Langsung ke konten utama

Contoh Tugas Proposal



PENGGUNAAN MEDIA ADOBE CAPTIVATE BERBASIS PENEMUAN PADA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BAHASAN SISTEM PENCERNAAN KELAS VIII SMP N 1 PASEKAN INDRAMAYU



PROPOSAL


Diajukan untuk tugas individu Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Jurusan Tadris IPA-Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Syekh Nurjati Cirebon


Description: Logo IAIN CIREBON






 AENUL FAHMI KHALIK
NIM. 14121610738


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Pada revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan yang ada menjadi salah satu dasar sangat pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran (Munadi, 2012:1).
Berdasarkan peraturan yang ada dan tertera pada  UU. RI Nomor 14. Tahun 2005 tentang guru dan dosen pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Di samping itu juga, pendidikan  merupakan bagian dari kebudayaan yang mana sebagai sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai umtuk kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Proses pembelajaran merupakan salah satu indikator dari proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya materi pelajaran. Biasanya dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar (Sanjaya, 2011:162).
Salah satu upaya yang dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yaitu pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih baik. Kegunaan dan manfaat  media dalam proses pembelajaran sangat menguntungkan dalam penyampaian pesan kepada penerima pesan. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh setiap media pembelajaran diharapkan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,  keterbatasan indra manusia, perbedaan gaya belajar, dan karakteristik penerima pesan.
Terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh peserta didik berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran, salah satunya adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media. Hal tersebut diperkuat oleh temuan-temuan di beberapa tempat pembelajaran di sekolah  maupun lembaga pendidikan lainnya, berbagai faktor yang menyebabkan kurang  optimalnya hasil belajar terkait dengan hasil pengembangan media pembelajaran antara lain:
1.         Pendidik tidak tahu cara menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
2.         Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik sangat terbatas dan tidak substantif sehingga dirasakan kurang membantu dalam penguasaan bahan ajar.
3.         Kurang  variatifnya  media  pembelajaran  sehingga  media  pembelajaran sangat membosankan (Mulyanta, dkk, 2009: 2-3).

Dalam penelitian ini, konsep sistem pencernaan manusia dipilih sebagai konsep  yang  dimodifikasi  dalam  aplikasi  media  pembelajaran  karena  di dalamnya terdapat konsep abstrak yang tidak bisa hanya dijelaskan saja oleh guru atau siswa hanya membaca dari buku. Melalui media pembelajaran adobe captivate  berbasis  penemuan,  proses-proses  tersebut  dapat  dengan  mudah dijelaskan  melalui  gambar,  animasi  dan  video  yang  tersedia  didalamnya. Adapun isi dari media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan yang dikembangkan berisi teks, gambar, animasi, klip video, game interaktif, quiz, dan pendalaman materi yang berkaitan dengan sistem pencernaan manusia. Media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dapat membantu siswa mengembangkan  kemampuan berpikirnya karena di dalamnya terdapat informasi yang lebih banyak dan menarik mengenai masalah sistem pencernaan manusia.
Dalam penggunaan media pembelajaran interaktif dilakukan untuk membantu guru dalam menyajikan materi yang abstrak dan tidak mudah. Melalui  pemanfaatan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan ini diharapkan siswa dapat mengamati tahapan-tahapan suatu proses dengan mudah.b Penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan respons siswa untuk memahami materi yang bersifat abstrak, karena siswa seolah diajak untuk berhadapan dengan objek yang sebenarnya. Selain itu tampilan dari media pembelajaran adobe  captivate  berbasis  penemuan bersifat dinamis sehingga tidak memberikan rasa bosan dan jenuh bagi siswa.
Pemilihan media pendukung pembelajaran yang baik merupakan salah satu  hal  yang  penting  dalam  menunjang  keberhasilan  pembelajaran. Penggunaan media yang kurang inovatif terlihat di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu, media pembelajaran yang dipilih merupakan media konvensional berupa buku teks yang monoton dan kurang menarik minat awal siswa. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa.
Dalam penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan ini merupakan salah satu media pembelajaran yang dibuat berdasarkan tahapan-tahapan model pembelajaran penemuan yang bertujuan memberikan pengalaman  belajar yang lebih konkret melalui penyediaan pembelajaran melalui media animasi yang disertai dengan penjelasan audio pada animasi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dan siswa yang menggunakan media konvensional berbasis penemuan  pada pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan sistem pencernaan manusia. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil belajar dari ranah kognitif siswa, pada akhirnya proses pembelajaran yang berkualitas diharapkan dapat berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Berdasarkan masalah  yang  ditemukan  di  lapangan,  penulis  merasa tertarik untuk mengkaji mengenai bagaimana penggunaan media pembelajaran adobe  captivate  yang  dipadukan  dengan  model  pembelajaran  penemuan terhadap peningkatan  hasil  belajar  siswa  dalam  pembelajaran  IPA  terpadu pokok bahasan sistem pencernaan manusia, maka dengan ini penulis melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Adobe Captivate Berbasis Penemuan Pada Peningkatan Hasil; Belajar Siswa Pada Bahasan Sistem Pencernaan Kelas VIII SMP N 1 PASEKAN INDRAMAYU”.

