Langsung ke konten utama

SISTEM SIRKULASI DAN EKSKRESI PADA MANUSIA



SISTEM SIRKULASI DAN EKSKRESI PADA MANUSIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Biologi Umum
Jurusan Tadris IPA-Biologi C/I


Disusun Oleh :
AENUL FAHMI KHALIK



Dosen Pengampu :
Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si.




FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2012/2013





KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Sistem Sirkulasi Dan Ekskresi Pada Manusia”.
            Makalah ini berisikan tetang informasi Sistem Ekskresi Pada Manusia, Ssistem Sirkulasi Pada Manusia, dan Gangguan Pada Sistem. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Sistem Ekskresi Pada Manusia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami.Amin...



                                                                                    Cirebon, 19 November 2012




(Penyusun)




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................
B.     Rumusan Masalah...............................................................................
C.     Tujuan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sistem Ekskresi Pada Manusia.......................................................
B.     Sistem Sirkulasi Pada Manusia..................................................
C.     Gangguan Pada Sistem Ekskresi dan Sirkulasi Pada Manusia….........
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Sistem ekskresi adalah suatu organ untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan atau tidak berguna atau berbahaya bagi sel. Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme, seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, ga, garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda.
            Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa sistem peredaran darah, sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)dibentuk.   
            Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengkonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa itu Sistem Ekskresi Pada manusia ?
b.      Apa itu Sistem Sirkulasi Pada Manusia ?
c.       Apa saja Gangguan Pada Sistem Ekskresi ?

C.    Tujuan
a.       Mengetahui Sistem Ekskresi Pada Manusia
b.      Mengetahui Sistem Sirkulasi Pada Manusia
c.       Mengetahui Gangguan Pada Sistem Ekskresi












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Ekskresi pada Manusia
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:
1.      Paru-paru,
2.      Hati,
3.      Kulit, dan
4.      Ginjal.
a.       PARU-PARU
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Paru-paru berfungsi sebagai
organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

b.      HATI (HEPAR)
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah hepatitis atau penyakit kuning. Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:
1)   Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)
2)   Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)
3)   Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)

c.   KULIT
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
1)      mengeluarkan keringat
2)      pelindung tubuh
3)      menyimpan kelebihan lemak
4)      mengatur suhu tubuh, dan
5)      tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan
bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet
.

d.      GINJAL
Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus.
Fungsi ginjal :
1)      Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2)      Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3)      Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
4)      Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5)      Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi. Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering menahan kencing, mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk batu ginjal.

B.     Sistem sirkulasi pada manusia
                Sistem sirkulasi atau system peredaran darah adalah  sistem transportasi di dalam tubuh manusia. sistem ini memiliki komponen pendukung berupa  alat peredaran darah terdiri dari  jantung dan pembuluh- pembuluh darah yaitu arteri, vena, dan kapiler.

1.      Darah
          Darah merupakan cairan yang berwarna merah dan agak kental yang mengalir di seluruh tubuh kita  yang berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita .Darah kita tersusun dari beberapa komponen, yaitu  55% merupakan bagian yang cair, disebut dengan plasma darah, 45% merupakan bagian yang padat atau butiran darah. Komposisi darah.
a.      Komponen darah terdiri dari :
1)      Plasma darah
Plasma daraah atau cairan darah terdiri atas :
a)      90 % air
b)      8% protein yang terdiri dari albumin, hormone, globulin, protombin, dan fibrinogen
c)      0.9% mineral yang terdiri daari NaCl, natriuym bikarbonat, garam kalsium, fosfor, magnesium, dan besi.
d)     0,1 % berupa sejumlah bahan organik, yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat, asam amio, enzim, dan antigen

