Langsung ke konten utama

Makalah Kemoterapik dan Antibiotik



MAKALAH
Kemoterapeutik dan Antibiotika

Diajukan guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah               : Mikro Biologi


                                          Dosen Pengampu        : Evi Roviati, S.Si. M.Pd






Disusun oleh :
v  Aenul Fahmi Khalik
v  Fatihatul Qolbi
v  Harmoko
v  Rifqotul Aeni
Biologi C/V

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai mikroorganisme walaupun tidak kasat mata. Mikroorganisme terdapat di air, tanah, dan udara bahkan di dalam tubuh kitapun terdapat mikroorganisme. Di dalam makanan-makanan yang tidak higienis juga banyak terdapat mikroorganisme, bahkan kalau kita lupa cuci tangan sehabis berjabat tangan atau dalam interaksi lainnya dengan sesama manusia maka mikroorganisme cepat masuk ke tubuh kita. Mikroorganisme tidak selamanya berdampak negatif bagi kita. Justru mikroorganisme baik, dapat dimanfaatkan untuk mengatasi mikrooganisme patogen di dalam tubuh. Mikroorganisme baik ini dinamakan Antibiotik.
Zat kemoterapeutik ialah zat kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit menular (kemoterapi) atau mencegah penyakit (kemoprofilaksis). Zat ini diperoleh dari mikroorganisme atau tumbuhan atau disentesis di dalam laboratorium kimia. Secara umum, zat kimia demikian yang terdapat di alam dapat dibedakan dari persenyawaan sintetik dengann digunakannya nama antibiotic.
Zat kimia haruslah memiliki toksisitas yang selektif untuk dapat digunakan sebagai zat kemoterapeutik. Artinya, zat tersebut harus dapat menghambat atau mematikan parasit (atau sel ganas) seraya menyebabkan kerusakan yang kecil saja terhadap sel inang atau sama sekali tidak merusak. Persyaratan lain bagi zat kemoterpeutik yang praktis ialah harus mampu menembus sel dan jaringan inang serta tidak mengubah mekanisme pertahanan alamiah sel inang tersebut.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa definisi Kemotrapeutik dan Atibiotika?
2.      Apasaja jenis- jenis Kemoterapeutik dan Antibiotika?
3.      Darimanakah sumber Kemoterapeutik dan Antibiotika?
4.      Bagaimana cara kerja Kemoterapeutik dan Antibiotik
5.      Apa sajakah dampak positif dan negatif dari Kemoterapeutik dan Antibiotika?


