Langsung ke konten utama

MAKALAH EVOLUSI RADIASI MAMALIA (PRIMATA DAN MANUSIA)


MAKALAH
EVOLUSI RADIASI MAMALIA (PRIMATA DAN MANUSIA)
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Evolusi
Dosen: Eva Yuliana, M.Pd





 







Disusun Oleh:
1.      Aenul Fahmi Kh   (842050717019)
2.      Rumini                  (842050115029)
3.      Kiki Arinta           (842050114017)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2018

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah Evolusi dengan baik dan selseai sesuai dengan rencana.
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat untuk kita semua dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami harapkan guna untuk menyempurnakan pada makalah yang laiinya.



Indramayu, 13 Mei 2018

Penyusun










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1 Evolusi Mamalia............................................................................................ 3
2.1.1   Monotremata....................................................................................... 3
2.1.2   Marsupial............................................................................................. 3
2.1.3   Eutheria............................................................................................... 4
2.2  Evolusi Primata.............................................................................................. 5
2.2.1 Perkembangan Primata Primitif ke Primata Maju................................ 7
2.2.2 Data Evolusi Primata........................................................................... 9
2.2.3 Data Genetika Molekuler Fosil Primata.............................................. 10
2.3  Radiasi Primata............................................................................................. 11
2.3.1   Prosimian Modern............................................................................. 11
2.3.2    Caboidea (Monyet Dunia Baru)........................................................ 12
2.3.3    Carcopithecoidea (Monyet Dunia Lama).......................................... 13
2.3.4    Hominoidea....................................................................................... 15
2.4    Evolusi pra-Homo Sapiens........................................................................... 16
       2.4.1 Evolusi pra- Homo Sapiens berdasarkan Bukti Fosil.......................... 16
2.4.1.1Miosen (25 – 10 juta tahun yang lal)......................................... 17
2.4.1.2 Zaman Pliosen (10 – 2 juta tahun yang lalu)............................. 17
2.4.1.3 Zaman Pleistosen (2 juta – 10.000 tahun yang lalu)................. 18
2.5  Sejarah Manusia............................................................................................ 20
2.5.1 Ciri-Ciri Struktur Manusia................................................................... 22
BAB III KESIMPULAN................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 24
Lampiran Dalil Aqli dan Naqli ...........................................................................   a

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mamalia berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Leluhur mamalia merupakan salah satu diantara hewan terapsida, yang merupakan bagian dari cabang sinapsiada dari filogeni reptilia. Sebagian besar mamila zaman Mesozoikum berukuran sangat kecil ukuran kurang lebih sebesar shrew dan sebagian besar merupakan pemakan serangga. Saat zaman Senozoikum datang setelah kepunahan masal dimasa kretaseus, mamalia sedang melakukan radiasi adiptif besar-besaran. Evolusi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur menuju kesesuaian dalam waktu dan tempat. Berbicara mengenai evolusi manusia dan primata, ini bukan berarti bahwa manusia berasal dari kera, melainkan antara kera dan manusia memiliki cikal bakal yang sama. Pada dasarnya evolusi tidak untuk membuktikan apakah suatu jenis berasal dari jenis yang lain. Memang menurut Darwin, suatu organisme berasal dari organisme lain. Tetapi pembuktian bahwa sustu jenis berasal dari jenis yang lain tidak pernah dapat dibuktikan. Apabila manusia memang berasal dari kera sekalipun, para ahli evolusi tidak akan dapat membuktikanya.
Primata sendiri berarti “yang terutama”, dan hal ini tidak mengherankan, sebab manusia pastilah menganggap ordo mamalianya sebagai yang terpenting.  Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang “cukup lengkap. Oleh karena itu untuk mempelajari evolusi suatu organism, biasanya para ahli menggunakan data organisme yang masih hidup hingga kini.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apakah pengertian evolusi primata?
1.2.2        Bagaimana perkembangan primata primitif ke primata maju?
1.2.3        Apa saja jenis-jenis makhluk pra-Homo sapiens?
1.2.4        Apa saja tahapan-tahapan zaman pra-Homo sapiens?

1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui pengertian dari evolusi primata
1.3.2        Untuk perkembangan primata primitif ke primata maju
1.3.3        Untuk jenis-jenis makhluk pra-Homo sapiens
1.3.4        Untuk mengetahui tahapan zaman pra-Homo sapiens



