2)      Sel- sel darah
            Sel – sel darah atau butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen. Leukosit berfungsi untuk membunuh bibit penyakit. Trombosit berfungsi untuk membekukaan darah.
a)      Sel darah merah atau eritosit
            Bentuknya pipih, dengan garis tengah 7,5 mokrometer, cekung dibagian tengahnya (bikonkaf), dan tidak berinti. Butur darah merah mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin atau zat warna darah adalah suatu senyawa protein yang mengandung unsur  besi. Fungsi utama Hb adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya keseluruh jaringan tubuh. Sel darah merah menjadi usng dan tidak efektif lagi melaksanakan fungsinya setelah berumur lebih kurang 120 hri. Oleh hati daan limpa sel darah merah dirombak. Didalam hati hemoglobin akan diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang berwarna kehijauan. Zat warna empedu berguna untuk membentuk emulsi lemak. Zat besi yang terdapat di hemoglobin tidsk kut dikeluarkan, melainkan digunakan untuk membuat eritrosit yang baru.
b)       Sel darah putih atau leukosit
           Sel darah putih ini tidak berwarna, bersifat bening, dan bentuknya tidak tetap seperti amoeba, ukuran leukosit lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Garis tengahnya antara 9-15 mikrometer. Sel ini mempunyai fungsi untuk melawaan kuman yang masuk kedalam tubuh dan membentuk zat antibody. Antibody adalah zat pelawan beda asing (antigen) yang masuk kedalam tubuh. Sel darah putih merupakan sel fagosit, apabila ada bibit penyakit, misalnya bakeri, sel darah putih dan memakannya, seperti cara amoeba memakan makanannya. Apabila sel darah putih kalah dan rusak, maka sel darah putih bersama kuman-kuman yang mati  akan dikeluarkan dalam bentuk nanah atau abses.  Terdapat 5 macam sel darah putih yang bentuk, jumlah, dan fungsinya berbeda. Kelima macam sel darah tersebut adalah monosit, limfosit, basofil, eosinofil, dan neutofil.
c)      Keping-keping darah atau trombosit
            Didalam darah terdapat keping-keping darah atau trombosit. Trombosit bentuknya tidak teratur, tida\ak berinti, dan berukuran kecil. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Apabila darah keluar karena terluka, trombosit akan pecah. Enzim trombokinase keluar dari trombosit. Akibat pengaruh ion kalsium dalam darah, enzim trombokinase akan mengubah protrombin (calon trombin) menjadi thrombin. Thrombin akan mengubah protein darah fibrinogen menjadi bening-bening fibrin. Terbentuknya bening-bening fibrin menyebebkan lukaa tertutup sehingga tidak mengeluaarkan daraah secara terus-menerus.
            Protrombin adalah senyawa protein yang dibentuk dihati. Pembentukan senyawa ini dipengaruhi oleh vit K. oleh karana itu seseorang yang kekurangaan vit K akaan mengalaami kesulitan pembekuan darah jika terjadi luka.
b.      Fungsi darah
1)      Sebagai alat pengangkut, sel sel darah merah mengangkut oksigen aari paru-paru ke jantung dan keseluruh tubuh. Plasma darah mengangkut sari makanan, dari usus ke hati, kemudian keseluruh tubuh. Karbon dioksida, dari jaringan tubuh ke paru-paru. Urea dari hati ke ginjal untuk dikeluarkan. Hormone dari kelenjar hormone ke sluruh tubuh.
2)      Membunuh kuman-kuman penyakit. Komponen yng bertugas membunuh kuman adalah leukosit.
3)      Melakukaan pembekuan darah oleh trombosit.
4)      Menjada kesetabilan tubuh.
2.      Alat peredaran darah
            Alat peredaraan daraah manusia terdiri atas jantung dan pembuluh darah.
1)      jantung
Jantung merupakan alat pemompa darah yang terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Jantung memiliki 4 ruang, yakni:
1)      Serambi kiri (atrium sinister)
2)      Serambi kanan (atrium dekster
3)      Bilik kiri (ventrikel sinister
4)      Bilik kanan (ventrikel dekster)
Jantung dilengkapi dengan katup atau klep atau valvula untuk menjaga agar arah aliran darah selalu tetap. Adapun sebagai berikut:
1)      Katup berdaun dua (valvula bikuspidalis). Terdapat diantara serambi dan bilik kiri. Klep ini di jaga oleh urat korda tendinae sehingga darah dari bilik tidak kembali lagi ke serambi.
2)      Katup berdaun tiga (valvula trikuspidalis). Terdapat diantara serambi kanan dan bilik kanan. Katup ini berfungsi untuk menjaga agar darah dalam nadi tidak kembali ke jantung.
3)      Katup berbentuk bulan sabit (valvula semilunaris). Terdapat pada pangkal batang nadi (aorta). Berfungsi untuk mencegah darah yang sudah masuk ke aorta agar tidak kembali lagi ke jantung
4)      Katup seminular paru-paru. Terdapat diantara bilik kanan dan pembuluh nadi paru-paru
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsRu1VqjUhkx4MAuUI1hpW5YZz7DbEMS0mAFmutTa7JRna1ImU3a3yCYH8wtuLqiZHJK9oPVbqbigCpGYRRLYP9vKScSH-a99SF1I3qNeTmubwzqoHQwin4GS58EEg1YhncheOLtrK1WMR/s320/jantung.jpg