C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi Kemotrapeutik dan Atibiotika?
2.      Untuk mengetahui apasaja jenis- jenis Kemoterapeutik dan Antibiotika?
3.      Untuk mengetahui Sumber Kemoterapeutik dan Antibiotika?
4.      Untuk mengetahui cara kerja Kemoterapeutik dan Antibiotik
5.      Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari Kemoterapeutik dan Antibiotika?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Kemoterapeutik dan Antibiotika
Pada zaman sekarang ini penemuan dalam bidang kedokteran mengenai pelbagai infeksi dengan menggunakan zat kemoterapetik, misalnya saja diawali penemuan Protonsil (1935) yang mempunyai efek kuratif terhadap infeksi streptokokus. Penemuan kedua adalah ditemukannya antibiotik penisilin oleh Fleming (1929) dan kemudian oleh Florey (1940) mendemonstrasikan keampuhan penisilin. Kemudian diikuti penemuan streptomisin (1944)  dan penemuan antibiotika baru terus berjalan.
Alexander Fleming lahir pada tanggal 6 Agustus 1881 di Lechfield, Scotlandia. Fleming menuntut ilmu di Mary’s Hospital Medical School. Setelah Perang Dunia I, Fleming melakukan penelitian mengenai antibakteri karena prihatin menyaksikan begitu banyak kematian tentara akibat infeksi pada luka-luka yang diderita. Antiseptik ternyata justru lebih kuat melawan sistem kekebalan tubuh mereka daripada melawan bakteri penyebab infeksi. Dalam artikelnya yang dimuat di jurnal kedokteran “The Lancet”, Fleming menjelaskan bahwa antiseptik efektif bekerja di permukaan, tapi luka yang dalam justru menjadi tempat berlindung bagi bakteri anaerob dari agen antiseptik sehingga antiseptik tidak dapat membunuh bakteri yang tidak terjangkau ini.  Suatu hari, Fleming melakukan penelitian menggunakan bakteri Staphylococcus. Dia sempat meninggalkan laboratoriumnya dan ketika kembali, Fleming mendapati ada kultur bakteri yang terkontaminasi oleh jamur. Tetapi di bagian tepi koloni, bakterinya tidak tumbuh, sedangkan di tempat yang lain bakteri tetap tumbuh. Kemudian Fleming menumbuhkan jamur tadi pada media murni. Ternyata, jamur tersebut memproduksi suatu senyawa yang dapat membunuh bakteri. Selanjutnya Fleming berhasil mengidentifikasi jamur tersebut berasal dari genus Penicillium. Pada tanggal 7 Maret 1929 senyawa tersebut diberi nama Penicillin. Penelitian selanjutnya dilanjutkan oleh Howard Florey dan Ernst Boris Chain, dengan biaya dari pemerintah Amerika dan Inggris. Mereka berhasil memurnikan penicillin sehingga mampu digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Penicillin dapat membunuh bakteri penyebab pneumonia, meningitis, difteri, gonorrhea, sifilis, bronchitis, dan gangren. Fleming juga menemukan bahwa penggunaan antibiotik dengan dosis yang terlalu rendah atau durasi penggunaan yang terlalu singkat dapat menyebabkan resistensi bakteri. Atas penemuannya ini, Fleming mendapatkan penghargaan Nobel Prize in Medicine tahun 1945 bersama Florey dan Chain.

B.     Definisi
1.    Kemotrapeutik
Kemoterapeutik adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Antibiotika kebanyakan diperoleh dari genus Bacillus, Penicillium, dan Streptomyces.
Istilah Kemoterapeutik ini pertama kali dikemukakan oleh Paul Ehrlich berasal dari kata chymeiya = chymos = perasan buah dan therapeia = pengobatan (Bahasa Yunani).
Tindakan pemberian Kemoterapeutik ini disebut “kemoterapi” ; target melakukan kemoterapi adalah untuk pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya. salahsatu contohnya adalah  untuk pengobatan penyakit tumor. [Anonim]Rabu, 17 September 2014. Pukul 17:38)
2.    Antibiotika
 Antibiotik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios = hidup. Jadi antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya(racun) terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris Dr.Alexander Flemming yaitu antibiotik Penisilin pada tahun 1982 di London. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi pada tahun 1941 oleh Dr. Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotic sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.
Mekanisme kerjanya adalah  menghambat sintesa dinding sel, membran sel, dan protein sel serta menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA). http://pmmc.or.id/news/health-news/200-pengertian-antibiotik.html (rabu, 17 September 2014 pukul 17: 50)

