalamnya
|
10,11,12,13,14,15,16,17,18
|
3
|
|
|
Membangkan pencernaan mekanik dan kimiawi
|
20,21,22,23,24
|
4
|
|
|
Menyebutkan contoh kelainan da penyakit pada
sistem pencernaan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya
mengatasinya
|
25,26,27,28,29,30
|
b.
Lembar
Observasi
Lembar
observasi ini digunakan
untuk mengamati aktivitas siswa yang sesuai dengan kegiatan
pembelajaran (on task) dan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran
(off task). Pengamatan ini dilakukan dari menit pertama dimulai pembelajaran
sampai pembelajaran berakhir. Analisis lembar observasi siswa selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran B2 halaman 206.
c.
Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan
tertulis yang bertujuan untuk
memperoleh informasi agar responden bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2006).
Angket
respons siswa digunakan untuk mengetahui penilaian atau respons siswa mengenai
penggunaan media pembelajaran adobe captivate
berbasis penemuan yang digunakan saat
proses belajar mengajar. Angket
ini menggunakan daftar cheklist dengan
skala 1 sampai 4 (dapat dilihat
pada lampiran A.28 dan A.29 halaman 193). Skala penilaian yang digunakan adalah
skala Likert (Sugiyono, 2009).
Kisi-kisi
angket yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel
Instrumen Angket untuk Mengetahui Respons Siswa terhadap Penggunaan Media
Pembelajaaran Adobe Captivate
Berbasis Penemuan
No
|
Variabel
|
Indikator
|
No
Soal
|
|
Positif
|
Negatif
|
|||
1
|
Tanggapan terhadap
penggunaan media pembelajaran adobe
captivate berbasis penemuan
|
1 Peran penggunaan
media pembelajaran adobe captivate
berbasis penemuan dalam pembelajaran IPA Terpadu
|
1, 9
|
12. 16
|
2 Fleksibilitas media
|
8
|
|
||
2
|
Motivasi belajar
siswa
|
1 Pemahaman
|
4, 10, 15
|
5, 18, 19
|
2 Motivasi belajar
siswa
|
3, 20
|
2
|
||
3 Antusias siswa
|
6, 11
|
7
|
||
4 Minat siswa
|
13
|
|
||
3
|
Keterampilan
menggunakan komputer
|
1 Mengoperasikan
komputer
|
17
|
14
|
|
Jumlah
|
12
|
8
|
E.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengambilan
data yang dilakukan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Tes
(Pretest dan Posttest)
a. Melakukan
pretest untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pembelajaran yang akan
diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
b. Melakukan
posttest untuk mengetahui sejauh mana semua materi yang tergolong penting sudah
dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik
2.
Observasi
Menggunakan observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang di amati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013: 203).
Observasi ini dilakukan secara sistematis
dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan pada manusia kelas VIII di SMP
Negeri 1 Pasekan Indramayu. Peneliti menggunakan lembar observasi on task dan off task. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran (on task) dan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan
pembelajaran (off task). Pengamatan
ini dilakukan dari menit pertama dimulai pembelajaran sampai pembelajaran
berakhir.
3.
Angket/
Kuisioner
Angket
yaitu cara pengumpulan
data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar
pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya kemudian disampaikan kepada
responden untuk dijawab atau diisi oleh responden tersebut. Angket digunakan
untuk mengetahui respons siswa
terhadap kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan. Metode angket yang
digunakan adalah skala likert
yang mengharuskan responden untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban SS
(sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Apabila pertanyaan positif, maka skornya 4,3,2,1. Sedangkan untuk pertanyaan
negatif maka skornya 1,2,3,4.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian
“Suatu Pendekatan Praktek”.
Yogyakarta:
Rineka Cipta
Arsyad,
Azhar. 2012. Media Pembelajaran.
Jakarta: Grafindo
Hamdani.
2011. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: Pustaka Setia
Hanifah,
Nanang, dkk. 2012. KonsepStrategi Pembelajaran. Bandung:
Rafika Aditrama
Markaban.
2006. Model Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Penemuan
Terbimbing.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Penataran Guru
Matematika
Mulyana,
Maron. 2009. Tutorial Membangun
Multimedia Interaktif Media
Pembelajaran.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Munadi,
Yudhi. 2012. Media Pembelajaran.
Jakarta: Gaung Persada Press
Nuryani.
2005. Strategi Belajara mengajar Biologi.
Malang: UM Press
Putra.
2008. Tutorial Adobe Captivate 3. http://duniadownload.com/komputer/ebook
tutorial-adobe-captivate-3.html.
Diakses 28/05/2015
Rustaman,
dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: JICA
Sanjaya,
Wina. 2011. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta:
Kencana Prenada Media
Sudjana,
Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono.
2013. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Suhada,
Imam. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SMP/MTS KelasvVIII. Jakarta:
Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Syah,
M. 2004. Psikologi Pendidikan Suatu
Pendekatan Baru. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Tarjaki.
2012. Belajar Adobe Captivate 3.
Cirebon. Tidak diterbitkan.
Trianto.
2011. Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Komentar