1)      Denyut Jantung
Denyut jantung terjadi secara spontan. Gerakan-gerakan pada jantung menghasilkan detak atau denyut jantung.
Dinding jantung terdiri dari 3 bagian: 
a)      Perikardium > selaput pembungkus jantung
b)      Miokardium > otot jantung. Berfungsi mengatur kecepatan denyut jantung
c)      Endokardium > selaput yang membatasi ruangan jantung
Jika jantung dikeluarkan dari tubuh, kontraksi jantung bersifat inya kontraksi jantung dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada suhu tinggi, kontraksi jantung cepat. Pada suhu rendah, kontraksi jantung lambat.
2)      Tekanan Darah
Darah yang dipompa keluar dari jantung memiliki kekuatan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan tersebut disebut tekanan darah. Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan alat tensimeter.
a)      Keadaan jantung yang sedang berkontraksi membuat tekanan ruang jantung menjadi paling tinggi (maksimum). Keadaan ini disebut sistol.
b)      Sedangkan otot jantung menjadi relaksasi membuat tekanan ruang jantung menjadi paling rendah (minimum). Keadaan ini disebut diastol.
3.       Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah organ yang berfungsi untuk mengangkut darah yang keluar ataupun menuju jantung.
a.       Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung.
Secara anatomi, arteri terdiri dari 3 lapisan, yakni:  
1)      Lapisan dalam, terdiri atas endotelium dan jaringan elastis   
2)      Lapisan tengah, terdiri atas otot halus
3)       Lapisan luar, terdiri atas jaringan ikat
Pembuluh nadi besar yang dekat jantung dinamakan Aorta. Pembuluh nadi yang menuju paru-paru dinamakan arteri pulmonalis. Arteri akan bercabang menjadi arteriola. Arteriola akan bercabang membentuk kapiler arteri. Kapiler arteri akan berhubungan dengan kapiler vena di jaringan. Kemudian, kapiler-kapiler vena bergabung membentuk pembuluh yang lebih besar, yakni Vena.



b.       Pembuluh Balik (Vena)
Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke  jantung.
Pembuluh balik tersusun atas 3 lapisa
1)      Lapisan dalam, merupakan endoteli
2)       Lapisan tengah, tersusun atas otot polos
3)      Lapisan luar, tersusun atas jaringan ikat fibrosa :
Pembuluh balik secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam:
1)      Pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) > pembuluh balik yang membawa darah yang banyak mengandung oksigen dari paru-paru menuju jantung (serambi kiri)
2)      Pembuluh balik tubuh berukuran besar, terdiri dari:
·            Pembuluh balik atas (vena kava uperior), membawa darah dari tubuh bagian atas
·            Pembuluh balik bawah (vena kava inferior), membawa darah yang kaya karbon dioksida

c.       Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler adalah pembuluh halus yang menghubungkan arteriola dan venula
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYDb2eibU6Qe56fr0K_Hu9XoMu1DrT2zr7eWC1Xc1m8ydAibCHeOhM9zYsIdjXbiTdI_0LRIew-L3MTgmuTAOeQ-TXHcpG-rCiGkQZ_FJmIMHxJr-4F5aOdIN1lUcqqWQ7eKd5R20hoTBK/s320/Illu_capillary.jpg

Pada pembuluh ini, terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida dari jaringan.


C.    Kelainan Dan Gangguan Sistem Ekskresi pada Manusia
                Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.
Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:
1. Paru-paru
2. Hati
3. Kulit
4. Ginjal