B.            Perumusan Masalah
1.      Idenrtifikasi Masalah
a.       Kurang variatifnya media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam  kegiatan  belajar  mengajar,  media  yang  digunakan  hanyalah media  konvensional  berupa  buku  teks  yang  monoton  dan membosankan.
b.      Pendidik kurang menguasai penggunaan media pembelajaran interaktif  dengan bantuan teknologi komputer.
c.       Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik sangat terbatas dan tidak substantif  sehingga  dirasakan  kurang  membantu  dalam  penguasaan  bahan ajar.

2.      Pertanyaan Penelitian
a.       Bagaimana tahapan penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis  penemuan  dalam  pembelajaran  IPA  terpadu  pokok  bahasan  sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu?
b.      Bagaimana  aktivitas  siswa  dalam  pembelajaran  IPA  terpadu  dengan menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan pada pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu?
c.       Bagaimana  perbedaan  peningkatan  hasil  belajar  antara  siswa  yang menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dan siswa yang menggunakan media konvensional berbasis penemuan dalam pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu?
d.      Bagaimana respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran adobe  captivate  berbasis  penemuan  pada  pokok  bahasan  sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu?
3.      Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini yaitu:
a.       Untuk  mengetahui  tahapan  penggunaan  media  pembelajaran  adobe captivate  berbasis  penemuan  dalam  pembelajaran  IPA  terpadu  pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu.
b.      Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan  sistem  pencernaan  manusia  dengan  menggunakan  media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu.
c.       Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dan siswa  yang  menggunakan  media  pembelajaran  konvensional  berbasis penemuan  dalam  pembelajaran  IPA  terpadu  pokok  bahasan  sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu.
d.      Untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan pada pokok bahasan sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu.

C.           Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak diantaranya sebagai berikut:
1.      Bagi Siswa
a.       Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA terpadu pokok bahasan sistem sistem pencernaan pada manusia.
b.      Memotivasi  siswa  dalam  pembelajaran  IPA  terpadu  pokok bahasan sistem pencernaan pada  manusia.
c.       Memberikan suasana belajar yang baru bagi siswa agar tidak monoton dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


2.      Bagi Guru
a.       Memberikan  rujukan  inovasi  pembelajaran  bagi  guru  dalam mengajarkan  pokok  bahasan sistem  sistem  pencernaan  pada  manusia agar lebih menarik.
b.      Menjadi pertimbangan guru dalam memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
c.       Membantu  guru  mengatasi  permasalahan  dalam  kelas  pada pembelajaran sistem sistem pencernaan pada manusia.
d.      Memotivasi  guru  untuk  lebih  menguasai  teknologi  dan  dapat menerapkannya pada pembelajaran di dalam kelas.
3.      Bagi Sekolah
a.       Membantu sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA terpadu.
b.      Memotivasi sekolah untuk lebih memanfaatkan sarana teknologi.
c.       Meningkatkan kualitas nilai sekolah di masyarakat luas.
4.      Bagi Peneliti Lain
a.       Memberikan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya..
b.      Memperbaiki cara kerja agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

D.           Kerangka Pemikiran
Mata pelajaran IPA terpadu merupakan ilmu yang memiliki banyak konsep dan proses atau peristiwa yang abstrak. Dalam hal ini, tentu dibutuhkan usaha yang lebih untuk menjelaskan proses tersebut sehingga dapat dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, guru dalam mengajarkan IPA terpadu perlu memiliki model pembelajaran yang tepat. Selain itu agar mata pelajaran IPA terpadu dapat diserap baik oleh siswa maka seorang guru perlu media pembelajaran yang dipandang efektif untuk mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut  Hamalik  dalam  Arsyad  (2012:15)  mengemukakan  bahwa pemakaian  media  pengajaran  dalam  proses  belajar  mengajar  dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dengan membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Munadi (2012:45) juga mengemukakan bahwa siswa yang belajar melalui  media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentukbentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, kejadian atau peristiwa.
Materi  sistem  pencernaan  manusia  pada  pembelajaran  IPA  terpadu terdapat konsep-konsep yang bersifat abstrak yang tidak bisa hanya dijelaskan dengan menggunakan media konvensional berupa buku teks yang monoton, materi tersebut akan lebih menarik dan mudah dipahami jika disampaikan dengan menggunakan  media yang  dapat  memvisualisasikan  konsep-konsep  yang  abstrak menjadi konkret. Penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dapat menjadikan proses pembelajaran akan lebih aktif dan menarik karena media pembelajaran yang dibuat berisi materi yang disajikan dengan  interaktif  dan  tidak  monoton,  dan  dengan  diterapkannya  model penemuan, siswa  dapat berpikir  sendiri  sehingga  dapat  menemukan prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru.
Untuk  lebih  mempermudah  kerangka  pemikiran  tersebut,  penulis menggambarkan dalam bentuk bagan kerangka penelitian sebagai berikut:


