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Evolusi Mamalia
Mamalia berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Fosil tertua yang diyakini merupakan mamalia berumur 220 juta tahun, kembali kemasa Trias. Leluhur mamalia merupakan salah satu diantara hewan terapsida, yang merupakan bagian dari cabang sinapsiada dari filogeni reptilia. Terapsida menghilang saat dinosaurus berlimpah, tetapi mamalia yang berasal dari terapsida hidup berdampingan dengan dinosaurus selama zaman Mesozoikum. Sebagian besar mamalia zaman Mesozoikum berukuran sangat kecil kurang lebih sebesar shrew dan sebagian besar merupakan serangga. Beragam bukti, seperti ukuran lubang mata, menyiratkan bahwa mamlia kecil ini adalah hewan nokturnal (aktif dimalam hari).
Saat zaman Senozoikum datang setelah kepunahan massal di masa Kretaseus, mamalia melakukan radiasi adiptif besar-besaran. Keanekaragaman ini diwakili oleh tiga kelompok.
2.1.1   Monotremata
            Monotremata-platipus dan echidna (pemakan semut berduri) merupakan mamalia bertelur yang masih hidup hingga saat ini. Telur hewan monotremata, yang struktur dan perkembangannya mirip dengan telur reptilia. Mengandung cukup kuning telur untuk memberimakan embrio yang sedang berkembang. Hewan monotremata memiliki rambut dan menghasilkan susu, dua ciri khas penting hewan mamalia. Pada bagian perut induk monotremata terdapat kelenjar khusus yang mensekresi susu. Campuran karakter leluhur reptilia dengan karakter mamalia yang diperoleh memperlihatkan bahwa monotremata diturunkan dari percabangan yang sangat awal dalam silsilah mamalia. Saat ini, monotremata hanya ditemukan di Australia dan Papua Nugini.
2.1.2   Marsupial
            Opossum, kanguru, bandicoot, dan koala adalah contoh-contoh mamlia marsupial. Seekor marsupial dilahirkan dilahirkan saat tahap perkembangannya masih sangat awal dan menyelesaikan perkembangan embrioniknya ketika sedang menyusu. Pada sebagian besar spesies, anak yang masih menyusu itu tinggal di dalam sebuah kantung induk yang disebut marsupium. Di Australia, marsupial telah menyebar dan memenuhi relung yang ditempati oleh mamalia euthria (berplasenta). Evolusi konvergen menghasilkan keanekaragaman marsupial yang menyerupai hewan eutheria yang juga menempati peranan ekologis yang sama.
            Penyebaran marsupial modern dan fosil marsupial dapat dijelaskan melalui lempek tektonik bumi dan pergeseran benua. Menurut bukti fosil terbaru, marsupial kemungkinan berasal dari tempat yang sekarang dikenal sebagai Amerika Utara.
2.1.3   Eutheria
            Mamalia eutheria memiliki masa kehamilan yang lebih lama. Anak hewan eutheria menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam uterus, yang dihubungkan keinduknya melalui plasenta. Radiasi adiptif selama masa Krateseus dan awal masa Tersier (sekitar 70 sampai 45 juta tahun silam) menghasilkan ordo mamalia eutheria agak kurang jelas, tetapi para saintis yakin bahwa mereka lebih dekat hubungannya satu sama lain dibandingkan dengan hubungan mereka dengan hewan monotrema.  Bukti-bukti fosil menunjukkan bahwa eutheria dan marsupial mungkin telah memisah dari leluhur bersama sekitar 80 sampai 100 juta tahun silam.
            Satu cabang mamalia eutheria terdiri atas ordo Insectivora (shrew, semacam tikus), yang mirip dengan mamalia awal dan ordo Chiroptera (kelelawar). Kelelawar yang kaki depannya termodifikasi menjadi sayap, kemungkinan berkembang dari insectivora yang memakan serangga terbang.
            Cabang kedua dimulai dengan suatu garis keturunan herbivora berukuran sedang yang mengalami suatu radiasi adaptif yang sangat luar biasa selama masa Tersier yang akhirnya menghasilkan ordo modern seperti Lagomorpha (kelinci dan kerabatnya), Perissodactyla(ungulata berkaki ganjil, yang meliputi kuda dan badak, ungulata yang berjalan diatas ujung jari kaki), Artiodactyla (ungulata berkaki genap, yang meliputi rusa dan babi), Sirenia (sapi laut), Proboscidea (gajah) dan Cetacea (lumba-lumba dan paus).
     Cabang ketiga dalam evolusi mamalia eutheria menghasilkan ordo Crnivora, yang meliputi kucing, anjing, rakun).
                       
Gambar 1. Perbandingan Mamalia Marsupial (Berplasenta) Dan Mamalia Eutheria (Berkantung)
Sumber : Campbell: 2003

