MAKALAH BIOLOGI UMUM
GENETIKA
Dosen Pengampu : Ina Rosdiana Lesmanawati M.Si
Disusun oleh :
AENUL
FAHMI KHALIK
TERBIYAH
/ IPA BIOLOGI C / 1
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2012
/ 2013
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum
wr.wb
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah atas segala nikmat-Nya, yang mana telah memberikan kesempatan
bagi kami kelompok satu dalam mengerjakan tugas makalah BIOLOGI dengan
bertemakan GENETIKA, sebenarnya materi yang kami tanggung ini butuh pemahaman
yang mendetail agar bisa paham betul tentang GENETIKA ini, dikatakan cukup
sulit bagi kami untuk bisa memahaminya
karena banyak macamnya berdasarkan pembagian-pembagian Hukumnya yang
mengawinkan silang pada beberapa sifat berbeda.
Namun
kami anggap ini sebagai tugas yang menantang dan memang harus kami pahami
sebagai calon guru BIOLOGI. Untuk itu semampu kami, kami coba memahami lebih
mendalam baik itu dengan cara individu maupun diskusi bersama kelompok. Kami
harap makalah yang kami sajikan ini bisa dipahami oleh pembaca umumnya dan
mahasiswa/i IAIN SYEKH NURJATI CIREBON termasuk teman-teman IPA-BIO-C.
Adapun
didalamnya terdapat kekurangan, kami atas nama kelompok satu mohon maaf atas
kekurangan yang ada pada makalah ini, kami ucapkan terimakasih pula kepada Ibu
Ina Rosdiana yang mana secara tidak langsung
telah menuntun kami untuk mempelajari materi yang kami anggap cukup
sulit. Terimakasih atas perhatiannya.
Wa’alaikum
salam wr.wb
DAFTAR
ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I : pendahuluan
1.
Latar
belakang
2.
Rumusan
masalah
3.
Tujuan
Bab II : pembahasan
1.
Pengertian
genetika
2.
Prinsip
pewarisan sifat menurut hukum Mendel
3.
Pola-pola
hereditas
4.
Konsep
pewarisan sifat untuk memperoleh organisme unggul
Bab III : penutup
1.
Kesimpulan
2.
Saran
Daftar pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Ciri yang paling
nyata dari kehidupan adalah kemampuan organisme untuk memproduksi jenisnya.
Sejenis menghasilkan sejenis, organisme menurunkan organisme yang sama.
Perpindahan sifat dari satu generasi ke generasi selanjutnya dinamakan
penurunan sifat yang lebih dikenal dengan istilah hereditas.
Genetika adalah
ilmu tentang keturunan yang mempelajari berbagai problematika manusia seperti
kesehatannya, cacat lahirnya, jasmaninya, maupun mental, pewarisan ciri-ciri
dan kelainan bawaan, bahkan sampai merekayasanya.
Genetika merupakan ilmu tentang hereditas dan seluk
beluk yang terkait dengannya.
Meskipun
orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah
artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan"
atau hereditas sudah dikenal
sejak masa
prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman. Orang juga sudah mengenal
efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan
peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu
yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji
orang sebelum itu. Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan
penjelasan penyebab dari gejala-gejala itu.
2.
Rumusan
masalah
a.
Apa definisi genetika?
b.
Bagaimana pewarisan sifat menurut
hukum Mendel?
c.
Apa saja pola-pola hereditas itu?
d.
Bagaimana konsep pewarisan sifat
untuk memperoleh organisme unggul?
3.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempermudah mahasiswa/i
memahami materi genetika serta dapat mendeskripsikan tentang pewarisan sifat,
pola-pola pewarisan sifat serta konsep pewarisan sifat untuk memperoleh
organisme unggul.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI GENETIKA
Periode
pra-Mendel
Teori
populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori pewarisan
campur:
seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetuanya,
terutama dari pejantan karena membawa sperma. Hasil penelitian Mendel
menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam
kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata. Pendapat terkait
lainnya adalah teori Lamarck: sifat yang diperoleh tetua dalam
hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen
tidak dipengaruhi pengalaman individu yang mewariskan sifat itu[1]. Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis
Galton[2]. Dalam pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan
partikel-partikel yang disebut gemmula yang akan dikumpulkan di organ
reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh memiliki
sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa zuriat (keturunan).
Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).
Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).
Konsep
dasar
Peletakan
dasar ilmiah melalui percobaan sistematik baru dilakukan pada paruh akhir abad
ke-19 oleh Gregor Johann Mendel. Ia adalah seorang biarawan dari Brno (Brünn dalam bahasa
Jerman),
Kekaisaran Austro-Hungaria (sekarang bagian dari Republik Ceko). Mendel disepakati umum sebagai
'pendiri genetika' setelah karyanya "Versuche über Pflanzenhybriden"
atau Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman (dipublikasi cetak pada tahun 1866) ditemukan kembali secara terpisah
oleh Hugo de Vries, Carl
Correns, dan Erich
von Tschermak
pada tahun 1900. Dalam karyanya itu, Mendel pertama kali menemukan bahwa
pewarisan sifat pada tanaman (ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri, Pisum sativum) mengikuti sejumlah nisbah matematika yang sederhana. Yang lebih penting,
ia dapat menjelaskan bagaimana nisbah-nisbah ini terjadi, melalui apa yang
dikenal sebagai 'Hukum Pewarisan Mendel'.
Dari
karya ini, orang mulai mengenal konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor'). Gen
adalah pembawa sifat. Alel adalah ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan
suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat
yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini
dinamakan genotipe. Apabila suatu individu memiliki pasangan alel sama,
genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila pasangannya berbeda, genotipe individu yang
bersangkutan dalam keadaan heterozigot. Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang
terkait dengan suatu genotipe disebut fenotipe.
Genetika berasal dari bahasa
Belanda:genetica, adaptasi dari bahasa
Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa
Yunani γέννω, genno, yang berarti
"melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat
pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah
"genetika" diperkenalkan oleh William
Bateson pada
suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun
1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari
wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci, genetika
berusaha menjelaskan :
2.
PEWARISAN
SIFAT MENURUT HUKUM MENDEL
Menjelang
akhir abad ke-19, seorang seorang
biarawan dari Austria yang bernama Gregor Johann Mendel, melakukan serangkaian
percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum
sativum) selama bertahun-tahun. Dari percobaan yang dilakukannya
tersebut, Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat, yang
kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang
ilmu pengetahuan. Berkat karyanya inilah, Mendel diakui sebagai Bapak Genetika.
Mendel
memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya, terutama karena tanaman ini
memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok perbedaannya, misalnya
warna bunganya mudah sekali untuk dibedakan antara yang ungu dan yang putih.
Selain itu, kacang ercis merupakan tanaman yang dapat menyerbuk sendiri, dan
dengan bantuan manusia, dapat juga menyerbuk silang. Hal ini disebabkan oleh
adanya bunga sempurna, yaitu bunga yang mempunyai alat kelamin jantan dan
betina. Pertimbangan lainnya adalah bahwa kacang ercis memiliki daur hidup yang
relatif pendek, serta mudah untuk ditumbuhkan dan dipelihara. Mendel juga
beruntung, karena secara kebetulan kacang ercis yang digunakannya merupakan
tanaman diploid (mempunyai dua perangkat kromosom). Seandainya ia menggunakan
organisme poliploid, maka ia tidak akan memperoleh hasil persilangan yang
sederhana dan mudah untuk dianalisis.
Pada salah
satu percobaannya Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan
yang pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur murni, yaitu tanaman
yang kalau menyerbuk sendiri tidak akan menghasilkan tanaman yang berbeda
dengannya. Dalam hal ini tanaman tinggi akan tetap menghasilkan tanaman tinggi.
Begitu juga tanaman pendek akan selalu menghasilkan tanaman pendek.
Dengan
menyilangkan galur murni tinggi dengan galur murni pendek, Mendel mendapatkan
tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya, tanaman tinggi hasil persilangan ini
dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah
(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3 : 1. Secara
skema, percobaan Mendeldapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut.