Peningkatan Hasil Belajar Siswa
 
 
















Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.           Penggunaan Media dan Pembelajaran IPA Terpadu
1.      Pengertia Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti  “tengah”, “perantara”  atau  pengantar.  Dalam  bahasa  Arab,  media adalah  perantara  (ﻞﺋﺎﺳو)  atau  pengantar  pesan  dari  pengirim  kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun  kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.  Dalam pengertian ini,  guru, buku teks,  dan  lingkungan  sekolah  merupakan  media.  Secara  lebih  khusus, pengertian  media  dalam  proses  belajar  mengajar  cenderung  diartikan sebagai  alat-alat  grafis, photografis,  atau  elektronis  untuk  menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011:3). Sanjaya dalam Hamdani (2011:244) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan.
Association for Education and Communication Technology (AECT) mengartikan  media  sebagai  segala  bentuk  yang  digunakan  untuk  proses penyaluran informasi, sedangkan National Education Association (NBA) mengartikan  media  sebagai  segala  benda  yang  dapat  dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau diberikan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut (Nuryani, 2005:113). Dari beberapa pendapat para ahli  mengenai  definisi  media  pembelajaran,  dapat  disimpulkan  bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan  menyalurkan  pesan  dari  sumber  secara  terencana  sehingga  tercipta lingkungan belajar secara efisien dan efektif.

2.      Funsi Media Pembelajaran
Menurut  Nuryani  (2005:119) dalam kutipannya fungsi  media  pembelajaran diantaranya:

a.       Memperjelas  dan  memperkaya/melengkapi  informasi  yang  diberikan secara verbal
b.      Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar
c.       Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi
d.      Menambah variasi penambahan materi
e.       Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar
f.       Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan siswa
g.      Memberikan pengalaman yang lebih konkret bagi hal yang mungkin abstrak
h.      Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa
i.        Memberikan stimulus dan mendorong respons siswa

3.      Klasifikasi Media Pembelajaran
Menurut  Sanjaya  (2011:172)  media  pembelajaran  dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
a.        Dilihat dari sifatnya, media dibagi dalam:
1)   Media auditif
2)   Media visual
3)   Media audio visual
b.        Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media terbagi atas:
1)   Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak, serta dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang sama, misalnya radio dan televisi
2)   Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruangan dan tempat, seperti film, sound slide, film strip
3)   Media  untuk  pengajaran  individual  seperti  modul  berprogram, pembelajaran melalui komputer
c.        Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media terbagi ke dalam:
1)   Media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh  dan  harganya  murah,  cara  pembuatannya  mudah  dan penggunaannya tidak terlalu sulit
2)   Media yang kompleks, yaitu media dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal biayanya dan sulit membuatnya

4.        Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Sanjaya dalam Hamdani (2011:257) kriteria yang paling utama  dalam pemilihan media adalah sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Adapun pemilihan media menurut Sanjaya dalam Hamdani (2011:257) mengungkapkan beberapa kriteria umum dalam memilih media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain:
a.       Acces, artinya kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan  dapat  dimanfaatkan,  akses  juga  menyangkut  aspek  kebijakan, apakah media tersebut diizinkan untuk digunakan
b.      Cost,  artinya  pertimbangan  biaya.  Biaya  yang  dikeluarkan  untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya
c.       Technology, artinya ketersediaan teknologinya dan kemudahan dalam penggunaannya
d.      Interactivity, artinya mampu menghadirkan komunikasi dua arah atau interaktivitas
e.       Organization,  artinya  dukungan  organisasi  atau  lembaga  dan  cara pengorganisasiannya
f.       Novelty, artinya aspek kebaruan dari media yang dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Ditegaskan kembali oleh Rustaman, dkk (2003:144) bahwa pemilihan media tidak hanya disesuaikan dengan tujuannya saja melainkan juga dengan materi, pendekatan dan metode, evaluasi serta tingkat perkembangan intelektual siswa.

B.            Media Pembelajaran Adobe Captivate
1.      Pengertian Media Pembelajran Adobe Captivat
Tarjaki (2012:1) mendefinisikan adobe captivate sebagai salah satu software presentasi yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya  pembelajaran  berbantuan  komputer.  Adobe  captivate memungkinkan  penggunanya  untuk  mengkombinasikan  teks,  gambar, animasi,  video  dan  suara  ke  dalam  proyek  yang  dibuat. Menurut  Putra (2006:4) perangkat lunak adobe captivate memungkinkan setiap orang bisa membuat secara cepat simulasi yang ampuh dan terjamin, pelatihan berbasis skenario  dan  pengujian  tanpa  memerlukan  keterampilan  pemrograman maupun  multimedia.  Berbasis platform  adobe  flash®, adobe  captivate 3 secara  otomatis  menghasilkan  konten  yang  interaktif  dan  kompatibel dengan flash player serta mudah didistribusikan dan diakses secara online. Hanya dengan antar muka point-and-click dan fitur-fitur otomatis yang beragam, para pengguna dosen, guru, pelatih profesional, pengusaha dan lain  sebagainya  bisa  merekam  aktivitas  layar  komputer  dengan  mudah, menambahkan interaksi e-learning,membuat skenario pencabangan yang kompleks disertai pilihan umpan balik dan penyisipan beragam berkas multimedia.
Adobe captivate memungkinkan kita untuk menambah, memodifikasi  keterangan teks, memberi audio (voice-overs,  background music  dan  sound  effects), video, animasi flash, animasi text, gambar, hyperlink, ke dalam project yang dibuat. Ukuran berkas yang kecil serta resolusi yang tinggi membuat simulasi dan demonstrasi yang dibuat dengan adobe captivate mudah untuk dipublikasikan secara stand-alone (EXE), online  serta  dibakar  ke  CD  untuk  dipakai  dalam  pelatihan,  penjualan, pemasaran,  maupun  dukungan  pemakai.  Sebagai  aplikasi  penyusun multimedia (multimedia authoring tools), adobe captivate memiliki banyak fasilitas yang dapat kita gunakan untuk menghasilkan konten bahan ajar yang interaktif dan menarik (Putra 2006:4).