A.    GANGGUAN PADA GINJAL
1.      Batu ginjal
a.       Penyebab :
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
b.      Pencegahan :
1)         Perbanyaklah minum air putih agar air seni lancar. Ketika berada di ruangan ber-AC, Perbanyak minum air putih walaupaun tidak haus, Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
2)         Hindari minum atau memasak menggunakan air yang kandungan kapurnya tinggi. Kapur di dalam tubuh bisa membentuk batu.
3)         Jika menderita penyakit gout dan hiperparatiroid segera atasi. Kedua penyakit  itu meningkatkan resiko terbentuknya batu ginjal.
4)         Lakukan olahraga rutin dengan tujuan agar metabolisme di dalam tubuh berjalan dengan baik. Idealnya, lakukan olahraga dua hari sekali. Pilihlah jenis olahraga yang disukai dan lakukan sesuai kemampuan, jangan dipaksakan.
5)         Jangan duduk terlalu lama saat bekerja. Posisi tersebut mempermudah terjadinya pengendapan Kristal air seni yang kemudian membentuk batu. Paling tidak, dua jam sekali bangkitlah dari duduk dan berjalan-jalan sebentar.
6)         Bila terasa ingin membuang air seni sebaiknya segera lakukan. Sangat tidak disarankan untuk menahan air seni, karena Kristal-kristal tersebut bisa mengendap membentuk batu ginjal.
7)         Hindari makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti susu dengan kalsium tinggi. Begitu juga dengan makanan yang mengandung purin tinggi, seperti jeroan, emping, dan brokoli. Dan kurangi konsumsi kacang-kacangan, cokelat, soda dan teh.
c.       Pengobatan :
Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium.
2.      Nefritis
a.       Penyebab :
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki.


b.      Pengobatan :
Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.
3.      Glukosuria
a.       Penyebab :
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
b.      Pencegahan :
1)      Kontrol kebiasaan makan
2)      Kendalikan berat badan
3)      Olah raga secar teratur
4)      Kelola faktro resiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5)      Bagi yang beresiko tinggi, periksa glukosa darah setiap tahun
c.       Pengobatan :
Bagi pasien Diabetes Melitus kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala. Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan.
4.      Albuminuria
a.       penyebab :
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.
b.      Pencegahan :
1)      Untuk mengurangi resiko terjadinya albuminuria mungkin bisa dimulai dengan membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus.
2)      Selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan (misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan juga haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.
5.      Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
6.      Gagal ginjal
a.       Penyebab :
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko sangat tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea dalam tubuh dan kematian.
b.      Pengobatan :
Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok ginjal atau menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal yang asli dapat kembali berfungsi.


B.     GANGGUAN PADA HATI
1.      Hepatitis
a.       Penyebab :
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
b.      Pencegahan :
1)      Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi
2)      Jarum untuk akupuntur atau tatto harus steril
3)      Hindari pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur dan sisir
4)      Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan
5)      Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi
c.       Pengobatan :
1)      melalui kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis
2)      pengobatan suportif yang bertujuan untuk melindungi sel hati dan membantu pemulihan sel hati yang rusak
2.      Penyakit kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga  masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
3.      Sirosis hati
a.       Penyebab :
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
b.      Penyembuhan :
Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
4.      Perlemakan hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
5.      Kanker hati
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
6.      Koletasis dan jaundice
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.

C.     GANGGUAN PADA PARU-PARU
1.      Asma
a.       Penyebab :
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.
b.      Pencegahan :
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.
c.       Pengobatan :
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.
2.      Tubrculosis (TBC)
a.       Penyebab :
Penyakit TBC disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
b.      Penegahan :
1)   Menghindari kontak dengan penderita TBC.
2)   Tidak meggunakan peralatan terutama peralatan makan dengan penderita TBC.
c.       Pengobatan :
Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.
3.      Pneumonia
a.       Penyebab :
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan.
b.      Pencegahan :
1)      Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh.
2)      Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi
3)       berolahraga secara teratur.
c.       Pengobatan:
Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.

4.      Emfisema
a.       Penyebab               :
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru.
b.      Pencegahan :
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
5.            Bronkitis
a.       Penyebab               :
Penyakit bronkitis disebabkan oleh peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
b.      Pencegahan :
1)      Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.
2)      Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.
c.       Pengobatan :
Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.