P : ♀ Tinggi
x Pendek ♂
DD dd
Gamet D d
F1 : Tinggi
Dd
Menyerbuk
sendiri (Dd x Dd)
F2
:
Gamet♂
Gamet
|
D
|
D
|
D
|
DD
(tinggi)
|
Dd
(tinggi)
|
d
|
Dd
(tinggi)
|
dd
(pendek)
|
Tinggi (D-)
: pendek (dd) = 3 : 1
DD : Dd : dd
= 1 : 2 : 1
Diagram persilangan monohibrid untuk sifat tinggi tanaman
Individu
tinggi dan pendek yang digunakan pada awal persilangan dikatakan sebagai tetua
(parental), disingkat P. Hasil persilangannya merupakan keturunan (filial)
generasi pertama, disingkat F1. Persilangan sesama individu F1
menghasilkan keturunan generasi ke dua, disingkat F2. Tanaman tinggi
pada generasi P dilambangkan dengan DD, sedang tanaman pendek dd. Sementara
itu, tanaman tinggi yang diperoleh pada generasi F1 dilambangkan
dengan Dd.
Pada diagram
persilangan monohibrid tersebut di atas, nampak bahwa untuk menghasilkan
individu Dd pada F1, maka baik DD maupun dd pada generasi P
membentuk gamet (sel kelamin). Individu DD membentuk gamet D, sedang individu
dd membentuk gamet d. Dengan demikian, individu Dd pada F1 merupakan
hasil penggabungan kedua gamet tersebut. Begitu pula halnya, ketika sesama
individu Dd ini melakukan penyerbukan sendiri untuk menghasilkan F2,
maka masing-masing akan membentuk gamet terlebih dahulu. Gamet yang dihasilkan
oleh individu Dd ada dua macam, yaitu D dan d. Selanjutnya, dari kombinasi
gamet-gamet tersebut diperoleh individu-individu generasi F2 dengan
nisbah DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1. Jika DD dan dd dikelompokkan menjadi satu
(karena sama-sama melambangkan individu tinggi), maka nisbah tersebut menjadi
D- : dd = 3 : 1.
Dari diagram
itu pula dapat dilihat bahwa pewarisan suatu sifat ditentukan oleh pewarisan
materi tertentu, yang dalam contoh tersebut dilambangkan dengan D atau d.
Mendel menyebut materi yang diwariskan ini sebagai faktor keturunan
(herediter), yang pada perkembangan berikutnya hingga sekarang dinamakan gen.
P : ♀
Kuning, halus x Hijau, keriput ♂
GGWW ggww
Gamet GW gw
ê
F1
: Kuning, halus
GgWw
Menyerbuk
sendiri (GgWw x GgWw )
ê
F2
:
Gamet♂
Gamet♀
|
GW
|
Gw
|
gW
|
gw
|
GW
|
GGWW
(kuning ,halus)
|
GGWw
(kuning,halus)
|
GgWW
(kuning,halus)
|
GgWw
(kuning,halus)
|
Gw
|
GGWw
(kuning,halus)
|
GGww
(kuning,keriput)
|
GgWw
(kuning,halus)
|
Ggww
(kuning,keriput)
|
gW
|
GgWW
(kuning,halus)
|
GgWw
(kuning,halus)
|
ggWW
(hijau,halus)
|
ggWw
(hijau,halus)
|
Gw
|
GgWw
(kuning,halus)
|
Ggww
(kuning,keriput)
|
ggWw
(hijau,halus)
|
ggww
(hijau,keriput)
|
Diagram persilangan dihibrid untuk sifat warna dan bentuk biji
Dari diagram persilangan dihibrid tersebut di atas dapat dilihat bahwa
fenotipe F2 memiliki nisbah 9 : 3 : 3 : 1 sebagai akibat terjadinya
segregasi gen G dan W secara independen. Dengan demikian, gamet-gamet yang
terbentuk dapat mengandung kombinasi gen dominan dengan gen dominan (GW), gen
dominan dengan gen resesif (Gw dan gW), serta gen resesif dengan gen resesif (gw).
a. Hukum
Segregasi
Hukum
segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan
gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan
pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari
induknya.
