Langsung ke konten utama

MAKALAH PENGATAR PENDIDIKAN LANGKAH DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN


MAKALAH
PENGAJAR PENDIDIKAN
LANGKAH DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan
Dosen pengampu : H. Syamsuni, M.Pd





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : III
1.       DIANA EKA MAHARANI
2.       TRI RATNA DEWI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2017


KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi allah SWT tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H.Syamsuni, M. Pd  selaku dosen pembimbing pengantar pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan rekan-rekan mahasiswa universitas wiralodra indramayu program studi biologi yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penyusun pada khususnya.














Indramayu, …………………. 2017

 Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman judul ……………………………………………………………………….…….. i
Kata pengantar …………………………………………………………………………….. ii
Daftar isi ……………………………………………………………………………. iii

BAB I. pendahuluan ………………………………………………………………………………. 1
1.      Latar belakang …………………………………………………………………………. 1
2.      Rumusan masalah …………………………………………………………………………..1
3.      Tujuan penulisan …………………………………………………………………………. 2

BAB II. Pembahasan ………………………………………………………………….......................3
1.      Pengertian landasan pendidikan ……………………………………………………………………..........3
2.      Macam-macam landasan pendidikan ………………………………………………………………................. .3
3.      Pengertian asas-asas pendidikan …………………………………….…..…………………… …………..12
4.      Macam-macam asas pendidikan …………………………………………………………………………. 12

BAB III. Penutup  …………………………...................................................................................14
Kesimpulan …………………………………………………………………………….......14
Daftar pustaka ………………………………………………………………………………...15







BAB I
 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat  memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

B.     Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1.      Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan ?
2.      Apa sajakah landasan pendidikan ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan ?
4.      Apa sajakah asas-asas pendidikan ?

C.        Tujuan penulisan

1.       Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan
2.      Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan
3.      Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas Pendidikan
4.      Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan



BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian landasan pendidikan
Landasan berarti tumpukan, dasar atau alas, karena landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak dasar pijakan dapat bersifat material contoh : ( landasan pesawat terbang ) ; dapat pula bersifat konseptual contoh : ( landasan pendidikan ). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi yaitu, aksioma, postulat dan premis.
Pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau  sekelompok  orang, lembaga dalam membantu individu sekelompok orang mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan dalam  praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan ( makro maupun mikro ), dan dapat berupa kegiatan pendidikan ( bimbingan, pengajaran dan latihan ). Studi  pendidikan  adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.

1.   Macam-macam landasan pendidikan
2.   Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, berusaha menelah masalah-masalah pokok seperti : apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan sebagainya.
Landasan filosofis adalah landasan berdasarkan atau bersifat  filsafat ( falsafat, falsafah ). Kata filsafat ( philosophy ) bersumber dari bahasa yunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau filsafat menelah sesuatu secara redikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu :
·      Religi dan etika yang berpumpu pada keyakinan
·      Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada diantara keduanya : kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan  karena mangandalkan  akal manusia ( redja mudyahardjo, et.al., 1992 : 126-134.)
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berfikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni :
1.      Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuan nya itu.
2.      Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mengcakup logika, episteemology ( tentang benar dan salah ), etika ( tentang baik dan buruk), metafisika ( tentang hakikat yang ada, termasuk akal itu sendiri), serta sosial dan politik ( filsafat pemerintahan).

Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology, etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang:
1.     Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti yang di simpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum,dan sebagainya.
2.     Masyarakat dan kebudayaannya.
3.     Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan, dan
4.     Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan ( wayan ardhana, 1986: modul 1/9).
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
1.   Naturalisme
2.   Idealisme
3.   Pragmatisme
4.      Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.
5.       Idealisme  adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis  dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar. Salah seorang tokoh pragmatisme, mengemukakan bahwa penerapan konsep pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap yaitu:
  1. Situasi tak tentu (indeterminate situation), yaitu timbulnya situasi ketegangan didalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
  2. Diagnosi, yaitu mempertajam masalah termasuk perkiraan factor penyebabnya.
  3. Hipotesis, yaitu penemuan gagasan yang diperkiarakan dapat mengatasi masalah.
  4. Pengujian hipotesis, yaitu  pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika dipraktekkan.
  5. Evaluasi, yaitu mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan.
Oleh karena itu, bagi paragtisme, pendidikan adalah suatu proses eksperimental dan metode mengajar yang penting adalah metode pemecahan masalah. Pengaruh aliran paragtisme tersebut bahkan terwujud dalam gerakan pendidikan progresif atau progresivisme sebagai bagian dari suatu gerakan reformasi sosiopolitik pada akhir abad XIX dan awal abad XX di Amerika Serikat. Progresivisme menentang pendidikan tradisionalis  serta mengembangkan  teori pendidikan dengan prinsip-prinsip antara lain:
  1. Anak harus bebas agar dapat berkembang wajar.
  2. Menumbuhkan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar.
  3. Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
  4. Harus ada kerja sama sekolah dan rumah.
  5. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboraturium untuk melakukan eksperimentasi (Wayan Ardhana, 1986: 16-17)
Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan. Keempat mazhab filsafat pendidikan itu (Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992: 144-150; Wayan Ardhana, 1986 :14-18) adalah:
  1. Esensialisme.
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut maka esensialismet menitik beratkan penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara tinjauan yang realistic. Matematika yang sangat diutmakan idealisme, juga penting artinya bagi filsafat realisme, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata.


        Menurut Mazhab ensesialisme, yang termasuk the liberalarts, yaitu:
            1). Penguasaan bahasa termasuk rerorika
            2). Gramatika
3). Kesusateraan
4). Filsafat
5). Ilmu kealaman
6). Matematika
7). Sejarah
8). Seni keindahan (fine arts)
1.      Perenialisme
Ada persamaan  antara perenialisme dan esensialisme, yaitu keduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered). Perbedaannya yaitu  perenialisme menekankan keabadian teori kehikamatan, yaitu:
1). Pengetahuan yang benar (truth)
2). Keindahan (beauty)
3). Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perennial. Prinsip pendidikan antaralain:
1).  Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak pernah berubah.
2). Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan mahluk manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir.
3). Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal.
4). Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
5).  Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subjects)


1.   Pragmatisme dan Progresivisme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Manusia akan mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan pemikiran. Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
2). Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
3). Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
4). Sekolah progresif harus merupakan sebuah laboratorium untuk melakukan    reformasi pedagogis dan ekperimentasi.
1.   Rekonstruksionisme
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini disekolah, tapi haruslah memelopori masyarakat kearah masyarakat baru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain, Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah atau lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
2.   Landasan Sosiologis
Manusia  yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain sama halnya hewan,tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada hewan.pada wayan Ardhan hidup berkelompok pada hewan memiliki ciri:
·      Pembagian pada anggotanya
·      Ketergantungan pada anggota
·      Ada kerjasama  anggota
·      Komunikasi antar anggota
·      Dan adanya diskrimunasi antara individu satu denan yang lain dalam kelompok




1.   a.  Pengertian tentang landasan sosiologi
Dimana suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri.Sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain:
Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain,yang mempelajari:
·   Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
·   Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dengan sistem kekuasaan lain
·   Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan
·   Hubungan antar kelas sosial
·   Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan ras,kebudayaam dan kelompok kelompok dalam masyarakat
2.   Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
·   Sifat  kebudayaan dalam sekolah yang khusus dan berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah
·   Pola interaksi dan struktur masyarakat sekolah
3.   Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya,yang mempelajari:
·   Peranan sosial guru
·   Sifat  kepribadian guru
·   Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laju sisiwa
·   Fungsi sosial sekolah pada sosialisasi anak anak
4.   Sekolah dalam komunitas,mempelajari pola interaksi antara sekolah dalam komunitasnya yang meliputi:
·   Pelukisan komunitas sekolah seperti tampaknya dalam organisasi sekolah
·   Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak pada kaum sosil tak terpelajar
·   Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikannya
·   Faktor faktor demografi dan ekologi dalam organisasi sekolah
Dalam keempat bidang di atas yang di pelajari untuk memahami pendidikan dalam masyarakat menurut Wayan ardhan yaitu:
1.   Masyarakat indonesia sebagai landasan sosiologi sistem pendidikan nasional (sisdiknas)
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama yaitu:
·   Adanya interaksi antar warga- warganya
·   Pola tingkah laku yang diatur adat istiadat,hukum dan norma yang berlaku
·   Adanya rasa identitas yang mengikat pada warganya.