2.      Kelebihan dan Kekurangan Adobe Captivate
Menurut  Tarjaki  (2012) adobe  captivate  memiliki  kelemahan maupun kelebihan ketika digunakan dalam pembuatan media pembelajaran.
Kelebihan tersebut antara lain:
a.       Mudah  digunakan  dalam  pembuatan  presentasi  sebagai  media pembelajaran
b.      Dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran
c.       Terdapat kuis interaktif
d.      Dapat digunakan untuk tutorial pembelajaran interaktif
Selain mempunyai kelebihan, adobe captivate juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah:
a.        Animasi yang terdapat dalam adobe captivate tidak selengkap software lainnya seperti adobe flash
b.        Membutuhkan  spesifikasi  komputer  di  atas  rata-rata  agar  nyaman menggunakannya.

C.           Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
1.      Penegertian Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
Hanafiah (2012:77) mendefinisikan model pembelajaran Discovery atau  penemuan merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud  adanya perubahan perilaku. Menurut Bruner dalam Markaban (2006:9)  penemuan adalah suatu proses, suatu jalan atau cara dalam mendekati  permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Proses  penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek membentuk dan menguji hipotesis.
Hamdani (2011:184) mendefinisikan model discovery atau penemuan  sebagai  proses  mental  ketika  siswa  mengasimilasikan  suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental, misalnya mengamati, menjelaskan,  mengelompokkan, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Konsep misalnya bundar, segi tiga, demokrasi, energi, dan sebagainya, sedangkan prinsip, misalnya setiap logam apabila dipanaskan memuai. Model pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran dimana siswa berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan  memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan  menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

2.      Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Penemuan
Menurut  Yamin dalam  Hamdani (2011:267)  model  penemuan memiliki beberapa kelebihan maupun kelemahan dalam pemanfaatannya antara lain:
a.      Kelebihan Model Penemuan
1)   Membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa;
2)   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing;
3)   Membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan  keterampilan  dalam  proses  kognitif  atau  pengarahan siswa;
4)   Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individual sehingga dapat kokoh  atau mendalam tertinggal dalam diri siswa tersebut.
b.      Kekurangan Model Penemuan
1)   Proses mental ini terlalu meningkatkan proses pengertian saja;
2)   Tidak memberikan berpikir secara kreatif;
3)   Para siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental;
4)   Apabila kelas terlalu besar, penggunaan teknik ini kurang berhasil;
5)   Bagi guru dan siswa yang kurang biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional akan kecewa apabila diganti dengan teknik penemuan.

3.      Fungsi Model Pembelajaran Penemuan
Ada beberapa fungsi model discovery (penemuan), yaitu sebagai berikut:
a.       Membangun  komitmen (commitment  building) di  kalangan  peserta didik  untuk  belajar,  yang  diwujudkan  dengan  keterlibatan, kesungguhan,  dan  loyalitas  mencari  dan  menemukan sesuatu  dalam proses pembelajaran
b.      Membangun sikap aktif, kreatif, inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran
c.       Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (openess) terhadap hasil temuannya (Hanafiah, 2012:78).
4.      Tahapan Model Pembelajaran Penemuan
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:
a.       Langkah Persiapan
1)   Menentukan tujuan pembelajaran
2)   Melakukan  identifikasi  karakteristik  siswa  (kemampuan  awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya
3)   Memilih materi pelajaran
4)   Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
5)   Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa
6)   Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap inaktif, ionik sampai simbolik
7)   Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
b.      Pelaksanaan
1)   Stimulation (Stimulasi/ pemberian rangsangan)
Pertama-tama  pada  tahap  ini  pelajar  dihadapkan  pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk  tidak  memberi  generalisasi,  agar  timbul  keinginan  untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
2)   Problem statement (Pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi  kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam  bentuk  hipotesis  (jawaban  sementara  atas  pertanyaan masalah).