Secara garis besar, hukum ini
mencakup tiga pokok:
1.
Gen memiliki
bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak
dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah),
dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2.
Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di
sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di
sebelah).
3.
Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda
(Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan
(nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
b. Hukum pemilihan bebas
Hukum kedua
Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai
dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,
tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman
dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi
3.
POLA-POLA
HEREDITAS
Pada semua organisme yang berkembang biak secara
seksual, sifat-sifat induk diwariskan kepada keturunannya melalui sel gamet.
W
.S. Sutton (1902), seorang ahli genetika Amerika, memberikan pemikiran tentang
pola-pola penurunan sifat sebagai berikut:
1. Jumlah
kromosom sel sperma dan ovum adalah setengah dari jumlah kromosom sel tubuh.
2. Organisme
baru hasil fertilisasi ovum oleh sperma mengandung dua perangkat kromosom
(diploid :2n) pada setiap selnya.
3. Dalam
pembelahan meiosis kedua perangkat kromosom memisah secara bebas.
4. Setelah
melalui proses mitosis dan meiosis, bentuk dan identitas setiap kromosom adalah
tetap.
A. Pewarisan
Sifat
Genetika adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berhubungan dengan pemindahan informasi dari satu sel ke sel lain
dan pewarisan sifat (hereditas) dari induk ke keturunannya.
Istilah Genetika
Gen,
kromosom dan DNA
Gen adalah "substansi hereditas" yang
terletak di dalam kromosom.
Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam
kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
-
Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Sepasang kromosom adalah "homolog"
sesamanya, artinya
mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut
alela.
lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam
kromosom.
alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari
satu alel pada lokus yang sama.
Dikenal dua macam kromosom yaitu:
1. Kromosom badan (Autosom).
2.
Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom).
THOMAS HUNT MORGAN
adalah ahli genetika dari Amerika Serikat yang
menemukan bahwa faktor-faktor keturunan (gen) tersimpan dalam lokus yang khas
dalam kromosom.
DNA merupakan materi genetik sel, pernyataan ini telah
dibuktikan dengan berbagai percobaan. Bukti lainnya, sebelum mengalami mitosis,
sel eukariot dengan tepat menggandakan kandungan DNA-nya, dan selama mitosis,
DNA ini akan terdistribusi tepat sama ke dua sel anaknya. Selain itu, kromosom
diploid mempunyai DNA dua kali lebih banyak daripada kromosaom haploid yang
ditemukan didalam gamet-gamet organisme yang sama. Bukti lainnya hasil
penelitian Erwin Chargaff, pada tahun 1947 ia melaporkan bahwa komposisi DNA berbeda-beda antara satu
spesies dengan spesies lainnya. Dalam spesies apapun yang dipilih, banyaknya
keempat basa nitrogen tidaklah sama tetapi hadir dalam rasio yang khas.
Chargaff juga menemukan adanya keteraturan yang agak ganjil dalam rasio dari
basa-basa nukelotida ini.
Istilah dalam pewarisan sifat.
a.
Parental
Parental
disingkat P, berarati induk atau orang tua, atau tetua.
b.
Filial
Filial
adalah keturunan (generasi) yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan
parental. Keturunan pertama disingkat F1, keturunan kedua disingkat
F2, keturunan ketiga disingkat F3, dan seterusunya.
c.
Dominan
Dominan
adalah sifat yang muncul p[ada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan
sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya. Gen
dominan adalah gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan
pasangan gen alelnya.
d.
Resesif
Resesif
adalah sifat yang tidak muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat dikalahkan (ditutupi)noleh sifat pasangannya. Gen resesif adalah gen yang
dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan alelnya.
e.
Genotipe
Genotipe
adalah susunan genetic suatu sifat yang dikandung suatau individu yang
menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe.
Contoh: T adalah gen untuk tinggi, sedangkan t adalah
gen untuk pendek; tinggi dominan
terhadap pendek.