6.      Asbestosis
a.       Penyebab :
Adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang di sebabkan oleh menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalanpleura (selaput yang melapisi paru-paru).
b.      Pencegahan :
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
c.       Pengobatan :
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
7.      Paru-paru hitam
a.       Penyebab :
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
b.      Pencegahan :
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.
c.       Pengobatan :
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernapasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
8.      Sinusitis
a.       Penyebab :
Sinusitis adalah infeksi dalam rongga sinus yaitu rongga berisi udara yang    letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung. Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung. Alergen yang terhirup seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas timbulnya serangan sinusitis.
b.      Pencegahan :
1)      Infeksi virus dan bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya istirahat dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur.
2)       Hindari juga alergen seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan jenis makanan tertentu yang dapat menimbulkan alergi.
3)      Jenis alergennya harus diketahui agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau dikurangi. Menyelam dan berenang juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.
9.      Pleuritis
a.       Penyebab               :
Pleuritis adalah peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda membran yang mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk. Kondisi ini dapat membuat napas sangat menyakitkan. Kadang-kadang dikaitkan dengan kondisi lain yang disebut efusi pleura, di mana kelebihan cairan mengisi daerah antara lapisan membran itu.
b.      Pengobatan :
1)      Suntikan anti alergi
2)      Menghindari pencetus alergi
3)      Semprotan hidung yang mengandungkortikosteroid untuk membantu mengurangi bengkak di rongga sinus, terutama karena adanya polip ataupun karena alergi.
4)      Tindakan operasi untuk membersihkan dan mengeringkan rongga sinus mungkin diperlukan terutama bagi pasien yang mengalami peradangan yang berulang.
10.  Kanker paru-paru
a.       Penyebab :
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
b.      Pencegahan :
Berhenti dan hindari merokok.
c.       Pengobatan :
1)      Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kanker
2)      Tindakan Therapy Radiasi
3)      Tindakan Therapy Kemotherapy
4)      Tindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)}
5)      Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat.

D.   GANGGUAN PADA KULIT
1.      Scabies
a.       Penyebab :
Kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
b.      Pencegahan :
1)      mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen.
2)      Menjaga kebersihan kulit.
c.       Pengobatan :
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut.
2.      Kurap
a.       Penyebab :
Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda.
b.      Pencegahan :
1.      Mencuci tangan yang sempurna.
2.      Menjaga kebersihan tubuh.
3.      Mengindari  kontak dengan penderita.
c.       Pengobatan :
Dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar dapat menghilangkan infeksi.
3)            Panu
a.       Penyebab :
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita.
Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.

b.      Pencegahan :
1)      Menjaga kebersihan badan.
2)      Usahakan agar kulit dalam keadaan kering dan tidak lembab.
3)      Pakaian dan handuk mandi jangan sampai lembab, karena pakaian yang lembab memicu tumbuhnya jamur.
4)      Jangan menggunakan pakaian atau peralatan mandi dengan penderita panu.
c.       Pengobatan :
Panu dapat diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panu. Atau juga dapat digunakan obat-obat yang di jual di pasaran seperti Pandas dan Kalpanax.
4)      Biduran
a.       Penyebab :
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia. Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari.
b.      Pencegahan :
Bagi penderita biduran, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor penyebab tim bulnya bidur. Seperti udara dingin, makanan dan bahan kimia.
c.       Pengobatan :
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang diberikan oleh dokter.
5)      Ringworm
a.       Penyebab :
Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit.

b.      Pencegahan :
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab.
c.       Pengobatan :
Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.
6)      Psosiaris
a.       Penyebab :
Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita, yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan.
b.      Pengobatan :
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.
D.    Gangguan pada sistem sirkulasi
Kelainan pada darah meliputi:
1. Anemia
            Anemia adalah suatu kondisi terjadinya defesiensi atau rendahnya jumlah eritrosit didalam tubuh, yang berakibat kepada rendahnya kemampuan pembulu darah mengangkut oksigen keseluruh tubuh. dengan kata lain anemia adalah suatau keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. akibatnya tubuh kurang mendapat pasokan oksigen yang menyebabkan tubuh lemas dan cepat lelah.

2. Leukimia
            Leukimia sering disebut juga kanker darah. sebenarnya leukimia merupakan kanker pada sumsum tulang yang menghasilkan leukosit. leukosit membelah tidak terkendali hingga jumlahnya meningkat pesat, kemudian memakan eritrosit, sehingga menimbulkan anemia berat. pada penderita leukimia leukosit bisa mencapai 200 ribu per mm kubik darah (sangat jauh dari keadaan normal).

3. Hemofilia
            Hemofilia adalah penyakit darah sukar membeku. jika terjadi luka, maka darah akan mengucur terus hingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan dapat menyebakan kematian. hemofilia biasanya diwariskan kepada keturunan laki - laki. pada perempuan penyakit ini tergolong mematikan sehingga penderita akan mati sebelum dewasa, dan karena penyakit ini penyakit turunan maka tidak dapat disembuhkan.