C.    Jenis- jenis Kemoterapeutik dan Antibiotik
1.      Jenis-jenis Kemoterapeutik
1)      Anti Mikroba (AM) bekerja merusak atau membunuh mikroorganisme. Anti mikroba ini dapat berupa:
a)      Antibiotika, zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu (golongan fungi) atau secara sintetik untk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.
b)      Bahan kimia sintetik, seperti sulfonamide dan isoniazid.
c)      Bahan kimia dari tumbuhan,  seperti quinie (cinchona, kina).
2)      Antifungal (fungisid dan fungistatik) adalah zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan fungi. Misalnya polomiksin B dan griseofulvin.
3)      Antiviral merupakan zat kimia yang merusak perkembang biakan dalam sel hospes. Yang termasuk dalam zat ini adalah amantadin, IDU (5-iodo-2-deoksiriudin) dan sitosin arabinosida.
4)      Antelmitika, zat kimia yang dapat membunuh cacing dalam usus.
5)      Antikanker, merupakan zat kimia yang dapat menghambat atau mengganggu pertumbuhan sel tumor ganas disebut juga sitostatika. Yang termasuk dalam obat ini adalah metrotreksat (MTX) ,klorambusil dan lain sebagainya.
2.      Jenis- jenis Antibiotik
Berikut ini adalah  Jenis antibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:
1)      Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi. Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin.
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dll. Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik. Seringkali penisilin diberikan dalam kombinasi dengan berbagai jenis antibiotik lainnya.
2)      Sefalosporin (Cephalosporins)
Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi. Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.
Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif. Namun, dalam banyak kasus, ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga. Ruam, diare, kejang perut, dan demam adalah efek samping dari antibiotik ini.
3)      Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Jenis antibiotik ini menghambat pembentukan protein bakteri. Karena efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan antara lain untuk mengobati tifus dan pneumonia. Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini.
Aminoglikosida juga diberikan dalam kombinasi dengan penisilin atau sefalosporin. Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.
4)      Makrolida (Macrolides)
Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri. Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin. Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.
Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare adalah beberapa efek samping dari makrolida. Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.
5)      Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal. Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.
6)      Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri. Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara oral. Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan. Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak. Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll
7)      Tetrasiklin (tetracyclines) dan polipeptida (polypeptides)
Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.