Maka:
TT atau Tt adalah genotype dengan fenotipe tinggi; tt adalah genotype dengan
fenotipe pendek.
f.
Fenotipe
Fenotipe
adalah sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau
diamati.
Fenotipe
merupakan interaksi antar genotipe dengan lingkungan, maka dapat dituliskan:
F = G + L, dimana:, F = Fenotif, G = genotif, L = Lingkungan
g.
Alel
Alel
adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen-gen
tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
Contoh
: Untuk pasangan gen Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B.
h.
Homozigot
Homozigot
adalah pasangan alel dengan gen yang sama, keduanya gen dominan atau resesif.
Contoh
: Homozigot dominan: BB, AA, TT, MM
Homozigot resesif: bb, aa, tt,
mm.
i.
Heterozigot
Heterozigot
adalah pasangan alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dengan
yang lain gen resesif.
Contoh:
Bb, Aa, Tt, Mm
j.
Pembastaran
Pembastaran
adalah perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.
Hibrida
adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan sifat-sifat yang berbeda.
Monohibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda.
Dihibrida
: hibrida yang memiliki dua sifat beda.
Trihibrida : hibrida yang memilki tiga sifat beda.
Polihibrida
: hibrida yang memiliki banyak sifat beda.
B. Hukum hereditas
Pendapat
atau hipotesis Mendel tentang sifat pada suatu organisme adalah sebagai berikut
:
1.
Setiap sifat pada hipotesis
dikendalikannya oleh suatu pasang faktor keturunan (sekarang dikenal sebagai
‘’gen’’).
2.
Setiap pasang faktor keturunan
menunjukan bentuk alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat
atau keriput. Kedua bentuk alternatif itu disebut ‘’alel’’.
3.
Bila pasangan faktor itu terdapat
bersama-sama dalam suatu tanaman faktor dominan akan menutup faktor resesif.
4.
Pada waktu pembentukan gamet atau
meiosis pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas.
5.
Individu murni mempunyai pasangan sifat
( alel ) yang sama, yaitu dominan saja atau resesif saja. Faktor dominan
ditulis dengan huruf besar dan faktor resesif ditulis dengan huruf kecil .
C. Macam-macam persilangan
Dari
hipotesis-hipotesis Mendel dapat dikembangkan dua hukum, yaitu Hukum l Mendel dan Hukum
Mendel dan ll.
Hukum l Mendel disebut
juga Hukum Segregasi dapat dibuktikan dengan persilangan monohibrid.
Peersilangan Monohibrid yaitu persilangan dua individu dengan satu sifat beda.
Berdasarkan banyaknya sifat beda individu yang melakukan perkawinan dapat
dibedakan beberapa hibrid berikut.
1. Monohibrid
: Suatu hibrid dengan 1 sifat beda ( Aa
)
2. Dihibrid
: Suatu hibrid dengan 2 sifat beda ( AaBb )
3. Trihibrid
: Suatu hibrid dengan 3 sifat beda ( AaBbCc )
D. Penyimpangan pola-pola hereditas
Pewarisan
sifat-sifat menurun dari generasi umumnya mengikuti pola-pola tertentu
mengikuti hukum-hukum hereditas. Namun karena bermacam-macam hal pola-pola
tersebut dapat mengalami penyimpangan. Hal ini di sebabkan oleh adanya:
a. Penyimpangan
semu Hukum Mendel
b. Tautan
(lingkage) dan pindah silang (crossing over)
c. Determinasi
seks
d. Tautan
seks (sex linkage)
e. Kegagalan
berpisah (not disjunction)
f. Gen
lethal.
a.
Penyimpangan
semu hukum Mendel
Adanya gen yang
berlainan saling berinteraksi dalam menumbuhkan karakter, akibatnya
perbandingan F2 menyimpang dari hukum Mendel, namun prinsip-prinsip Mendel
masih diikuti.
Penyimpangan semu
terjadi karena 2 pasang gen atau lebih saling memengaruhi dalam memberikan
fenotif pada suatu individu. Peristiwa saling mempengaruhi ini disebut
interaksi gen. Interaksi gen sendiri dibagi 4 macam, yaitu sebagai berikut.