2.2  Evolusi Primata
           Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang “cukup lengkap”. Pengertian primata berasal dari bahasa latin Primous yang berarti utama, pertama, unggul. Primata artinya hewan yang pertama (yang tinggi). Teori evolusi yang hanya didasarkan atas adanya fosil tidak pernah dapat menerangkan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu untuk mempelajari evolusi suatu organisme, biasanya para ahli menggunakan data suatu organisme yang masih hidup hingga kini. Dalam hal ini, yang dilakukan para ahli ialah melihat perubahan stuktur dari organisme-organisme yang paling erat hubungan kekerabatan dengan organisme sasaran yang diteliti.
           Salah satu definisi evolusi adalah suatu ilmu yangmempelajari perubahan yang berangsur-angsur menuju ke arah yangsesuai dengan masa dan tempat. Pada dasarnya evolusi tidak untuk membuktikan apakah suatu jenis berasal dari jenis yang lain. Memang menurut Darwin, suatu organisme berasal dari organisme lain. Tetapi pembuktian bahwa suatu jenis berasal dari jenis yang lain tidak pernah.
           Primata muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu seiring dengan punahnya dinosaurus. Setidaknya, itulah fosil tertua yang pernah ditemukan dari primata. Sekarang, ordo primata dibagi menjadi dua sub ordo, yakni Prosimian (meliputi lemur, tarsius, dll) dan Antropoid (kera, monyet, manusia). Prosimian yang dahulu mendominasi primata, sekarang semakin tersingkir dan akhirnya menjadi endemik beberapa daerah seperti Madagaskar. Dengan pemisahan garis filogenetik, maka cabang dari Anthropoidea ada 3: monyet, kera, dan Hominid (manusia). Monyet pertama muncul kira-kira 50 juta tahun lalu. Awal mulanya, monyet dunia baru muncul dari cabang primata kuno, dan belakangan monyet dunia lama berevolusi sebagai garis keturunan terpisah.
Ciri-ciri struktural primates yang berhubungan dengan ciri nenek moyang manusia:
• Pada dasarnya hidup di lingkungan arboreal, beberapa menjadi terestrial.
• Alat gerak, tangan dan kaki teradaptasi untuk lingkungan arboreal, dengan ibu jari yang dapat dipertentangkan, dan jari kaki besar yg mrp modifikasi untuk menggenggam cabang pohon.
• Penglihatan dan pendengaran merupakan indera khusus yang dominan, dengan perluasan daerah di otak untuk penerima sensor dari mata dan telinga.
• Pembesaran/perluasan bersama-sama ruang otak, perkembangan bagian serebral otak mempunyai ruang lebih besar.
• Generalisasi geligi dan kebiasaan makan
Pada struktur geligi menunjukan bahwa primata pertama diturunkan dari insektifora pada massa Kretaseus. Primata awal ini kemungkinan merupakan mamalia arboeeral (hidup dipepohonan). Dengan demikian, selama zaman Mesozoikum, ordo ini telah didefinisikan oleh karakterisktik yang telah dibentuk melalui seleksi alam, karena adanya kebutuhan untuk bertahan hidup di pohon. Sebagai contoh , primata memiliki sendi pundak yang lentur, yang memungkinkan untuk berayun dari satu pegangan ke pegangan lain. Tangan kanan primata dapat menggantung pada dahan pohon dan memanipulasi makanan. Cakar telah diganti oleh kuku pada beberapa spesies dan jari tangan sangat sensitif. Mata primata sangat berdekatan satu sama lain di bagian depan muka. Bidang penglihatan yang tumpang tindih pada kedua mata itu meningkatkan kedalaman persepsi, suatu keuntungan yang jelas ketika bergelayutan di pohon. Koordinasi mata dan tangan yang luar biasa itu juga penting untuk mengendalikan arah selama di pepohonan. Penjagaan dan pengasuhan anak oleh induk sangat penting bagi hewan muda di pohon. Mamalia menghabiskan banyak energi untuk menjaga, merawat dan mengasuh anaknya dibandingkan dengan sebagian besar vertebrata lain, dan primata adalah salah diantara semua induk mamalia yang paling memiliki perhatian. Sebagian besar primata melahirkan satu anak per satu kehamilannya serta membesarkan dan memelihara anaknya dalam periode waktu yang lama. Meskipun manusia tergolong tidak hidup di pohon, kita masih mempertahankan dalam bentuk yang termodifikasi, banyak ciri dan sifat yang terevolusikan.
2.2.1 Perkembangan Primata Primitif ke Primata Maju
a.       Hubungan antara tulang vetebrata dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsur-angsur menuju ke titik berat tengkorak.
ü Foramen magnum yang mula-mula berada di bagian posterior, berangsur-angsur bergeser ke posisi anterior.
ü Diikuti perubahan cara berjalan dari kuadripedal ke bipedal
ü Otot leher menjadi lebih lemah (karena tidak lagi menahan rahang yang besar, dengan gigi-geligi yang besar pula)
ü Panggul menjadi lebih penting dan kuat
ü Bentuk tengkorak yang memanjang dengan rahang besar, gigi yang kuat dan membentuk moncong menjadi bertambah pendek.
ü Rongga hidung yang besar sekarang menjadi jauh lebih kecil.
b.      Mata sudah sepenuhnya terlindungi. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi organ yang sangat penting. Selain itu, dapat pula dilihat bahwa mata yang menghadap kesamping, menjadi berangsur-angsur menghadap kedepan. Penglihatanpun berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih untuk membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua spektru warna. Hal ini erat kaitanya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang hari. Selain itu, matapun diperluakan untuk melihat makanan diantara ranting-ranting pohon, untuk menyelinapkan dengan mudah diantara hutan.
c.       Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Hal ini terlihat bahwa tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya manusia mempunyai kuku yang tipis. Cakar mula-mula digunakan untuk mengais mencari makan. Dengan berubahnya cara hidup dari hidup di tanah menjadi kehidupan arboreal, maka cakar menjadi mengganggu kemampuan bergerak dengan cepat diatas pohon.
         Kehidupan arboreal lebih membutuhkan kemampuan memegang. Dengan demikian, terjadi pula perubahan cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan persendian yang lain daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitanya dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru dimuka bumi. Cakar perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari telapak tangan. Hal ini penting berkaitan  dengan kemampuan untuk memegang yang terliahat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan pada kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.
d.      Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan menjadi lebih penting daripada kaki. Hal ini terlihat pada bangsa kera yang memiliki tangan yang lebih panjang dan kuat daripada kaki. Struktur ini penting untuk dapat berayun-ayun dan berpindah tempat. Dengan berubahnya permukaan bumi, maka jumlah hutan menjadi semakin sedikit. Selain itu, ditemukan  primata berukuran besar yang tidak dapat ditunjang oleh hutan. Akibatnya tangan menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar mangsa dan menghindarkan diri dari perdator.
e.       Volume otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat nyata terlihat pada golong-golongan kera manusia. Australopithecus hanya mempunayi volume otak 600 cc, sedangkan manusia modern dua kali lebih besar. Data fosil menunjukan bahwa fosil manusia lainnya mempunyai kisaran antara keduanya. Perubahan volume otak dapat pula dilihat pada perubahan dahi, yang tidak ada pada kera dan hampir tegak pada manusia.
2.2.2   Data Evolusi Primata
Bermacam-macam fosil primata seperti Mesopithecus, Mioptithecus, dan Aegyptopithecus dari lapisan oligosen; Parapithecus, Propliopithecus yang berbentuk seperti bajing, diperkirakan tidak mempunyai hubungan kekerabatan yang cukup dengan manusia. Fosil primata yang paling tua dan masih termasuk famili Homonidea adalah Dryopithecus, Limnopithecus, Brahmapithecus, Sivapithecus, Pliopithecus, Oreopithecus, dan Proconsul yang dikenal sejak jaman Miosin.
Dryopithecus dianggap berkerabat derngan bangsa beruk dan kera, sedangkan Proconsul,merupakan fosil Hominid tertua yang diduga berkerabat dengan gorila dan sipanse. Fosil Brahmapithecus dan Sivapithecus belum diketahui kerabat dekatnya. Kemudian kita mengenal fosil Hominid yang lebih muda yaitu Ramapithecus yang sianggap sebagai fosil yang erat hubungannya dengan manusia. Fosil ini pada mulanya hanya dikenal dari sebuah tulang rahang. Namun kini pandangan tersebut berubah, karena penemuan baru telah memberikan pandangan yang lebih baik. Fosil ini ternyata identik dengan Dropihecus. Fosil berikutnya adalah Kenyapithecus.
Fosil Homo mungkin pula telah ada, namun data yang ada belum meyakinkan. Baru kemudian, pada lapisan yang lebih muda, mulai dijumpai Paraaustralopithecus aethiopicus, yang kemudian oleh para ahli yang beraliran progresif sekarang disebut juga Homo aethiopicus, Australopithecus (A. africanus, A. aferensis), Homo, Megathropus paleojavanicus (Homo mojokertensis), dan Paranthropus (P. boisei, P. robustus). Kedua marga fosil terakhir dan Giganthopithecus adalah fosil manusia atau kera berukuran besar dan mungkin pantas dinamakn raksasa. Fosil-fosil yang menempati lapisan lebih atas adalah Zijanthropus, Homo habilis, Homo ergaster, Homo rudolfensis. Baru kemudian kita mengenal manusia purba, Homo erectus (Sinathropus, Pithecanthropus, Atlanthropus, Telanthropus, Eoanthropus, dan Homo hidelbergensis). Fosil-fosil Hominid yang paling muda semuanya sudah dianggap sebagai Homo sapiens (Swancombe, Steinheim, Cro-magnon,), dan Homo sapiens neaderthalensis (Homo soloensis, Homo rhodesiensi).
2.2.3   Data Genetika Molekuler Fosil Primata
Pendekatan molekuler dilakukan oleh sekelompok peneliti dari universitas California di Berkeley. Tahun 1987 mereka mengemkakan hasil analisis ADN mitokondria yang menunjukan bahwa ADN mitokondria manusia yang paling primitif (wanita, karena ADN mitokondria diturunkan dari pihak ibu) terdapat di Afrika. Bila dikaji mengenai kecepatan mutasi ADN mitokondria, dan dikaitkan dengan perubahan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa manusia yang paling primitif harus sudah berada dimuka bumi sekitar 200.000 tahun yang lalu. Hal ini menimbulkan kontroversi dengan data fosil, karena menurut fosil, Homo sapiens pertama berumur paling sedikit sekitar 250.000-1.000.000 tahun yang lalu. Apalagi bila kita membaca buku yang lebih tua, maka dapat kita menemukan bahwa perkiraan manusia pertama adalah sekitar 15.000.000 tahun yang lalu.
Penelitian tandingan dilakukan oleh kelompok lain dengan menggunakan analisis ADN kromosom Y menunjukan bahwa pria pertama berasal dari daerah aka Afrika, di tempat suku Pygmee berada. Pendekatan tersebut diatas, meskipun mengarah pada Afrika sebagai daerah asal manusia, sangat didukung oleh data fosil.