3)   Data collection (Pengumpulan data)
Ketika  eksplorasi  berlangsung  guru  juga  memberi kesempatan  kepada  para  siswa  untuk  mengumpulkan  informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya  hipotesis.  Pada  tahap  ini  berfungsi  untuk  menjawab pertanyaan  atau  membuktikan  benar  tidaknya  hipotesis,  dengan demikian  anak  didik  diberi  kesempatan  untuk  mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4)   Data processing (Pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan  mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik  melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,  semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5)   Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi  dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan  atau  pemahaman  melalui  contoh-contoh  yang  ia  jumpai dalam kehidupannya.
6)   Generalization (Menarik kesimpulan/ generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku  untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

D.           Hakikat Pembelajaran IPA
1.      Pengertian Pembelajaran
Menurut  Darsono dalam Hamdani  (2010:23)  menyatakan  bahwa aliran  behavioristik  mendefinisikan  pembelajaran  sebagai  usaha  guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus, aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang dipelajari. Sugandi dalam Hamdani (2010:23) mendefinisikan pembelajaran menurut aliran humanistis adalah pemberian kebebasan  kepada  siswa  untuk  memilih  bahan  pelajaran  dan  cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannyaSecara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui  eksperimen,  penarikan  kesimpulan, serta  penemuan  teori  dan konsep. Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang  mempelajari  gejala-gejala  melalui  serangkaian  proses  yang  dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud  sebagai  produk  ilmiah  yang  tersusun  atas  tiga  komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2011:138).

2.      Tujuan Pembelajaran IPA
Sebagai  alat  pendidikan  yang  berguna  untuk  mencapai  tujuan pendidikan, maka pembelajaran IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu.  Prihantro  Laksmi  dalam  Trianto  (2011:142)  mengemukakan tujuan-tujuan tersebut, yaitu:
a.       Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap
b.      Menanamkan sikap hidup ilmiah
c.       Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan
d.      Mendidik  siswa  untuk  menangani,  mengetahui  cara  kerja  serta menghargai para ilmuwan penemunya
e.       Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan.

3.      Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2010:22) berdasarkan klasifikasi hasil belajar dari Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: a) Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa ke dalam proses berpikir seperti mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, sintesis, dan evaluasi. b) Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan  yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan,  dan  emosi.  Tingkatan-tingkatan  aspek  ini  dimulai  dari  yang sederhana  sampai  kepada  tingkatan  yang  kompleks,  yaitu  penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai. c) Ranah psikomotor berkaitan  dengan  kemampuan  yang  menyangkut  gerakangerakan  otot. Tingkatan-tingkatan  aspek  ini,  yaitu  gerakan  refleks keterampilan  pada  gerak  dasar  kemampuan  perseptual,  kemampuan  di bidang  fisik,  gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai  kepada  keterampilan  yang  kompleks  dan  kemampuan  yang berkenaan dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Penggunaan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar  yang  dapat  dicapai  oleh  siswa.  Hasil  belajar  itu  sendiri  dapat diartikan  sebagai  tingkat  perkembangan  mental  yang  lebih  baik  bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

4.      Faktor-faktor Yang Memperngaruhki Hasil Belajar
Menurut  Munadi  (2011:24)  faktor-faktor  yang  mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain:

a.      Faktor Interrnal
1)      Faktor Fisiologis
Secara  umum  kondisi  fisiologis,  seperti  kesehatan  yang prima,  tidak  dalam  keadaan  lelah,  tidak  dalam  keadaan  cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.

2)      Faktor Psikologis
Setiap  manusia  atau  anak  didik  pada  umumnya  memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan  dalam  hal  jenis,  tentunya  perbedaan-perbedaan  ini  akan berpengaruh  dalam  proses  dan  hasil  belajarnya  masing-masing. Beberapa  faktor  psikologis  yang  dapat  diutarakan  diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

b.      Faktor Eksternal
1)      Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
2)      Faktor Instrumental
Faktor-faktor  instrumental  adalah  faktor  yang  keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar  yang diharapkan.  Faktor-faktor  ini  diharapkan  dapat  berfungsi  sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.