3.   Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal  balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal.
a.    Pengertian tentang Landasan Kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia serta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
·   Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
·   Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
·   Fisik atau benda hasil karya manusia
b.   Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sisitem Pendidikan Nasional
Seperti yang di kemukakakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dimana kehidupan  masyarakat indonesia yang majemuk dan akan  kaya kebudayaannya dan keberadaan semua itu semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika.
4.   Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.

a.    Pengertian Landasan Psiklogis
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah informasi atau kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.
Seperti di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
·   Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan sebagainya)
·   Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan
·   Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
·   Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki
·   Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek
b. Perkembangan peserta didik sebagai landasan psikologis
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif).
Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:
·Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
·Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian itu unik)
Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian, yakni:
·Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik.
·Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan


5.   Landasan Ilmiah dan Teknologis
Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran yaitu dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.
·Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing yaitu ilmu pengetahuan teknologi (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
·Perkembangan Iptek sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan kegiatan survey.
1.   Pengertian Asas-asas Pendidikan
Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau tumpukan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat di didik dan dapat mendidik diri sendiri. Diantara asas-asas tersebut adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

1.   Macam-macam Asas Pendidikan
1.   Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarsa Sung Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
·Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh).
·Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan membangkitkan semangat).
·Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan/mengikuti dengan awas).

2.   Asas belajar sepanjang hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning). Merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat merancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
1.   Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan keseimbangan antar tingkatan kehidupan peserta didik di masa depan.
2.   Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu keterkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3.   Asas kemandirian dalam belajar
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung yang berkaitan dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri dalam belajar. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, disamping peran-peran lain yaitu informator, organisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur sebagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahhkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator guru mengupayakan timbulnya prakasa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar.





























BAB  III

PENUTUP




Kesimpulan

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan. Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secepat mungkin dengan memperhatikan sejumblah landasan dan asas pendidikan.


















DAFTAR PUSTAKA

Abu hanifah. 1950 rintisan filsafat, barat ditilik dengan jawa timur, jilid I
Jakarta : balai pustaka.
Conny seniawan, et. Al 1951 pendekatan keterampilan proses bagaimana mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta : gramedia.
Prof. Dr. umar tirtarahadja, dkk 2005.
Pengantar pendidikan. Jakarta : PT asdi mahasatya.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bioteknologi “Peran Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam”

MAKALAH BIOTEKNOLOGI  “ Peran   Pseudomonas sp. Dalam Bioteknologi Bioremediasi Limbah Plastik dan Styrofoam ”                  Mata Kuliah          : Bioteknologi           Dosen Pengampu      : Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si    Disusun Oleh : AENUL FAHMI KHALIK (14121610738) BIOLOGI C/ VI TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 PEMBAHASAN A.     Bioteknologi dan Bioremediasi Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformas...

MAKALAH KURIKULUM 2013

MAKALAH KURIKULUM 2013 Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan semester 1 Dosen Pembimbing : H. Syamsuni , M.pd   Di susun oleh : Nama : Eva Shaumitaria PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIRALODRA 2017/2018 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya Kapanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tetentang kurikulum 2013 .             Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang kurikulum 2013 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.         ...

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN EVALUATIF PENDIDIKAN Diajukan guna memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si, M.A   Disusun oleh: KELOMPOK 4 AENUL FAHMI KHALIK ADE IDRUS HARIRI DEA RIZKI Z IIN I’ANAH LILIS AGUSTINA SYIFA MUSTIKA USWATUH S BIOLOGI C/6 TADRIS IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Penelitian dilakukan berdasarkan atas keingintahuan ataupun ketertarikan seseorang terhadap sesuatu. Metode berpikir ilmiah pada dasarnya adalah sejumlah pengetahuan yang berkaitan dengan jalan atau cara yang ditempuh oleh pikiran manusia untuk mencapai kesimpulan atau putusan yang sah dan benar. Penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan keilmuan...