2.3    Radiasi Primata
Evolusi radiasi primata dimulai dari Mamalia pemakan serangga yang menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman Paleosen. Ciri : bertubuh kecil (seperti curut), bermoncong, dan berekor panjang. Ciri lain : tangkas dan cerdas, mempunyai organ- organ penggenggam dan lima jari.
Dari prosimian perkembangan radiasi evolusi menuju 4 golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini.


 


Caboidea (Monyet dunia baru)

 
Radiasi evolusi
 
                                                                                                              
Carcopithecoidea (Monyet dunia lama)

 
 Prosimian



Hominoidea

 
 



2.3.2        Prosimian Modern
Kelompok besar pertama yakni prosimian modern. Yang termasuk kelompok ini adalah lemur dan loris, sekarang hidup di pulau Madagaskar. Hewan-hewan ini masih mempunyai moncong dan ekor yang panjang, berkuku, bukan cakar dengan kemampuan untuk memanipulasi obyek, hal ini merupakan ciri utama primata.
Hewan lain yang termasuk prosimian modern ialah Tarsier (binatang hantu), hidup di Asia Selatan dan Indonesia (daerah pantai Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera). Pada hewan ini tidak dijumpai lagi moncong yang panjang, mata lebih ke depan tidak seperti mata lemur yang agak kesamping. Oleh karena itu, Tarsier dapat memfokuskan satu titik dengan kedua matanya. Nampak adanya peningkatan pada alat-alat penglihatan dan mekanisme saraf yang memberikan kemampuan untuk kedalaman persepsi (binocular stereoscopic vision) dan penglihatn warna pada tahap-tahap beranekaragam.
https://mahmuddin.files.wordpress.com/2012/08/evolusi-mamalia.png?w=335&h=333
Gambar 2. Pohon Filogenetik Primata
Sumber: Campbell: 2003

2.3.3        Caboidea (Monyet dunia baru)
Ceboidea hanya hidup pada lingkungan pohon dan ditemukan di daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Mereka terbagi menjadi dua famili, yakni Callithricidae dan Cebidae.
Callithricidae atau marmoset adalah Primata kecil yang telah menempati niche seperti bajing di hutan dunia baru. Perkembangan yang menonjol pada cakar untuk memanjat yang merupakan bagian penting dari pergerakan mereka.
Ceboidae hidup di lingkungan pohon. Namun lebih berkembang dibandingkan dengan Callithricidae. Mereka mengembangkan beraneka ragam besar tubuh dan adaptasi ekologis di npohon-pohon. Beberapa anggota Cebidae telah beradaptasi dengan cara hidup di lingkungan pohon dengan jalan mengembangkan “kaki ke-5” dalam bentuk ekor prehensil (penggenggam). Ekor prehensil tidak hanya terdapat pada monyet dunia lama.

Gambar 3. Monyet Dunia Baru
Sumber: Campbell: 2003
2.3.4        Carcopithecoidea (Monyet dunia lama)
Semua primata dunia lama kecuali prosimian adalah catarrhini (hidung terbelah). Monyet-monyet dunia lama diklasifikasikan dalam satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili, yaitu Cercopithecinae (Monyet babon) dan Colobinae (monyet pemakan daun).
                       