E.            Tinjauan Materi Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu pokok bahasan yang  dipelajari  di  kelas  VIII  semester  1.  Standar  kompetensi  (SK)  yang tercantum  di  dalam  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  yaitu: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia, SK ini dijabarkan dalam salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai yaitu mendeskripsikan sistem  pencernaan  pada  manusia  dan  dan  hubungannya  dengan  kesehatan. Dilihat  dari  KD  tersebut  siswa   diharapkan  mampu  memahami  organ-organ yang terlibat dalam mekanisme pencernaan pada tubuh manusia, serta fungsi dari setiap organ yang terlibat di dalam sistem pencernaan pada manusia.
Materi sistem pencernaan manusia terdiri dari konsep-konsep  yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan konsep sistem pencernaan  manusia terdiri  dari  konsep-konsep  yang  abstrak,  antara  lain: perbedaan kelenjar pencernaan dan saluran pencernaan, proses pencernaan serta kelainan  penyakit  yang  dapat  terjadi  pada  sistem  pencernaan  manusia. Karakteristik materi yang seperti ini dapat dipelajari dengan menggunakan sumber yang konvensional yaitu buku, tetapi akan sulit untuk meningkatkan motivasi siswa belajar secara mandiri. Materi ini tergolong sebagai konsep yang abstrak. Sehingga, siswa membutuhkan sebuah sumber belajar yang mampu mengubah materi abstrak menjadi konkret. Selain itu, jika sumber belajar hanya bertumpu pada buku pembelajaran, maka semakin lama motivasi siswa akan berkurang.  Oleh  karena  itu,  dibutuhkan  sumber  belajar  yang  mampu meningkatkan  motivasi  belajar  siswa,  baik  siswa  yang  memiliki  motivasi  belajar tinggi dan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Maka jenis materi seperti ini akan lebih mudah dipahami oleh siswa dengan menggunakan media  pembelajaran  adobe  captivate  berbasis  penemuan  sebagai  sumber belajarnya yang terdiri dari uraian materi disertai dengan gambar, dan video yang  dapat  membantu  siswa  dalam  memahami  sebuah  konsep.  Karakteristik materi yang dimaksud meliputi deskripsi kerumitan ataupun kemudahan materi pada sistem pencernaan pada manusia. Berikut sekilas tinjauan materi tentangsistem pencernaan manusia:
1.      Organ-organ Pencernaan
Sistem  pencernaan  meliputi  saluran  pencernaan  dan  kelenjar pencernaan.  Saluran  pencernaan  merupakan  alat  yang  dilalui  makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Saluran pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi berukuran lebih kecil dan halus. Kerja saluran pencernaan dibantu dengan adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan.
a.       Saluran pencernaan
Saluran pencernaan pada manusia terdiri atas:
1)      Mulut (cavum oris) dan faring,
2)      Kerongkongan (esophagus),
3)      Lambung (ventriculus),
4)      Usus halus (intestinum),
5)      Usus besar (colon),
6)      Rektum
7)      Muara pelepasan (anus),
b.      Kelenjar pencernaan
1)      Hepar (hati)
Hepar  merupakan  kelenjar terbesar  dan  terpenting  dalam tubuh. Hepar terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, terdiri atas 2 bagian (lobus) yang besar. Fungsi hepar antara lain sebagai berikut:
a)      Menyimpan  zat-zat  makanan  seperti  vitamin,  lemak,  dan glikogen.
b)      Mengatur suhu tubuh.
c)      Mengatur distribusi makanan.
d)     Menyimpan darah.
e)      Menghasilkan  empedu.  Empedu  ini  berfungsi  mengemulsikan zat lemak dan memengaruhi penyerapan vitamin K oleh usus.
f)       Menyaring  zat-zat  racun,  termasuk  membantu  metabolisme obat. Oleh karena itu, makanan yang mengandung racun, seperti alkohol, akan dapat merusak fungsi hati atau hepar karena semua racun dan obat-obatan pasti melewati hepar.
2)      Pankreas
Pankreas  terletak  di  dalam  rongga  perut  bagian  belakang, bentuknya  memanjang  dan  menghasilkan  getah-getah  pankreas. Pankreas juga mempunyai salah satu fungsi utama mengatur kadar gula dalam darah. Di dalam pankreas terdapat kelenjar insulin yang menghasilkan  hormon  insulin.  Fungsi  hormon  insulin  adalah mengubah  gula  darah  yang  disebut  glukosa  menjadi  gula  lain bernama  glikogen. Glikogen ini disebut juga sebagai  gula otot. Pengubahan  glukosa  menjadi  glikogen  mengakibatkan  kadar glukosa darah menjadi stabil. Pada penyakit diabetes atau kencing manis,  kadar  gula  darah  menjadi  berlebih  dan  akibatnya  tubuh kurang sehat.



2.      Proses Pencernaan
Secara umum proses pencernaan adalah terdiri atas dua jenis, yaitu proses mekanis dan proses kimiawi.
a.       Proses Mekanis
Pencernaan secara mekanis dilakukan melalui gerakan-gerakan seperti mengunyah, menelan, memompa, menghancurkan, dan meremas makanan.  Fungsi  pencernaan  mekanis  adalah  mengubah  ukuran makanan menjadi lebih kecil sehingga mudah dicerna. Fungsi proses mekanis  lainnya  seperti  memompa  dan  mendorong  makanan  adalah untuk memindahkan makanan dari saluran cerna satu ke saluran cerna berikutnya.
b.      Proses Kemiawi
Makanan  diproses  secara  kimiawi  di  dalam  sistem  pencernaan menggunakan bahan kimia yang dihasilkan oleh saluran cerna yang disebut enzim. Dengan bantuan enzim, bahan makanan dicerna menjadi bahan lain yang lebih sederhana dan mudah diserap oleh tubuh untuk selanjutnya menjadi sari makanan yang akan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

2.      Gizi dan Kalori
Fungsi utama makanan yang kita makan adalah untuk pertumbuhan, menghasilkan tenaga dan kalori, menjaga kestabilan suhu tubuh, serta untuk proses  metabolisme  dan  menghasilkan  sel-sel  baru.  Makanan  dibagi menjadi 2 jenis, yaitu zat organik dan zat anorganik. Zat organik adalah zat makanan yang berupa karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Adapun zat anorganik berupa garam-garam mineral dan air.