1) Polimeri
Polimeri adalah
pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri.
Akan tetapi memengaruhi bagian yang sama pada suatu organisme. Beberapa pasang
gen yang nonalel memengaruhi satu sifat/satu ciri tertentu.
Contohnya pigmentasi
pada kulit manusia. Dan pembastaran dua varietas gandum yang berbiji merah dan
berbiji putih.
2) Kriptomeri
Kriptomeri adalah
peristiwa gen dominan yang tidak menampakan pengaruhnya jika berdiri
sendiri-sendiri tanpa pengaruh gen dominan lain.
3) Epistasis
dan hipostasis
Bentuk interaksi dimana
gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealel. Contohnya
pembastaran antara bunga Linaria maroccana merah dengan bunga warna putih.
4) Komplementer
Gen-gen yang berinteraksi
pengaruhnya saling melengkapi. Contohnya pembastaran jagung berkulit biji
berwarna dengan berkulit biji tidak berwarna.
b.
Tautan
dan pindah silang
Tautan sering juga
disebut pautan yaitu peristiwa yang dalam hal ini dua gen atau lebih terletak
pada satu kromosom dan tidak bisa memisahkan diri secara bebas (harus memisah
bersama-sama). Peristiwa ini karena gen-gen yang mengendalikan sifat-sifat yang
berbeda bertempat pada kromosom yang sama dan berdekatan lokusnya. Contoh
peristiwa tautan yaitu pada Drosophila melanogaster, yakni memiliki empat
pasang kromosom, dalam inti selnya dan memiliki banyak gen semua berada pada
kromosom sehingga tiap kromosom mengandung banyak gen. Sedangkan tautan seks
pada manusia, contohnya adalah:
a) Buta
warna
Buta warna disebabkan
oleh gen resesif c yang terpaut kromosom X.
b) Hemofilia
Hemofilia adalah
penyakit dimana darah sukar membeku. Hemofili disebabkan oleh gen resesif h
yang terpaut kromosom X.
c) Anadontia
Penderita anadontia
tidak memilih benih gigi dalam tulang rahangnya sehingga gigi tidak akan
tumbuh. Anadontia disebabkan oleh gen resesif a yang terpaut pada kromosom X.
d) Hidrosefali
Hidrosefali adalah
penyakit yang ditandai membesarnya kepala karena adanya penimbunan cairan
serebrospunal di dalam otak.
e) Gigi
cokelat
Gigi penderita berwarna
cokelat dan mudah rusak karena kurang email. Penyakit ini disebabkan oleh gen
dominan B terpaut kromosom X.
4.
KONSEP
PEWARISAN SIFAT UNTUK MEMPEROLEH ORGANISME UNGGUL
Interaksi antar
pasangan gen menyebabkan efek yang secara fenotip tidak bisa dilihat.
Contohnya, interaksi antara gen dominan dengan resesif, yang muncul adalah
sifat dominan.
Teori segregasi Mendel;
pasangan gen berpisah (bersegregasi) selama gametogenesis dan kemudian pada
waktu fertilisasi pasangan gen berpasangan kembali.
·
Kromosom homolog membawa dua alel bagi
tiap-tiap sifat yang diturunkan
·
Homolog dominnan ungu (PP)
·
Heterozigot bijikisut dan bundar(Rr)
·
Homozigot resesif hijau (yy)
Prinsip ketidaktergantungan
“assortment” dapat dilacak dari penyilangan dihibrid. Penyilangan dihibrid
dilakukan untuk melacak dua sifat sekaligus yang diturunkan yaitu bentuk biji bundar/kisut (R/r) dan
warna biji kuning/hijau.