                       





Gambar 4. Monyet Dunia Lama
Sumber: Campbell: 2003
Pada catatan fosil Cercopithecoidea berkembang pada zaman Oligosin dan Miosin. Pada akhir miosin mereka telah menempati sejumlah lingkungan pohon serta terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat sekarang mereka berkembang menjadi colonin (monyet pemakan daun) dan cercopithecin. Cercopithecin yang hidup sekarang menempati iklim dan habitat yang lebih luas dibandingkan primata lain, kecuali manusia.
Cercopithecinae
Sub familia ini menempati berbagai habitat, mulai dari savana terbuka sampai hutan. Tingkah laku sosial babon dan Cercopithecinae terestrial banyak dipelajari oleh ahli anthropologi untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan dan ekologi yang menolong membentuk nenek moyang manusia. Mereka berjalan di atas 4 kaki (quadrapedal dan mengembangkan kemampuan mencengkeram, tetapi tidak dengan ekor prehensil. Bentuk pergerakan mereka dinamakan branch walking (berjalan di atas cabang), plantigrade (kecenderungan bergerak pada permukaan palntar = tapak tangan atau tapak kaki).
Gibbon mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan dengan Hominoid yang lain semata-mata arboreal. Bentuk gibbon khusus untuk bergerak arboncal, disebut brachiation. Brachiation memungkinkan gibbon bergerak lebih cepat antara pepohonan dengan menggunakan kedua lenganya, hingga tangannya berfungsi sebagai sebuah kait. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan). Meskipun orangutan mengahabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan mengguankan 4 anggota badanya, juga dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah.
Gorila dalah vegetarian terestrial, pemakan daun yang tumbuh di daratan tanah. Susunan kerangka sangat khusus untuk menopang berat badan terestrial dan berjalan di atas buku-buku jari. Cara bergerak seperti inin terlihat pada bentuk dada, bahu, tangan, dan tulang lumbar vertebral yang kuat.
Simpanse tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah hutan dan bagian berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai struktur badan yang orthograde (tegak), yang memungkinkan mereka untuk berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi juga posisi duduk dalam jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah mengembangkan sepetak kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial callosities.

Colobinae
Colobinae hidup beradaptasi makan daun vegetasi muda. Mempunyai puncak gigi yang tajam pada gigi molar, kantung pipi khusus, dan bentuk perut khusus untuk mencernakan makanan. Pencernaan dilakukan dengan bantuan bakteri yang hidup pada perutnya yang mirip dengan kantung. Langur (sebutan untuk beberapa Colobinae) mendiami banyak habitat. Beberapa diantaranya di gunung-gunung tinggi dengan sedikit pohon dan makanya tergantung pada puncak-puncak cemara dan kulit pohon dan dedauna.

Gambar 5. Kera Gabon, Orang Utan, Gorila Dan Simpanse
Sumber: Campbell: 2003
2.3.5        Hominoidea
Kelompok ini muncul pada zaman Paleosin. Selama niosin awal radiasi Hominoidae bercabang menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan Hominidae (keluarga manusia). Kedua famili ini ditandai dengan hilangnya ekor dan berkembangnya ukuran besar badan. Otak Anthropoidae dan Hominidae jauh lebih berkembang dan demikian fungsi lebih kompleks.





2.4    Evolusi pra-Homo Sapiens
       Evolusi makhluk-makhluk pra-Homo sapiens berdasarkan hubungan kekerabatan manusia dengan hewan.
Klasifikasi Homo sapiens
Kingdom      
Animalia
Kelas
Mammalia
Ordo   
Primata
Subordo
Anthropoidea
Famili
Homonidea
Genus    
Homo
Spesies          
Homo sapiens