3.      Penyakit dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
Penyakit dan kelainan yang terkait dengan makanan dan sistem pencernaan  cukup  beragam.  Penyakit  yang  terkait  dengan  sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
a)       Maag
Maag merupakan penyakit yang menyerang organ pencernaan, yaitu lambung. Produksi asam lambung berlebih disertai keluarnya gas pada reaksi pencernaan menyebabkan rasa mual, perih, dan kembung. Maag dipicu oleh pola makan yang kurang teratur, faktor keturunan, dan faktor psikologis.
b)       Diare
Diare  disebabkan  oleh  bakteri  yang  menyerang  saluran  cerna. Bakteri tersebut menyebabkan perdarahan pada saluran cerna disertai feses yang cair.
c)       Munteber
Muntaber  disebabkan  oleh  kuman  patogen,  misalnya  Vibrio cholerae.  Kuman  tersebut  menimbulkan  muntah  serta  berak  yang berlebih  dan  tidak  teratur.  Feses  yang  cair  disebabkan  oleh  sistem penyerapan usus yang kurang sempurna akibat infeksi sehingga air ikut keluar bersama feses.
d)      Kolik Usus
Pada kondisi tertentu usus dapat mengalami kejang, akibatnya perut  terasa  mulas  sekali  dan  kejang.  Sering  pula  terjadi  pada  bayi. Penyebabnya  beragam,  ada  yang  disebabkan  karena  menangis  tiada henti, faktor keturunan, dan hawa dingin yang menyengat. (Suhada, Imam.2008:30-42).















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.           Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu yang berada di Jalan Desa Pasekan Kec. Pasekan Kab. Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 19 September 2016 sampai dengan 22 Oktober 2016.

B.            Desain Penelitian
Untuk  mengetahui  hubungan  antar  variabel  yang  digunakan  dalam penelitian ini diketahui melalui sebuah desain penelitian. Desain penelitian ini diartikan sebagai penggambaran mengenai hubungan antar variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga diketahui bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada. Desain penelitian yang digunakan adalah pretestposttest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest  yang  baik  bila  nilai  kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)–(O4-O3). (Sugiyono, 2013:112).

Tabel Desain Penelitian
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O3
X2
O4
Keterangan:
O1  : Tes awal di kelas eksperimen
O2  : Tes akhir di kelas eksperimen
O3  : Tes awal di kelas kontrol
O4  : Tes akhir di kelas kontrol
X1  : Pembelajaran  dengan  menggunakan  media  Pembelajaran adobe
captivate berbasis penemuan
X2 :  Pembelajaran  dengan  menggunakan  media  konvensional berbasis
Penemuan
C.           Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu  yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh  siswa  kelas  VIII SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu yang berjumlah 402 siswa.

2.      Sampel
Teknik  sampling  yang  digunakan  adalah  teknik simple  random sampling.  Dikatakan  simple  karena  (sederhana),  karena  pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono 2012:120). Sampel diambil dengan cara mengambil 2 kelas dari 8 kelas secara acak dan didapat kelas VIII D yang berjumlah 56 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E yang berjumlah 56 siswa sebagai kelas kontrol.

D.           Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan terdiri dari: instrumen tes hasil belajar (pretest-posttest), instrumen lembar observasi siswa (on task dan off  task),  dan angket  respons  siswa  terhadap  penggunaan  media pembelajaran adobe  captivate  berbasis  penemuan  pada  pembelajaran  IPA terpadu pokok bahasan sistem pencernaan manusia. Berikut deskripsi instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a.      Tes Tulis (Pretest-Posttest)
Instrumen  tes  berupa  pretest  dan  posttest  digunakan  untuk mengetahui  hasil  belajar  siswa  mengenai  alat-alat  (organ) pencernaan, kelenjar pencernaan, proses pencernaan, gizi dan makanan, serta beberapa kelainannya pada manusia. Tipe soal adalah pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. Soal pilihan ganda yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran A.21 halaman 170, pada analisis butir soal didapatkan reliabilitas yang terukur untuk instrumen hasil belajar (tipe soal pilihan ganda) adalah 0,927 dan diinterpretasikan tinggi (Arikunto, 2007). Analisis uji instrumen yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran B.1 halaman 198. Kisi-kisi soal instrumen hasil belajar diperlihatkan dalam tabel 3.2. berikut:

Tabel Instrumen Tes Pilihan Ganda
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Nomor Soal
1
1 Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Membedakan antra saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia
1,2,3,4,5,6,7,8,9
2


Mendeskripsikan jenis makanan berdasar kandungan zat yang ada di dalamnya
10,11,12,13,14,15,16,17,18
3