Para ahli genetika
menggunakan perkawinan silang untuk menguji genotip yang tidak diketahui. Prinsip
Mendel merefleksikan aturan probabilitas atau teori kemungkinan, prinsip mendel
diterapkan untuk sifat penurunan pada manusia, contoh sifat yang diatur oleh
gen dominan-resesif tunggal yaitu pada jari-jari, garis rambut (lurus dan
lancip di depan), bercak piigmen di muka dan bentuk telinga (bebas atau
melekat). Istilah dominanpada genetika tidak menunjukan sifat normal atau tidak
normal, tetapi sifat dimana sifat alel muncul baik pada kondisi homozigot atau
heterozigot. Hubungan genotip dan fenorip tidak semudah yang diduga. Sifat
dominasi yang tidak lengkap, menghasilkan fenotip intermediet. Dengan demikian
variasi lebih lanjut terjadi.
Beberapa gen memiliki alel
lebih dari dua, sebuah gen bisa menghasilkan fenotip yang beragam yang biasa
disebut dengan pleinotropi. Contoh, penyakit sickle sel, dari gen yang mengkode
sifat hemoglobin yang abnormal. Sebuah sifat dapat dihasilkan atau dipengaruhi
fenotip, yaitu efek lingkungan terhadap fenotip. Dengan dasar pembelahan sel
mitosis dan meiosis serta prinsip-prinsip pewarisan Mendel, menghasilkan konsep
pokok biologi yang di sebut teori pewarisan kromosom.
Teori kromosom; kromosom
adalah tempat dimana gen berada dan tingkah laku kromosom selamameiosis dan
fertilisasi menentukan pola pewarrisan. Gen-gen pada kromosom yang sama
cenderung diturunkan bersama-sama.
crossing over menghasilkan
kombinasi alel baru.
Ahli genetika menggunakan
dua hasil cross over untuk membuat peta gen. kromosom menentukan kelamin pada
beberapa spesies.
Gen terpaut kelamin
menghasilkan pada pewarisan yang unik. Contoh, warna mata pada lalat buah.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a.
Genetika
adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas serta seluk beluknya secara
ilmiah.
b.
Johann
Gregor Mendel adalah orang yang pertama kali mempelajari genetika.
c.
Hukum
mendel 1 atau hukum segregasi menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen induk yang merupakan pasangan alel akan
memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
d.
Hukum
mendel 2 atau hukum pemilihan bebas menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai
dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,
tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.
e.
Macam-macam
persilangan Monohibrid : Suatu hibrid dengan 1 sifat beda ( Aa ), Dihibrid : Suatu hibrid dengan 2
sifat beda ( AaBb ), Trihibrid
: Suatu hibrid dengan 3 sifat beda ( AaBbCc ).
f.
Sebab
sebab terjadinya penyimpangan pola-pola hereditas antara lain : Penyimpangan
semu Hukum Mendel, Tautan
(lingkage) dan pindah silang (crossing over), Determinasi seks, Tautan seks (sex linkage), Kegagalan berpisah (not
disjunction), Gen
lethal.
g.
Interaksi antar pasangan gen menyebabkan
efek yang secara fenotip tidak bisa dilihat. Contohnya, interaksi antara gen
dominan dengan resesif, yang muncul adalah sifat dominan.
h.
Para
ahli genetika menggunakan perkawinan silang untuk menguji genotip yang tidak
diketahui.
i.
Mendel
menghasilkan konsep pokok biologi yang di sebut teori pewarisan kromosom Dengan
dasar pembelahan sel mitosis dan meiosis serta prinsip-prinsip pewarisan.
j.
Teori
kromosom; kromosom adalah tempat dimana gen berada dan tingkah laku kromosom
selamameiosis dan fertilisasi menentukan pola pewarrisan.
2.
Saran
Makalah ini tentu masih jauh dari sempurna karena dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekuranganyang tak luput kami lakukan
baik dalam segi bahasa, isi materi dan aturan-aturan pembuatan makalah, untuk itu kami membutuhkan saran
yang membangun dari teman-teman terutama dari dosen pengampu Mata Kuliah
Biologi Umum sebagai bekal kami dalam pembuatan makalah kedepannya lebih baik
lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryo. 2003. genetika
manusi. Gajah Mada University : Yogyakarta
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 1999. Biologi edisi kelima. Benjamin cummings.
Komentar