Berdasarkan hubungan kekerabatan antara manusia dengan hewan, evolusioner pra-Homo sapiens secara garis besar mengalami 4 perkembangan, yakni:
  1. Famili Tupalidae
Famili Tupaliae merupakan ordo primata, yakni golongan hewan pemakan serangga.
  1. Famili Lemuroidae
Jenis binatang setengah kera. Misalnya Tarsius spectrum (binatang hantu), yang hidup di Indonesia (Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera), dan Filipina. Jenis binatang tersebut mempunyai ciri-ciri yaitu bermoncong dan mempunyai ekor panjang serta berkuku bukan cakar dengan kemampuan memanipulasi obyek.
  1. Famili Pongidae
  2. Famili Hominidae
2.4.1 Evolusi pra- Homo Sapiens berdasarkan Bukti Fosil
Evolusi pra-Homo sapiens berdasarkan hasil penemuan fosil yang ditemukan diberbagai lapisan dunia. Berdasarkan fosil fosil yang ditemukan diperkirakan kehidupan manusia dimulai lebih kurang 25 juta tahun lalu yang tersebar menjadi 3 zaman.
2.4.1.1  Miosen (25 – 10 juta tahun yang lalu)
1.      Tingkat pertama – Plopithecus
Sepenuhnya bersifat kera → oleh karena itu dinamakan kera primitif. Memiliki ciri tubuh kecil dan pendek, kedua tangan masih digunakan untuk bergayut di dalam pohon, belum dapat berjalan tegak dan hidup 35 – 25 juta tahun yang lalu.
2.      Tingkat kedua – Proconsul
Yaitu kera purba yang hidup sekitar 25 – 15 juta tahun yang lalu Para ahli berpendapat bahwa makhluk ini tidak sepenuhnya bersifat kera, desebabkan muka, rahang dan gigi-geligi terdapat ciri yang ditafsirkan sebagai ciri manusia → tidak sepenuhnya bersifat kera.
3.      Tingkat ketiga – Dryopithecus
Yaitu kera (raksasa) yang hidup sekitar 15 – 10 juta tahun yang lalu. Sejenis dengan proconsul. Fosilnya ditemukan di eropa, india, china dan afrika. Memiliki bentuk badan yang cukup besar serta mengembara untuk menempati hutan tropis yang sangat luas.
4.      Tingkat keempat – Ramapithecus
Yaitu primata yang dianggap sebagai leluhur manusia. Hidup sekitar 15 – 10 juta tahun yang lalu, Ukurannya lebih kecil dari manusia sekarang (0,9 – 1,2 m) dan kapasitas otak 400 cc.
2.4.1.2  Zaman Pliosen (10 – 2 juta tahun yang lalu)
Pada zaman ini telah muncul makhluk baru yakni Primata yang tidak menyerupai Primata yang hidup sebelumnya, makhluk ini bukan kera penghuni hutan, tetapi lebih banyak hidup di padang rumput terbuka, berjalan tegak dengan kedua kakinya
5.    Tingkat kelima – Australopithecus afarensis
Merupakan makhluk purba yang diduga keturunan Ramapithecus. Hidup sekitar 5 juta tahun yang lalu dianggap sebagai Hominoid paling awal yang mampu berjalan tegak dan ditemukan oleh Louis Leakey dan Mary Leakey.
6.    Tingkat Keenam – Australopithecus africanus
     Ditemukan oleh Raymond Dart (1924) yakni seorang anatomi dan palaentologi dari universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika selatan. Fosil Australopithecus africanus dipelajari Dart dari koleksi batuan yang mengandung dari suatu lubang galian pertambangan kapur di Taung, Batswana. Tengkorak menyerupai anak manusia yang berumur 5 sampai 6 tahun, namun kesan tengkorak masih ada, gigi-geligi menyerupai gigi manusia, letak foramen magnum langsung menghadap ke bawah, mungkin sudah berjalan tegak dan memiliki berat badan 50 kg dan tinggi 1,2 m.
2.4.1.3  Zaman Pleistosen (2 juta – 10.000 tahun yang lalu)
Manusia mengalami evolusi yang sangat cepatMereka sudah menggunakan perkakas batu dan kayu, mereka sudah pandai berburu, menggunakan api, mampu berbicara.
7.    Tahap ketujuh – Australopithecus robustus
        Sejenis Australopithecus africanus dengan ukuran badan lebih besar, dengan tinggi : 1,5 m berat : 65 – 75 kg, gigi-geligi yang besar dan otot rahang yang kuat → herbivora
8.   Tahap kedelapan – Australopithecus boisei
     Lebih besar ukuran badannya dibandingkan Australopithecus yang lain. Hidup di Africa Timur sekitar 1,5 – 1 juta tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri badan tegap, muka dan gigi-geligi besar dan kokoh, tengkorak rendah dan bertekstur kasar.
9.    Tahap kesembilan – Homo habilis
    Homo habilis( manusia tukang) merupakan pembuat dan pemakai alat, mempunyai otak lebih besar Mereka hidup sekitar 2-1,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli berpendapat bawa makhluk ini sebagai makhluk sejati pertama, Ditemukan oleh Leakey di lembah Olduvai.a.
10.  Tahap kesepuluh – Homo erectus
Homo erectus hidup sekitar 2 – 0,5 juta tahun yang lalu. Homo erectus dapat berjalan tegak, berkaki panjang dan lurus, dan tulang tungkainya lebih maju, memiliki otak besar dengan volume 750 – 1.400 cc, homo erectus sebagai manusia purba sudah pandai membuat perkakas (walau masih kasar) kehidupannya berburu mamalia besar, telah menggunakan api, sudah mampu berbicara untuk mengajari anaknya bagaimana cara untuk membuat perkakas dan tersebar luas di permukaan bumi, khususnya Afrika, Asia dan Indonesia (Jawa).
11.  Tahap kesebelas – Homo sapiens purba
Hidup sekitar 400 ribu tahun yang lalu. Homo sapiens purba merupakan tipe peralihan antara Homo erectus ke Homo sapiens yang lebih modern kemampuan membuat alat jauh lebih maju.
12.  Tahap keduabelas – Homo sapiens neanderthalesis(manusia lembah neander)
Hidup sekitar 75.000 – 30.000 tahun yang lalu (digantikan manusia Cro Magnon) fosil ini ditemukan pada tahun 1856 di Lembah Neanderthal, Jerman. Memiliki ciri bentuk tubuh sepenuhnya manusia, hidung terlihat mancung, otak relatif lebih besar, hampir menyamai otak manusia, modern, tinggi badan berkisar 1,6 – 1,8 m, berbahu lebar, berdada cembung, dan berotot padat, belum berdagu, kemampuan berbicara yang berkembang dengan baik, masih hidup di gua-gua, menggunakan api, dan dapat membuat peralatan dengan baik dan mengenal penguburan anggota yang mati dan ritualnya.
13.  Tahap ketigabelas – Manusia Cro-Magnon
  Hidup sekitar 10.000 tahun yang lalu bercocok tanam dan memelihara binatang memanipulasi lingkungan. Memiliki dagu yang sudah menonjol, hidung mancung, gigi kecil dan merata, berbadan tinggi dan tegak, berotak besar, seperti manusia modern, membuat perkakas dan benda-benda seni. Selain batu, digunakan pula tulang, gading, tanduk dan rongga.


14.  Tahap keempatbelas – Homo sapiens sapiens
       Munculnya hampir melingkupi semua benua (Benua Amerika masih disangsikan, belum ada bukti kuat).

Gambar 6. Evolusi Pra-Homo Sapiens
Sumber:https://finishwellunbiologo.files.wordpress.com/2015/03/evolusi-jpg.

2.5    Sejarah Manusia
Asal-usul manusia menurut Charles Darwin “bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera”. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5-6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dengan nenek moyangnya.