4. Talasemia
            Talasemia adalah penyakit kelainan darah yang menurun yang ditandai dengan adanya eritrosit tak normal. hal ini disebabkan kegagalan gen dalam memproduksi protein penyusun hemoglobin secara lengkap, sehingga hemoglobin tak sempurna, akibatnya transportasi darah keseluruh tubuh terganggu. penyakit ini dapat diatasi melalui transfusi darah secara berkala kurang lebih setiap bulan sekali.

5. Leukopenia dan leukositosis
            Leukopenia adalah keadaan jumlah leukosit kurang dari normal, hal ini terjadi karena penderita terserang penyakit AIDS. sebaliknya leukositosis adalah keadaan jumlah leukositosis yang melebehi dari jumlah normal, keadaan ini disebabkan karena ingfeksi bakteri, akibat upaya untuk mempertahankan daya tahan tubuh.

6. Eusinofilia
            Eusonofilia adalah keadaan eusonofil yang sangat tinggi didalam darah. ini bukan merupakan suatu penyakit tapi merupakan respon dari adanya suatu penyakit. peningkatan jumlah eusonofil ini biasanya menunjukkan respons terhadap sel - sel abnormal, parasit atau bahan - bahan penyebab reaksi alergi.

7. Trombositopenia
            Trombositopenia adalah kelainan akibat kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan darah. darah biaasanya mengandung sekitar 150.000 - 350.000 trombosit / mL. jika jumlah trombosit kurang dari 30.000 / mL dapat terjadi pembelahan abnormal. gangguan baru timbul jika jumlah trombosit kurang 10.000 / mL.

8. Blue baby
Blue baby  merupakan penyakit bayi saat lahir yaitu seluruh tubuhnya berwarna biru. Penyakit ini disebabkan foramen ovale tidak tertutup.

9.skleresis
Skleresis  yaitu penyakit yang dikarenakan oleh pengerasan pembuluh darah. Jika pengerasan ini disebabkan oleh kolesterol, dinamakan aterosklerosis dan jika disebabkan oleh endapan kapur dinamakan arteriosklerosis. Sklerosis ini dapat mempersempit pembuluh sehingga dapat menaikkan tekanan darah. Pengerasan pembuluh ini dapat terjadi di bagian otak dan dapat mengakibatkan stroke.

10. Koronaria trombosit
Koronaria  yaitu terbentuknya gumpalan darah dalam arteri koronaria sehingga aliran darah terganggu dan berkurang. Akibatnya, otot jantung kekurangan O2 serta kontraksinya menjadi lemah sehingga dapat mengakibatkan serangan jantung. Keadaan ini kalau tidak segera ditolong, dapat mengakibatkan kematian.

11. Varises
Varises adalah pelebaran vena, umumnya terjadi di daerah betis. Kalau terjadi di sekitar anus disebut hemoroid atau ambeien.

12 .Embolus
Embolus  adalah jenis penyakit jantung akibat tersumbatnya arteri menuju otak oleh trombus. Trombus merupakan darah yang membeku.





DAFTAR FUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bioteknologi “Peran Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam”

MAKALAH BIOTEKNOLOGI  “ Peran   Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam ”                  Mata Kuliah          : Bioteknologi           Dosen Pengampu      : Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si    Disusun Oleh : AENUL FAHMI KHALIK (14121610738) BIOLOGI C/ VI TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 PEMBAHASAN A.     Bioteknologi dan Bioremediasi Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformas...

MAKALAH KURIKULUM 2013

MAKALAH KURIKULUM 2013 Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan semester 1 Dosen Pembimbing : H. Syamsuni , M.pd   Di susun oleh : Nama : Eva Shaumitaria PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIRALODRA 2017/2018 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya Kapanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tetentang kurikulum 2013 .             Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang kurikulum 2013 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.         ...

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN Diajukan guna memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si, M.A   Disusun oleh: KELOMPOK 4 AENUL FAHMI KHALIK ADE IDRUS HARIRI DEA RIZKI Z IIN I’ANAH LILIS AGUSTINA SYIFA MUSTIKA USWATUH S BIOLOGI C/6 TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Penelitian dilakukan berdasarkan atas keingintahuan ataupun ketertarikan seseorang terhadap sesuatu. Metode berpikir ilmiah pada dasarnya adalah sejumlah pengetahuan yang berkaitan dengan jalan atau cara yang ditempuh oleh pikiran manusia untuk mencapai kesimpulan atau putusan yang sah dan benar. Penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan keilmuan...