ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Diajukan
guna memenuhi tugas individu Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Dosen
Pengampu: Asep Mulyana, M.Pd
Disusun
oleh:
AENUL FAHMI KHALIK
14121619738
TADRIS IPA – BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu
daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran yang
dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang
diperlukan. Karenanya, banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara
pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Pemahaman terhadap
pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan
dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara
pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta
perkiraan atau antisipasi masa datang. Aliran-aliran pendidikan telah dimulai
sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan
dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik
dari orangtuanya.
- Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian aliran pendidikan?
2.
Apa saja macam-macam aliran pendidikan?
- Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian aliran
pendidikan?
2.
Untuk mengetahui macam-macam aliran
pendidikan?
3.
Untuk memenuhi tugas kuliah Pengantar
Pendidikan?
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Aliran Pendidikan
Aliran-aliran
pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia
pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi
berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro
dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan
demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu
aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon
tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan.
Gagasan dan
pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya.
Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut
aliran-aliran pendidikan. Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran-pemikiran
dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni
pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melahirkan lagi
pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya. Dalam dunia pendidikan
setidaknya terdapat beberapa macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik,
aliran modern pendidikan di Indonesia.
- Macam-macam Aliran Pendidikan
1.
Aliran Klasik dalam Pendidikan
Aliran ini
merupakan pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada zaman
Yunani kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya
berkembang dengan pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Aliran-aliran klasik
meliputi aliran, nativisme, naturalisme, empirisme dan konvergensi merupakan
benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikran pendidikan masa lalu, kini,
dan mungkin yang akan datang.
a.
Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat
bahwa semua pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman
manusia. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang
bukanlah bawaan sejak lahir atau bukan merupakan faktor keturunan. Aliran ini
menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan
sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata
melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya
maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara
langsung (Joseph, 2006). Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung,
terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari
lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan
lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya
lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
b.
Nativisme
Nativisme
(aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa perkembangan seseorang
ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Dalam aliran nativisme faktor
lingkungan dianggap kurang memberi pengaruh terhadap perkembangan dan
pendidikan anak. Seseorang akan menjadi ahli lukis, agama, dan lain-lain itu
semua semata-mata karena pembawaan.
Aliran ini
menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan
sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata
melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya
maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara
langsung (Joseph, 2006). Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung,
terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari
lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan
lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya
lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
c.
Konvergensi
Konvergensi
merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian manusia
tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan. Faktor pembawaan dan
faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting, keduanya
tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa
pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga meliputi pembawaan baik dan
pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan
pembawaan tersebut.
Dari beberapa
uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan adalah
teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor
lingkungann atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak,
melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap
perkembangan anak.
d.
Naturalisme
Aliran Naturalisme ini mempunyai kesamaan
dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai
perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini mengatakan bahwa anak
sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat minat,
kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan
berkembang sesuai dengan lingkungan alami, bukan lingkungan yang dibuat-buat.
Dengan kata lain jika pendidikan diartikan sebagai usahan sadar untuk
mempengaruhi perkembangan anak seperti mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan,
menghasilkan apalagi menjadikan anak kearah tertentu, maka usaha tersebut
hanyalah berpengaruh jelek terhadap perkembangan anak. Tetapi jika pendidikan
diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan
yang tidak dibuat-buat (alami) maka pendidikan yang dimaksud terakhir ini
berpengaruh positif terhadap perkembangan anak.
2.
Aliran Pendidikan Modern di Indonesia
Menurut Mudyahardjo
(2001: 142) macam-macam aliran pendidikan modern di Indonesia adalah antaralain
sebagai berikut:
a.
Progresivisme
Progresivisme
adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau
bahan pelajaran (subject-centered).
·
Tujuan pendidikan dalam aliran ini
adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai
kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap
anak,
·
Kurikulum pendidikan Progresivisme
adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan
belajar yang diminati oleh setiap peserta didik (experience curriculum),
·
Metode pendidikan Progresivisme antara
lain:
1)
Metode belajar aktif
2)
Metode memonitor kegiatan belajar
3)
Metode penelitian ilmiah.
b.
Esensialisme
Esensialisme
modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan
progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah
nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui
kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar
gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan
guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
·
Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah
menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang
telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adlah
berharga untuk diketahui oleh semua orang.
·
Metode pendidikan, antara lain sebagai
berikut:
1)
Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered).
2)
Peserta didik dipaksa untuk belajar
3)
Latihan mental
·
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran
yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar
ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah menekankan pada perluasan
dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan sastra.
c.
Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalis
mememandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang
berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya
pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat.
·
Tujuan pendidikan sekolah-sekolah
rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan
sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan
rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang
masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala
global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
·
Kurikulum dalam pendidikan
rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada
kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi
masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia. Yng
termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan
program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah.
d.
Perenialisme
Perennialisme
adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu
ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Menurut perennialisme, ilmu
pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu
pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir,
maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran
dan kecerdasan.
·
Tujuan pendidikan diharapkan anak didik
mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan
disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau.
Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti
bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu
pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada
perkembangan zaman dulu.
·
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran
dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah.
e.
Idealisme
Aliran idealisme
merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita
adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di
antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca
indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia
idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea.
Tugas ide adalah
memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang
telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan
sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang
dialami sehari-hari.
·
Tujuannya agar anak didik bisa menjadi
kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis
dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada
akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya
persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu
pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak
pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam
hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
·
Kurikulum yang digunakan dalam
pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang
objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook.
Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Aliran
pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruandalam dunia
pendidikan. Macam-macam aliran pendidikan:
1.
Aliran klasik pendidikan
a.
Aliran empirisme adalah aliran yang
berpendapat bahwa semua pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan hasil dari
pengalaman manusia.
b.
Aliran nativisme (aliran pembawaan)
adalah aliran yang berpendapat bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh
bawaan sejak ia dilahirkan.
c.
Aliran konvergensi merupakan aliran
pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian manusia tergantung pada
pendidikan, pembawaan, dan lingkungan.
d.
Aliran Naturalisme, aliran ini mempunyai
kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang disamakan.
2.
Aliran Pendidikan Modern di Indonesia
a.
Progresivisme adalah gerakan pendidikan
yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak
(child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih
berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered).
b.
Esensialisme modern dalam pendidikan
adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap
nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
c.
Rekonstruksionalisme memandang
pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus
dalam hidup.
d.
Perennialisme adalah gerakan pendidikan
yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan
hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan
nilai-nilai tersebut.
e.
Idealisme merupakan suatu aliran ilmu
filsafat yang mengagungkan jiwa.
DAFTAR
PUSTAKA
Joseph
Mbulu, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan.
Malang: Laboratorium
Teknologi Pendidikan.
Redja
Mudyaharjo. 2008. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tirtarahardja,
Umar dan La Sula. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Komentar