Gambar 7. Jenis Manusia
       Asal mula manusia berdasarkan Al-Qur’an
Saat Allah Swt. Merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah memulai membuat “cerita’’ tentang asal-usul manusia, malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan dimuka bumi. Di dalam al-qur’an cerita tersebut diabadikan.
Yang Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. al-Hijr [15]: 28-29).
       Sejarah manusia adalah asal-usul manusia. Fakta atau bukti yang diperoleh untuk mempelajari sejarah manusia dengan bantuan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi. Klasifikasi makhluk hidup dengan menggolongkan manusia dengan hewan Vertebrata, yakni sebagian dari mamalia. Bagian-bagian dalam tubuh manusia seperti jantung, usus, hati dan paru-paru tidak banyak berbeda dengan jantung, usus, hati dan paru-paru kucing atau kera. Dengan demikian pula dapat kita pelajari sistem saraf, sistem endokrin, pernafasan, pencernaan, repruduksi atau konstraksi otot-ototnya, kita akan selalu menemukan proses-proses kimia dan fisika yang pada prinsipnya sama seperti yang terdapat pada hewan. Manusia mempunyai rambut dan bisa menyusui anaknya. Manusia mempunyai gerakan bipedal( Latin: bi = dua, dan pedes = kaki) yang berlainan dengan gerakan mamalia lainnya. Bagian-bagian anatomi manusia dan kera sangat serupa, oleh karena itu mereka dimasukkan kedalam suatu golongan yakni ordo primate.
       Setiap spesies memiliki ciri-ciri khas yakni ciri struktur, ciri fisiologi dan ciri tingkah laku yang membedakan spesies yang berlainan tetapi yang dekat hubungan kekeluargaannya. Meskipun dalam individu dalam spesies manusia banyak terdapat keanekaragaman, spesies Manusia dapat dibedakan dengan jelas dari hewan yang paling menyerupai, yakni Primata besar lainnya.
2.5.1        Ciri-Ciri Struktur Manusia         
        Perbedaan jasmani yang mencolok pada manusia dan hewan adalah dalam hal kemampuan manusia untuk berdiri, berjalan dan berlari. Oleh karena itu, tangan manusia bebas untuk mengerjakan atau untuk membawa sesuatu. Kemampuan ini banyak menyangkut modifikasi anatomi. Kaki manusia lebih panjang dari pada lengannya, sesuatu hal yang membedakan dari primate lainnya. Kaki mnusia, yang mempunyai lekukan besar dengan ibu jari yang sebidang letaknya dengan jari lainnya, sangat berbeda dengan kaki kera. Kaki manusia sesuai untuk berkalan atau berlari, akan tetapi tidak sesuai untuk berpegangan pada dahan-dahan pohon. Kepala manusia terletak pada tulang belakang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan manusia untuk dapat melihat lurus ke depan jika berdiri tegak.
        Otak manusia relayif besar. Manusia masa kini mempunyai volume tempurung otak besar 1200 sampai 1.500 cc; tempurung otak simpanse hanya 350 sampai 450 cc. Ciri-ciri kepala manusia lainnya adalah muka yang tegak lurus, rahang yang tidak begitu menonjol, dagu yang nyata, hidung yang jelas dengan ujung memanjang dan bibir yang mempunyai selaput lendir di bagian luar. Memiliki tinggi badan ±1,6 m, dan memiliki peradaban yang maju.










BAB III
KESIMPULAN

          Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang “cukup lengkap”. Pengertian primata berasal dari bahasa latin Primous yang berarti utama, pertama, unggul. Salah satu definisi evolusi adalah suatu ilmu yangmempelajari perubahan yang berangsur-angsur menuju ke arah yangsesuai dengan masa dan tempat. Analisis yang dilakukan pada primata primitif sampai dengan primata yang maju, yakni manusia memberikan gambaran sebagai berikut:
ü  Hubungan antara tulang vetebrata dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsur-angsur menuju ke titik berat tengkorak.
ü  Mata sudah sepenuhnya terlindungi.
ü  Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku.
ü  Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan menjadi lebih penting daripada kaki.
ü  Volume otak mengalami perubahan pesat.
                 Evolusi makhluk-makhluk pra-Homo sapiens berdasarkan hubungan kekerabatan manusia dengan hewan. Evolusi pra- Homo sapiens berdasarkan ditemukanya fosil
                 Sejarah manusia adalah asal-usul manusia. Fakta atau bukti yang diperoleh untuk mempelajari sejarah manusia dengan bantuan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi. Dari fosil-fosil yang ditemukan, didapatkan kesimpulan bahwa deretan-deretan fosil yang terdapat dibatuan muda berbeda apabila dibandingkan dengan fosil dari batuan yang lebih tua. Perbedaan itu disebabkan oleh perubahan yang berlahan-lahan.







DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi V. Jakarta : Erlangga
Priyambodo. 2015. Human Evolusi. Tersedia:
Anonim. Radiasi Mamalia Dan Asal-Usul Manusia. Tersedia:
Rian. 2017. Evolusi Primata Radiasi Primata. Tersedia: http://rian-bio-umm.blogspot.co.id/2017/02/evolusi-primata-radiasi-primata-dan.html?m=1. Diakeses pada Rabu 8 mei 2018. Pukul: 20:09 wib
Soleiman Muchlis. 2014. Evolusi Primata Dan Manusia. Tersedia:
https://www.slideshare.net/muchlissoleiman/evolusi-primata-dan-manusia. Diakeses pada Rabu 8 mei 2018. Pukul: 20:09 wib














LAMPIRAN
Dalil aqli dan Naqli yang Menjelaskan Asal-usul Manusia

            Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga (3) istilah pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam.
Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahirnya serta persamaannya dengan manusia lainnya. Dengan demikian, kata basyar dalam Al-Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-jalan. Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia. Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.
Allah swt. berfirman:
َ وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak (memiliki anak). (Q.S. ar-Rum [30]: 20)
Selain itu, kata basyar juga dikaitkan dengan kedewasaan manusia yang menjadikannya mampu memikul tanggung jawab. Akibat kemampuan mengemban tanggung jawab inilah, maka pantas tugas kekhalifahan dibebankan kepada manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut ini.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ .
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)
Sementara itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Musa Asy’arie menambahkan bahwa kata insan berasal dari tiga kata: anasa yang berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti jinak. Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak lebih tepat daripada pendapat yang mengatakan bahwa kata insan terambil dari kata nasiya (lupa) dan kata naasa-yanuusu (berguncang). Dalam Al-Qur’an, kata insaan disebut sebanyak 65 kali. Kata insaan digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi’ menegaskan bahwa makna kata insaan inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban takliif dan amanat kekuasaan.
Dua kata ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia dalam Al-Qur’an. Dari dua kata ini, kami menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil Allah di muka bumi (khaliifah Allah fii al-ardl).