D.    Sumber Kemoterapeutik dan Antibiotik
Pada zaman sekarang ini penemuan dalam bidang kedokteran mengenai berbagai infeksi dengan menggunakan zat kemoterapetik, misalnya saja diawali penemuan Protonsil (1935) yang mempunyai efek kuratif terhadap infeksi streptokokus. Penemuan kedua adalah ditemukannya antibiotik penisilin oleh Fleming (1929) dan kemudian oleh Florey (1940) mendemonstrasikan keampuhan penisilin.Kemudian diikuti penemuan streptomisin (1944)  dan penemuan antibiotika baru terus berjalan.
Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama / bakteri, kemoterapi dibedakan atas Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat. Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit. Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah Antibiotika.
Suatu zat kimia harslah memiliki toksisitas yang selektif untuk dapat digunakan sebgai zat kemoterpeutik. Artinya zat tersebut harus dapat menghambat atau mematikan parasit (atau sel ganas) seraya menyebabkan kerusakan yang kecil saja terhadap sel inang atau sama sekali tidak merusak. Persyaratan lain bagi zat kemoterapeutik yang praktis ialah harus mampu menembus sel dan jaringan inang serta tidak mengubah mekanisme pertahanan alamiah sel inang tersebut.
Di bawah akan diuraikan ciri-ciri berbagai zat kemoterapeutik dan prosedur laboratorium klinis untuk menetapkan aktivitas antimikrobialnya.
Riwayat Kemoterapi
1.      Kina
Kina digunakan secara alamiah yang diperoleh dari kulit pohon kina untuk mengobati malaria (suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium). Pada masa sekarang senyawa-senyawa sintetik baru (kuinakrin, klorokkuin, paludrin dan primakuin) telah menggantikan kina untuk mengobati penyakit malaria.
2.      Salvarsan
Pada sekitar tahun 1910, keetika paul Ehrlich mensintesis persenyawaan arsen yang dikenal dengan nama  salvarsan, dikembangkan suatu obat khusus yang mampu mengobati penyakit tanpa terlampaumembahayakan si penderita. Penelitian pertama yang sistematik dan sengaja dilakukan untuk mencari persenyawaan yang memiliki sifat-sifat parasitidal yang ampuh, toksisitas rendah terhadap manusia dan hewan, serta stabilitas kimiawi yang baik. Dalam terapi sifilis persenyawaan Ehrlich kini telah diganti dengan arsfenamin, neoarsfenamin, persenyawaan arsen lain dan antibiotik.
3.      Sulfonamide
Meskipun sufanilaminade telah disintesis oleh ahli kimia Jerman Paulo Gelmo pada tahun 1908, tetapi ditemukannya bahwa aktivitas antibakterial justru ada pada sulfanilamide itulah yang mendorong dilakukannya banyak penelitian untuk mencari persenyawaan sekerabat yang memiliki nilai kemoterpeuti. Pada tahun 1945 telah dibuat kurang lebih 5.488 turunan sulfanilamid. Beberapa diantaranya memiliki aktivitas antibakterial yang membuatnaya bermanfaat sebagai zat kemoterapeutik. Hasil penting dari penelitian yang dilakukan untuk memperoleh jenis-jenis sulfonamide baru ialah berkembangnya obat-obatan baru dengan aktivitas antibakterial yang lebih tinggi serta makin sedikit menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki pada inang hewan.
Beberapa yang termasuk obat kemoterapeutika antara lain :
1.    Golongan Penisilin
Suatu substansi kimia yang diperoleh dari berbagai spesies mikroorganisme, dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotika kebanyakan diperoleh dari genus Bacillus, Penicillium, dan Streptomyces.
2.    Golongan Sefalosporin
Biasanya dihasilkan dari jamur Cephalosporum. Senyawa natural yang dihasilkan adalah Sefalosporin C, dengan struktur dan mekanisme kerja mirip dengan Penisilin. Macam sefalosporin yang banyak dipergunakan adalah sefalotin dan sefalozin, sefaloridin dan sefaleksin. Antibiotika ini bersifat bakterisid bagi kebanyakan kokus gram positif dan kuman kuman batang gram negatif. Biasanya menyebabkan reaksi hipersensitivitas tetapi tidak toksik.
3.    Golongan Aminoglikosida
4.    Golongan Kloramfenikol
5.    Golongan Tetrasiklin
6.     Golongan Makrolida
7.    Golongan Rifampicin & Asam Ausidat
8.    Golongan Lain-lain
9.    Golongan Polipeptida
Salah satu zat antibakteri yang banyak dipergunakan akhir-akhir ini adalah antibiotik. Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Penggunaan antibiotik sebagai zat antibakteri juga mempunyai efek negatif seperti timbulnya resistensi bakteri terhadap aktivitas kerja obat.
Antibiotik diproduksi melalui alur sintesis khusus, yang digolongkan sebagai metabolisme sekunder. Nilainya yang tinggi dalam pengobatan penyakit menular terutama pada daya racun yang selektif, yang ditunjukkan kepada penyebab penyakit, tetapi tidak kepada inang yang terkena infeksi. Telah dibuktikan sekarang bahwa banyak golongan antibiotik memperlihatkan daya racunnya yang selektif karena kenyataannya sasarannya adalah struktur (fungsi) yang khusus baik sel prokariotik atau eukariotik (Pelzcar & Reid, 1958). Antibiotik juga merupakan semua senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis yang memiliki indeks kemoterapi tinggi, dan manifestasi aktivitasnya terjadi pada dosis yang sangat rendah. Serta secara spesifik melalui inhibisi proses vital tertentu pada virus, mikroorganisme, atau berbagai organisme bersel majemuk. Dari segi daya kerjanya, antibiotik dapat dibedakan dalam kelompok antibiotik bakteriostatik dan antibiotik bakterisidik. Kelompok yang pertama menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Sedang kelompok yang kedua bekerja mematikan bakteri tersebut (Wattimena et al, 1991).
Penisilin
Produk Penisilin biasanya diperoleh dari jamur Penicillium notatum atau kini Penicillium chrysogenum (mampu menghasilkan penisilin dalam 2x lipat). Penisilin ini terdapat dua macam, yaitu penisilin natural dan penisilin semisintetik.