Membangkan pencernaan mekanik dan kimiawi
20,21,22,23,24
4


Menyebutkan contoh kelainan da penyakit pada sistem pencernaan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya
25,26,27,28,29,30

b.      Lembar Observasi
Lembar  observasi  ini  digunakan  untuk  mengamati  aktivitas siswa yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran (on task) dan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran (off task). Pengamatan ini dilakukan dari menit pertama dimulai pembelajaran sampai pembelajaran berakhir. Analisis lembar observasi siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B2 halaman 206.

c.       Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang bertujuan untuk  memperoleh  informasi  agar  responden  bersedia  memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2006).
Angket respons siswa digunakan untuk mengetahui penilaian atau respons siswa  mengenai  penggunaan  media  pembelajaran adobe captivate  berbasis  penemuan  yang  digunakan  saat  proses  belajar mengajar.  Angket  ini  menggunakan  daftar cheklist  dengan  skala  1 sampai 4 (dapat dilihat pada lampiran A.28 dan A.29 halaman 193). Skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert (Sugiyono, 2009).
Kisi-kisi angket yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel Instrumen Angket untuk Mengetahui Respons Siswa terhadap Penggunaan Media Pembelajaaran Adobe Captivate Berbasis Penemuan
No
Variabel
Indikator
No Soal
Positif
Negatif
1
Tanggapan terhadap penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan
1 Peran penggunaan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan dalam pembelajaran IPA Terpadu
1, 9
12. 16
2 Fleksibilitas media
8

2
Motivasi belajar siswa
1 Pemahaman
4, 10, 15
5, 18, 19
2 Motivasi belajar siswa
3, 20
2
3 Antusias siswa
6, 11
7
4 Minat siswa
13

3
Keterampilan menggunakan komputer
1 Mengoperasikan komputer
17
14

Jumlah
12
8

E.            Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan  data  yang  dilakukan  pada  penelitian  ini adalah sebagai berikut:
1.      Tes (Pretest dan Posttest)
a.       Melakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pembelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
b.      Melakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana semua materi yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik
2.      Observasi
Menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang di amati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013: 203).
Observasi ini dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan pada manusia kelas VIII di SMP Negeri 1 Pasekan Indramayu. Peneliti menggunakan lembar observasi on task dan off task. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran (on task) dan kegiatan yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran (off task). Pengamatan ini dilakukan dari menit pertama dimulai pembelajaran sampai pembelajaran berakhir.
3.      Angket/ Kuisioner
Angket  yaitu  cara  pengumpulan  data  berbentuk  pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya kemudian disampaikan kepada responden untuk dijawab atau diisi oleh responden tersebut. Angket digunakan untuk mengetahui respons siswa  terhadap  kegiatan  pembelajaran  dengan  menggunakan  media pembelajaran adobe captivate berbasis penemuan. Metode angket yang digunakan  adalah  skala likert yang mengharuskan responden untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Apabila pertanyaan positif, maka skornya 4,3,2,1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif maka skornya 1,2,3,4.


























DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”.
Yogyakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hanifah, Nanang, dkk. 2012. KonsepStrategi Pembelajaran. Bandung: Rafika Aditrama
Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan
Terbimbing. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Penataran Guru
Matematika
Mulyana, Maron. 2009. Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media
Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press
Nuryani. 2005. Strategi Belajara mengajar Biologi. Malang: UM Press
Putra. 2008. Tutorial Adobe Captivate 3. http://duniadownload.com/komputer/ebook
tutorial-adobe-captivate-3.html. Diakses 28/05/2015
Rustaman, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: JICA
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suhada, Imam. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS KelasvVIII. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Tarjaki. 2012. Belajar Adobe Captivate 3. Cirebon. Tidak diterbitkan.
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara

*Dikutip dari Dzulkarnain Iskandar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bioteknologi “Peran Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam”

MAKALAH BIOTEKNOLOGI  “ Peran   Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam ”                  Mata Kuliah          : Bioteknologi           Dosen Pengampu      : Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si    Disusun Oleh : AENUL FAHMI KHALIK (14121610738) BIOLOGI C/ VI TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 PEMBAHASAN A.     Bioteknologi dan Bioremediasi Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformas...

MAKALAH KURIKULUM 2013

MAKALAH KURIKULUM 2013 Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan semester 1 Dosen Pembimbing : H. Syamsuni , M.pd   Di susun oleh : Nama : Eva Shaumitaria PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIRALODRA 2017/2018 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya Kapanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tetentang kurikulum 2013 .             Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang kurikulum 2013 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.         ...

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN Diajukan guna memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si, M.A   Disusun oleh: KELOMPOK 4 AENUL FAHMI KHALIK ADE IDRUS HARIRI DEA RIZKI Z IIN I’ANAH LILIS AGUSTINA SYIFA MUSTIKA USWATUH S BIOLOGI C/6 TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Penelitian dilakukan berdasarkan atas keingintahuan ataupun ketertarikan seseorang terhadap sesuatu. Metode berpikir ilmiah pada dasarnya adalah sejumlah pengetahuan yang berkaitan dengan jalan atau cara yang ditempuh oleh pikiran manusia untuk mencapai kesimpulan atau putusan yang sah dan benar. Penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan keilmuan...