Asal-Usul Penciptaan Manusia
Al-Qur’an telah memberikan informasi kepada kita mengenai proses penciptaan manusia melalui beberapa fase: dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang dibentuk, menjadi tanah kering, kemudian Allah swt. meniupkan ruh kepadanya, lalu terciptalah Adam a.s. Hal ini diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad [38] ayat 71-72.
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ . فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ .
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud kepadanya.” (Q.S. Shaad [38]: 71-72.)
Dalam Al-Qur’an, kata ruh (ar-ruh) mempunyai beberapa arti. Pengertian ruh yang disebutkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan penciptaan Adam a.s. adalah ruh dari Allah swt. yang menjadikan manusia memiliki kecenderungan pada sifat-sifat luhur dan mengikuti kebenaran. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia lebih unggul dibanding seluruh makhluk yang lain. Karakteristik ruh yang berasal dari Allah ini menjadikan manusia cenderung untuk mengenal Allah swt. dan beribadah kepada-Nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan menggunakannya untuk kemakmuran bumi, serta berpegang pada nilai-nilai luhur dalam perilakunya, baik secara individual maupun sosial, yang dapat mengangkat derajatnya ke taraf kesempurnaan insaniah yang tinggi. Oleh sebab itu, manusia layak menjadi khalifah Allah swt.
Ruh dan materi yang terdapat pada manusia itu tercipta dalam satu kesatuan yang saling melengkapi dan harmonis. Dari perpaduan keduanya ini terbentuklah diri manusia dan kepribadiannya. Dengan memperhatikan esensi manusia dengan sempurna dari perpaduan dua unsur tersebut, ruh dan materi, kita akan dapat memahami kepribadian manusia secara akurat.
Kemudian, dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan penciptaan manusia yang berasal dari tanah.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ .
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.S. al-Hajj [22]: 5)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ .
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minuun [23]: 13-14)
Penegasan Al-Qur’an yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh karena itu, Al-Qur’an menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah sampai, maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu tanah.
Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses penciptaan manusia terbagi ke dalam beberapa fase kehidupan sebagai berikut. Pertama, fase awal kehidupan manusia yang berupa tanah. Manusia berasal dari tanah disebabkan oleh dua hal: (1) manusia adalah keturunan Nabi Adam a.s. yang diciptakan dari tanah; (2) sperma atau ovum yang menjadi cikal bakal manusia bersumber dari saripati makanan yang berasal dari tanah. Kedua, saripati makanan yang berasal dari tanah tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al-Qur’an dengan istilah nutfah. Ketiga, kemudian sperma dan ovum tersebut menyatu dan menetap di rahim sehingga berubah menjadi embrio (‘alaqah). Keempat, proses selanjutnya, embrio tersebut berubah menjadi segumpal daging (mudlghah). Kelima, proses ini merupakan kelanjutan dari mudlghah. Dalam hal ini, bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai berubah menjadi tulang belulang (‘idzaam). Keenam, proses penciptaan manusia selanjutnya adalah menjadi daging (lahmah). Ketujuh, proses peniupan ruh. Pada fase ini, embrio sudah berubah menjadi bayi dan mulai bergerak. Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya, akhirnya lahirlah bayi tersebut di atas dunia.

Perbandingan Asal-usul Manusia Menurut Al-Quran dan Ilmu Dunia
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Sejarah asal mula manusia menurut Islam dan teori evolusi menurut para ahli. Begitu banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak para ahli mempercayai bahwa, kehidupan manusia berawal dari terpisahnya sebuah spesies hominid dari garis evolusi primata yang akan menurunkan simpanse dan gorila. Kemudian, hominid ini berkembang dan menurunkan manusia modern, Homo sapiens. pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bioteknologi “Peran Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam”

MAKALAH BIOTEKNOLOGI  “ Peran   Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam ”                  Mata Kuliah          : Bioteknologi           Dosen Pengampu      : Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si    Disusun Oleh : AENUL FAHMI KHALIK (14121610738) BIOLOGI C/ VI TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 PEMBAHASAN A.     Bioteknologi dan Bioremediasi Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformas...

MAKALAH KURIKULUM 2013

MAKALAH KURIKULUM 2013 Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan semester 1 Dosen Pembimbing : H. Syamsuni , M.pd   Di susun oleh : Nama : Eva Shaumitaria PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIRALODRA 2017/2018 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya Kapanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tetentang kurikulum 2013 .             Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang kurikulum 2013 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.         ...

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN Diajukan guna memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si, M.A   Disusun oleh: KELOMPOK 4 AENUL FAHMI KHALIK ADE IDRUS HARIRI DEA RIZKI Z IIN I’ANAH LILIS AGUSTINA SYIFA MUSTIKA USWATUH S BIOLOGI C/6 TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Penelitian dilakukan berdasarkan atas keingintahuan ataupun ketertarikan seseorang terhadap sesuatu. Metode berpikir ilmiah pada dasarnya adalah sejumlah pengetahuan yang berkaitan dengan jalan atau cara yang ditempuh oleh pikiran manusia untuk mencapai kesimpulan atau putusan yang sah dan benar. Penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan keilmuan...