Penisilin natural
Menghasilkan bensil penisilin atau penisilin G. Penisilin G ini efektif terhadap kebanyakan bakteri kokus gram positif dan negatif. (kecuali enterokokus dan strain Staphylococcus aureus penghasil penisilinasa).
Kekurangan Penisilin G adalah:
a.          Dapat diinaktifkan oleh asam lambung
b.         Dirusak oleh penisilinasa
c.          Kadang menyebabkan alergi
   
  Penisilin Semisintetik
Kelompok yang resisten terhadap penisilinasa adalah metisilin, kloksasilin, oksasilin dan nafsilin. Senyawa berspektrum luas, misalnya ampisilin yang tahan asam tapi peka terhadap penisilinasa dan karbenisilin yang berguna terhadap infeksi oleh Pseudomonas.
 Mekanisme Kerja: Penisilin mengganggu (interfere) pembentukan dinding sel terutama  pada tahan terakhir. Penggunaan penisilin ini dapat menyebabkan terbentuknya steroplas yaitu kuman-kuman tanpa dinding sel atau kuman bentuk L.

E.     Cara kerja Kemoterapeutik dan Antibiotik
1.      Cara kerja Kemoterapeutik
Cara kerja Kemoterapeutik ialah dengan mengintervensi perbedaan atau cara sifat hidup mikroorganisme dengan sifat sel hospes, antara lain dengan:
1)      Mengganggu sumber metabolisme asam fosfat yang berperan penting dalam sistem ko-enzim suatu mokroorganisme.
2)      Mempengaruhi organ yang mensintesis protein.
3)      Mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan dinding sel mikroorganisme.
4)      Mempengaruhi struktur membrane sel mikroorganisme.
2.      Cara kerja Antibiotik
Cara kerja antibiotika ini diantaranya adalah:
1)      Menghambat sintesa dinding sel
2)      Menghambat sintesa membran sel
3)      Mengahmbat sintesa protein sel dan
4)      Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA).
F.      Uji Antibiotik
Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai. Efek yang ditimbulkan pada senyawa uji dapat berupa hambatan pertumbuhan. 
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek sehari-hari, tidak mungkin melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk pasien yang dicurigai menderita suatu infeksi berat yang memerlukan penanganan segera dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman (Ditjen POM, 2001).
Suatu zat antimikroba yang ideal, memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tapi tidak membahayakan bagi inang. Umumnya toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolud, ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang umum dapat merusak parasit (Tjay, 2003). Aktifitas mikroba dapat dikendalikan dengan mengatur faktor-faktor lingkungan yang meliputi faktor biotik dan abiotik (temperatur, pH, kelembaban, radiasi) (Dwidjesoputro, 1994).
Uji potensi antibiotika dilakukan dalam dua metode yaitu metode kertas saring (Kirby and Bauer) dan metode d’Aubert. Metode kertas saring menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fungisida, bakterisida, dan insektisida. Dengan perlakuan fisik seperti dengan sinar UV, pemanasan yang tinggi, serta dengan perlakuan biologi seperti menggunakan mikroorganisme lain sebagai antagonis. Metode d’Aubert yaitu metode yang digunakan untuk memeriksa kadar anibiotika dalam bahan makanan sebagai bahan pengawet (Ramona dkk., 2007).



