MAKALAH
PENGANTAR
PENDIDIKAN
PENGERTIAN,
FUNGSI, DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN
DosenPengajar:
H. Syamsuni, M.Pd

DISUSUN
OLEH:
1. EVA
NURAZIZAH
2. SULISTIANI
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS
WIRALODRA
INDRAMAYU
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi pendeskripsian tentang
Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidikan.
Penulis menyadari dalam makalah ini
masih banyak kekeliruan dan kekurangan yang menyebabkan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dari pembaca yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Harapan penulisatas
terbentuknya makalah ini, semoga makalah ini memberikan informasi bagi
mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..
.i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang……………………………………………………………………1
B.Tujuan………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan
Pendidikan…………………………………… 3
B. Jenia lingkungan
Pendidikan…………………………………………………… .3
C. Pengaruh Timbal Balik antara Jenis Pendidikan Terhadap
Perkembangan
Peserta Didik …………………………………………………. 4
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan …………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
…7
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu
proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak , khususnya keluaga ,
sekolah dan ,masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai
tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tri pusat pendidikan itu , baik sendiri
maupun bersama-sama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan
yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya
manusia pembangunan yang bermutu.
Lingkungan (environment) merupakan
salah satu unsur/komponen pendidikan. Lingkungan itu bermacam-macam yang satu
dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya
masing-masing dan kelancaran proses dan hasil pendidikan. Sebagaimana
pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan
yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu
orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan
sekolah.Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta
tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Pemahaman peranan
keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan akan sangat
penting dalam upaya membantu perkembangan peserta didik yang optimal.
B.
Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan rumusan masalah yang
telah dipaparkan diatas, maka adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
- Mengetahui definisi serta fungsi dari lingkungan pendidikan.
- Mempelajari jenis-jenis dari tripusat pendidikan.
- Mengetahui adanya pengaruh timbal balik antara tri pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik .
1
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
A.Pengertian Lingkungan Pendidikan
Menurut Sartain (ahli psikologi
Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab
terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan
yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun
anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan
mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan
budaya, dan lingkungan sosial.
B. Fungsi Lingkungan
Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Seperti
diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi
dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa
tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpan dari tujuan
pendidikan.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai
usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa
agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu
serta dengan daya/dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu
sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat
diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat melaksanakan
fungsinya sebagaimana mestinya.
C.
Jenis Lingkungan
Pendidikan
Dilihat dari segi anak didik, tampak
bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu
tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang
disebut tripusat pendidikan.
2
1. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak
serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang
dengan baik. Pendidikan keluarga berfungsi:
- Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
- Menjamin kehidupan emosional anak
- Menanamkan dasar pendidikan moral
- Memberikan dasar pendidikan sosial
- Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak
Tugas utama dari keluarga bagi
pendidikan anak ialah, merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari
kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman
pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik. Masa
kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup
beragama. Dalam hal ini biasakanlah anak-anak untuk pergi ke gereja/masjid
untuk bersama-sama menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah-khutbah atau
ceramah-ceramah agama. Jangan hendaknya penanaman dasar-dasar hidup beragama
ini ditunda-tunda, dinanti sampai anak mencapai kedewasaan, dan dibiarkan
memilih agama mana yang disukai.
2. Sekolah
Di sekolah, di bawah asuhan
guru-guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar
berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk
kehidupannya nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
ketrampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti. Inilah sebenarnya tugas utama
dari sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
- Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
- Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
- Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
- Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3
3. Masyarakat
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat
ini ada yang bersifat positif terhadap pendidikan anak, tetapi sebaliknya
banyak pula yang bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat
positif di sini ialah, segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap
pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada
hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri, maupun baik dan berguna
bagi kehidupan bersama.
Pengaruh yang positif dari
masyarakat ini banyak kita jumpai dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda,
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa, maupun organisasi-organisasi
lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam lapangan
kesenian-kebudayaan, olahraga, politik maupun yang merupakan organisasi
biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari suatu jenis sekolah atau
fakultas. Misalnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Tetapi, perlu ditekankan di
sini, bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif
ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan
“legal”. Bukan organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik
dan penuh disiplin, tetapi tidak legal atau “illegal”. Seperti halnya dengan
adanya banyak group-group pada akhir-akhir ini, yang gerak tingkah lakunya
sebagian besar lebi mendekati dengan “gang-gang” di luar negeri. Sedang yang
dimaksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh
yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan baik, tidak baik dan
merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak sendiri.
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan..
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan..
2. Pengaruh Timbal Balik antara jenis Pendidikan Terhadap
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik,
dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses
perkembangan, dan anugerah sang Kuasa. Untuk faktor lingkungan, peranan
tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pendidikan yakni membangun dan
menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu.
4
Dan agar tercipta tujuan pendidikan tersebut
maka hendaklah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat bersama-sama
berperan aktif dalam hal memberikan pelatihan, pengajaran, pembibingan, yang
nantinya akan membantu anak-anak / peserta didik menemukan jati dirinya dengan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak-anak
Setiap pusat pendidikan dapat
berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan,
yakni:
1.
Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2.
Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan
dalam upaya pemahiran keterampilan.
Disamping peningkatan kontribusi
setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkanpula
keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antar
tripusat tersebut berbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dan
setiap pusat pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu
dengan lainnya. Titik kulminasi dari pemikiran tersebut di atas akhirnya
dituangkan dalam Kep. Men. Dikbud RI No. 0412/U/1987 tanggal 11Juli 1987
tentang penerapan muatan lokal kurikulum sekolah dasar. Kemudian dikukuhkan
oleh UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas (umpamanya pasal 37, 38 ayat 1 )
Jo. PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Dikdas (Pasal 14 ayat 3 dan 4). Muatan
nasional kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, dan berlaku sama di seluruh
Indonesia (UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 Pasal 26 ayat
1), beberapa tujuan yang lebih rinci dari muatan lokal tersebut yang dapat
dikategorikan dalam dua kelompok, sebagai berikut :
- Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai, yakni:
a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
c. Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
d. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya. - Tujuan-tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama
untuk mencapainya yakni:
a. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
b. Murid diharapkan dapat menolong orangtuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
5
c.
Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan
terhadap lingkungannya sendiri.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses
mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik secara
pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang
bagaiamana sistem pendidikan di jalankan oleh lingkungan pendidikan formal.
Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat.
Antara lingkungan pendidikan yang
satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebgaia tripusat pendidikan tidak
dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara
lingkungan pendidikan
6
DAFTAR
PUSTAKA
Tirtarahardja Umar, Sulo
La, 2008, Pengantar Pendidikan,
Clarashinta92.wordpress.com, 2013 ,Lingkungan
Pendidikan,
__________ http://mazanggit.wordpress.com
7
Komentar