G.    Dampak dari Kemoterapeutik dan Atibiotika
1.      Kemoterapeutik
1)      Dampak Positif
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang digunakan dalam Kemoterapi. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah. Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker. Manfaat kemoterapi antara lain:
a)       Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi atau  beberapa jenis Kemoterapi.
b)       Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
c)      Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.
2)      Dampak negatif
Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.
Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena “pump failure”, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan.
Efek samping kemoterapi antara lain:
a)      Lemas
b)      Mual dan muntah
c)      Gangguan pencernaan
d)     Sariawan
e)      Rambut rontok
f)       Mudah terkena infeksi
g)      Pendarahan
h)      Anemia
i)        Kulit kering dan berubah warna
2.      Antibiotika
1)      Dampak positif
 Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh organisme hidup yang dalam konsentrasi rendah dapat menghambat atau membunuh organism lainya. Jadi, antibiotik merupakan zat yang bisa membunuh atau melemahkan suatu mahkluk hidup, yaitu mikroorganisme (jasad reknik) seperti bakteri, parasit, atau jamur.Untuk penyakit yang di sebabkan bakteri, antibiotik cukup dapat di andalkan. Contoh penyakit akibat infeksi bakteria dalah sebagian infeksi telinga, infeksi sinus berat, radang tenggorokan, akibat infeksi kuman streptokokus, infeksi saluran kemih, tifus, tuber kulosis, dan diare akibat amoebahystolytica. Namun , antibiotik tidak dapat membunuh virus. Oleh karena itu, antibiotik tidak dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan virus.
Berdasarkan cara kerja antibiotik yang secara efektif meracuni sel bakteri, antibiotik di kelompokan sebagai berikut:
a)      mengganggu sintensis dan dingsel (seperti penisilin, sofalosforin, imifenem, van komisin, basitrasin);
b)      mengganggu sintensis protein bakteri (seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol , makrolida, tetrasklin, gentamisin );
c)      menghambat sintensis folat (seperti sulfonamide dan trimerofrim ):
d)      mengganggu sintensis DNA , (seperti metronidasol, kinolon, novobiosin);
e)       mengganggu sintensis RNA (rifampisin); serta (6) mengganggu fungsi membrane sel (seperti polimiskin B gramisidin).
Sedangkan berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi , antibiotik dapat dapat dibedakan menjadi antibiotik yang hanya dapat membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja. Serta bekteri yang berspektrumluas ,yaitu dapat membidk bakteri gram positif dan negatif.
2)      Dampak negative
a)      Gejala Resistensi
Adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Pada pengobatan yang tidak cukup yaitu terlalu singkat waktunya atau terlampau lama dengan dosis rendah atau digunakan pada pengobatan yang tidak perlu misalnya pada luka kecil dan sebagainya dapat mengakibatkan resistensi artinya bakteri akan memberikan perlawanan terhadap kerja antibiotik, sehingga khasiat  ini akan menjadi berkurang atau tidak berkhasiat sama sekali. Hampir semua antibiotik dapat menimbulkan resistensi.
b)      Gejala Kepekaan
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem imun tubuh hospes. Misalnya pada pemberioan penisilin bila diberikan pada pada seseorang  yang tidak tahan (peka) dapat menimbulkan bintik-bintik merah, gatal-gatal bahkan dapat menimbulkan anafilaksis.
c)      Reaksi Toksik
Antibiotik pada umumnya bersifat toksik selektif, tetapi  sifat ini relatif dalam menimbulkan efek toksik, masing-masing antibiotik dapat memiliki terhadap organ atau sistem tertentu pada tubuh horpes. Contoh: golongan tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan jaringan tulang termasuk gigi akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium ortofospat.
d)      Super Infeksi
Yaitu infeksi baru yang terjadi akibat terapi infeksi primer dengan suatu antibiotik. Ini terutama terjadi pada pemakaian antibiotik broad spectrum, karena kegiatannya demikian luasnya sehingga flora bakteri usus juga dimatikan dan keseimbangan bakteri normal juga tergganggu. Jika terjadi super infeksi tindakan yang tidak perlu diambil untuk mengatasinya  ialah:
a.       Menghentikan terapi antibiotik yang sedang digunakan
b.      Melakukan biakan mikroba penyebab super infeksi
c.       Memberikan suatu antibiotik yang efektif terhadap mikroba tersebut





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemoterapeutik adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Antibiotika kebanyakan diperoleh dari genus Bacillus, Penicillium, dan Streptomyces.
Antibiotik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios = hidup. Jadi antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya(racun) terhadap manusia relatif kecil.
Jenis-jenis Kemoterapeutik diantaranya Anti Mikroba (AM), Antifungal (fungisid dan fungistatik), Antiviral, Antelmitika, Antikanker. Selain kemoterapeutik, antibiotic juga mempunya berbagai jenis diantanya yaitu Penisilin (Penicillins), Sefalosporin (Cephalosporins), Aminoglikosida (Aminoglycosides), Makrolid (Macrolides), Sulfonamida (Sulfonamides), Fluoroquinolones, Tetrasiklin (Tetracyclines) dan Polipeptida (Polypeptides).
Cara kerja Kemoterapeutik ialah dengan mengintervensi perbedaan atau cara sifat hidup mikroorganisme dengan sifat sel hospes, antara lain dengan mengganggu sumber metabolisme asam fosfat yang berperan penting dalam sistem ko-enzim suatu mokroorganisme, mempengaruhi organ yang mensintesis protein, mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan dinding sel mikroorganisme dan mempengaruhi struktur membrane sel mikroorganisme. Sedangkan cara kerja Antibiotik ini diantaranya adalah menghambat sintesa dinding sel, menghambat sintesa membran sel, mengahmbat sintesa protein sel dan menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA).
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah. Sedangkan dampak negatifnya adalah Efek samping kemoterapi antara lain: Lemas, mual dan muntah, Gangguan pencernaan, Sariawan, Rambut rontok, Mudah terkena infeksi, Pendarahan, Anemia dan Kulit kering dan berubah warna. Selain kemoterapi antibiotic juga memiliki dampak positif dan negative diantanranya adalah mengganggu sintensis dan dingsel (seperti penisilin, sofalosforin, imifenem, van komisin, basitrasin); mengganggu sintensis protein bakteri (seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol , makrolida, tetrasklin, gentamisin ); menghambat sintensis folat (seperti sulfonamide dan trimerofrim ),  mengganggu sintensis DNA , (seperti metronidasol, kinolon, novobiosin), mengganggu sintensis RNA (rifampisin); serta mengganggu fungsi membrane sel (seperti polimiskin B gramisidin).



















Daftar Pustaka

Tan Hoan Tjay dan Drs kirana Rahardja. 2002. Obat-obat penting, khasiat, penggunaan dan efek- efek samppingnya Edisi 5. Jakarta. Gramedia

diakses pada hari (Rabu, 17 September 2014. Pukul 17:38)

http://pmmc.or.id/news/health-news/200-pengertian-antibiotik.html diakses pada hari: Rabu,17 September 2014 pukul 17: 50)

Zainal Abidin, Muhammad. 2010. http://www.masbied.com/2010/06/03/antibiotik/. Diakses tanggal 04 Oktober 2011.

http://www.sridianti.com/cara-kerja-antibiotik.html diakses pada hari (Rabu, 17 September 2014. Pukul 17:38)

http://www.amazine.co/17356/8-jenis-antibiotik-beserta-manfaat-efek-sampingnya/ diakses pada hari (Jum’at, 19 September 2014. Pukul 07:31)
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting. Penerbit Elexmedia Komputindo. Jakarta.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bioteknologi “Peran Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam”

MAKALAH BIOTEKNOLOGI  “ Peran   Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam ”                  Mata Kuliah          : Bioteknologi           Dosen Pengampu      : Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si    Disusun Oleh : AENUL FAHMI KHALIK (14121610738) BIOLOGI C/ VI TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 PEMBAHASAN A.     Bioteknologi dan Bioremediasi Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformas...

MAKALAH KURIKULUM 2013

MAKALAH KURIKULUM 2013 Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan semester 1 Dosen Pembimbing : H. Syamsuni , M.pd   Di susun oleh : Nama : Eva Shaumitaria PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIRALODRA 2017/2018 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya Kapanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tetentang kurikulum 2013 .             Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang kurikulum 2013 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.         ...

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN Diajukan guna memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si, M.A   Disusun oleh: KELOMPOK 4 AENUL FAHMI KHALIK ADE IDRUS HARIRI DEA RIZKI Z IIN I’ANAH LILIS AGUSTINA SYIFA MUSTIKA USWATUH S BIOLOGI C/6 TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Penelitian dilakukan berdasarkan atas keingintahuan ataupun ketertarikan seseorang terhadap sesuatu. Metode berpikir ilmiah pada dasarnya adalah sejumlah pengetahuan yang berkaitan dengan jalan atau cara yang ditempuh oleh pikiran manusia untuk mencapai kesimpulan atau putusan yang sah dan benar. Penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan keilmuan...